tag:blogger.com,1999:blog-46132549519583850062024-03-14T20:38:29.576+07:00Mitra InspiraTip Seputar Dunia KerjaUnknownnoreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-69066637566190026252010-01-23T06:31:00.000+07:002010-03-25T22:28:42.783+07:00TUHAN MENGABULKAN PRASANGKA HAMBANYABy Irawan HR
Alkisah, seorrang penggembara mendekati sebuah kota yang asing baginya. Dalam perjalanan mendekati kota itu sang pengembara bertanya pada orang yang dia jumpai di jalan seraya menanyakan bagaimana keamanan di kota yang akan dia kunjungi. Dia mendapat jawaban bahwa keamanan di kota itu sangat rawan, penuh dengan kejahatan. Setelah mendapat jawaban itu sang penggembara melanjutkan perjalanan menuju kota itu dengan penuh kekuatiran. Dan benar rupanya kekuatiran itu menjadi kenyataan, akhirnya dia mengalami berbagai masalah keamanan di kota itu.
<span style="color:#ff0000;"><a name='more'></a></span>
<div class="fullpost">Seorang pengembara lain sedang menuju kota yang sama dan bertanya pada orang yang kebetulan di jumpainya. Dia mendapat jawaban bahwa kota itu sangat aman, peduduknya baik dan suka menolong. Setelah pengembara tersebut memasuki kota itu ternyata yang di dengarnya mamang benar. Dia mendapatkan banyak kemudahan dan bantuan dari penduduk kota yang baik itu.
Membaca cerita diatas apa yang Anda pikirkan? Mungkin Anda berfikir “Ah itu kan hanya cerita karangan saja” , “ Mana mungkin sebuah kota dengan 2 kondisi yang berbeda” , dan pikiran-pikiran kritis lainnya.
Oke Lah Kalo Beg Beg Begitu ….. Saya akan jelaskan mengapa saya menceritakan hal ini kepada Anda.
Menurut saya cerita itu sangat mendekati realitas dalam hidup kita sehari-hari dan sangat mungkin dialami siapa saja. Umpama Anda akan datang ke Jakarta dan “berfikir” Jakarta adalah tempat yang kejam, penuh pencopet dan penjahat maka tiba-tiba Anda akan “dibawa” pada kondisi tersebut. Demikian sebaliknya.
Mungkin Anda akan langsung ber komentar “ Lha kalau begitu saya tinggal “berfikir” yang baik-baik saja nanti saya akan mengalami nasib baik, gampang dong!”
Anda betul tapi kurang lengkap, maksud saya Anda harus “berfikir” yang baik-baik saja (berfikir positif) tapi Anda harus juga “merasa” positif untuk bisa mendapatkan hal-hal yang baik itu. Pertanyaan selanjutnya adalah apa bedanya ”berfikir positif” dan “merasa positif”? Untuk mudahnya, berfikir positif bisa dijelaskan “pikiran yang muncul adalah pikiran yang positif” sedangkan “merasa positif” adalah “perasaan senang, tenang, nyaman dan bahagianyang kita rasakan dalam hati kita”. Anda mungkin sudah membaca artikel tentang “Hidup ini bagaikan makan di restoran 1 & 2”. Disitu saya jelaskan bahwa manusia berfikir dan merasakan perasaan lebih dari 60.000 kali sehari dan sebagian besar adalah negatif. Itulah yang saya maksud.
Jadi kalo Anda berhasil mengendalikan pikiran dan perasaan Anda kearah yang positif maka Anda akan “dibawa” kepada kemudahan hidup.
“Dibawa”? dibawa oleh siapa? Silahkan simak artikel saya selanjutnya.
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-61558072797982337752009-05-28T21:01:00.000+07:002010-03-25T22:36:32.031+07:00Hidup ini Bagaikan Makan di Restoran (bagian 2)Hidup ini Bagaikan Makan di Restoran (bagian 2)
Setiap hari kita ”memesan hidup” dengan ucapan, pikiran dan self talk seperti :
Terima kasih Tuhan saya masih bisa bangun pagi ...
Masih banyak orang yang peduli di negeri ini ...
Pengendara motor / mobil itu mungkin sedang tergesa-gesa karena istrinya mau melahirkan ...
<a name='more'></a>
Orang itu dikirim Tuhan untuk mendidik agar saya lebih baik ...
Semakin saya didholimin semakin didengarlah do’a-do’a saya ...
Seberat apapun tugas, saya akan berusaha semaksimal mungkin ...
Lagi krisis nih, pasti banyak peluang yang bisa digarap ...
Walau capek terasa, Terima kasih Tuhan saya masih bisa bekerja ...
Negeri ini makin baik, buktinya KPK banyak nangkep koruptor ...
Yang penting saya membuang sampah pada tempatnya ...
dll
atau kita ”memesan hidup” dengan Citra Diri seperti :
Meskipun pernah gagal, Saya masih bisa sukses ...
Saya cukup berharga ...
Saya punya banyak waktu untuk belajar …
Dia bisa, Saya juga bisa ...
Saya sih PD aja ...
s/d
55.000 pikiran lainnya
Maka pesanan yang akan datang dalam hidup kita mungkin adalah :
Rasa syukur, semangat, tenang, memaafkan, tersenyum, tegar, indah, jernih, maksimal, tangguh, optimis, ikhlas, pasrah, damai, lega, lapang, nyaman, bahagia, dll
Dan kejadian-kejadian yang akan menghampiri Anda berangsur-angsur akan semakin baik karena Anda telah ”memesannya”
Yang pasti kita tidak sepenuhnya di kiri (negatif) atau di kanan (positif), kita sendiri yang tahu posisi kita ada dimana...
Yang penting adalah seberapa besar usaha kita untuk menggeser dari ”cara memesan kiri” ke ”cara memesan kanan”
SO ...Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-49891875609432026682009-05-28T20:50:00.000+07:002010-03-25T22:38:26.847+07:00Hidup ini bagaikan makan di Restoran (bagian 1)<span style="font-weight: bold;">Hidup ini bagaikan makan di Restoran (bukan sebuah puisi)</span>
Bila kita datang ke restoran maka kita akan memesan makanan, menuggu dan akhirnya pesanan kita akan datang untuk kita santap
Apa yang kita santap sekarang adalah hasil dari pesanan kita sebelumnya
Dalam hidup, apa yang kita alami sekarang adalah hasil dari ”pesanan” yang kita buat kemarin, minggu lalu, bulan lalu atau tahun lalu
Bagaimana cara kita memesan ? apa yang menyebabkan cepat atau tidaknya pesanan itu datang ? mengapa ”menurut kita” pesanan sering tidak sesuai ”keinginan” kita ?
<a name='more'></a>
Setiap hari kita melakukan ”pemesanan” baik sadar maupun tidak sadar lewat UCAPAN, PIKIRAN, KATA HATI (SELF TALK) dan CITRA DIRI
”Pesanan” itu akan datang kepada kita nanti, besok, minggu depan, bulan depan atau mungkin beberapa tahun lagi
Riset menyebutkan manusia memiliki 60.000 pikiran setiap hari. Bisa dibayangkan betapa sulit dan mustahilnya membuat semua pikiran itu positif.
(buku : Quantum Ikhlas, hal. 97, Erbe Sentanu)
Deepak Chopra dalam salah satu bukunya mengatakan setiap hari kita berbicara 55.000 – 65.000 kali dengan diri kita sendiri.
(buku : The Secret of Mindset, hal. 80, Adi W. Gunawan)
“Pesanan” kita bisa berupa pesanan yang baik atau buruk, positif atau negatif, tergantung dari Ucapan, pikiran, self talk dan citra diri kita saat memesan.
”Pesanan” kita bisa cepat datang atau lambat datang, tergantung dari Emosi (positf atau negatif) yang menyertainya saat kita memesan.
INTROSPEKSI DIRI
Setiap hari kita ”memesan hidup” dengan ucapan, pikiran dan self talk seperti :
Aduh .... masih ngantuk nih, capek banget ...
Waduh serem ya ... ada demo dimana-mana ...
Pengendara motor / mobil itu gak tahu aturan kali ya ....
Orang itu ngeselin banget sih
Aku merasa di dholimin nih ...
Pasti saya tidak bisa deh menyelesaikan tugas ini ...
Lagi krisis nih, pasti apa-apa mahal dan susah deh ...
Setelah seharian bekerja, rasanya capek banget nih ...
Negeri ini sudah rusak ya, dimana-mana ada korupsi ...
Orang itu memang tidak tahu diri, buang sampah sembarangan ...
Sok tahu amat sih orang yang nulis ini ...
dll ...
atau kita ”memesan hidup” dengan Citra Diri seperti :
Saya orang yang gagal
Saya orang susah
Saya sulit berhasil
Saya sudah mentok
Saya kurang PD
Saya sulit berkembang
Ilmu saya hanya segini
Saya terlalu tua
s/d
55.000 pikiran lainnya ( waow ... banyak ya ...)
Maka pesanan yang akan datang dalam hidup kita mungkin adalah :
Rasa capek, stress, takut, kesal, marah, sedih, tidak mampu, pesimis, jengkel, kuatir, kecewa, rasa bersalah, mengeluh, tidak puas, sempit, kekurangan, dll ()
Dan kejadian-kejadian itu akan terus berulang dan berulang datang kepada Anda karena Anda telah ”memesannya”
ATAUKAH ....... (bersambung)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-68954560016643783042009-04-03T20:32:00.000+07:002010-03-25T22:47:39.554+07:003 Kesalahan Saat Menjawab Pertanyaan Mengenai Kelebihan dan Kekurangan Diri<span style="font-size:small;"></span><span style="font-size:small;"><o:smarttagtype name="State" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype downloadurl="http://www.5iantlavalamp.com/" name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype></span><style>><!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; so-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->></style>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbjzecydk7nQ3-9BHNSXJ5SYbLUBDrGuyGu91vDU6A0wVH3uSxWOt3Nco71LHrnwUzaQLCYQeVlEUHt6slT5YV2IPdD3AXyYWmR7_UFgFqPycWiMDruZ3GwrLQXN3JTM_qKakmkTm00gk5/s1600-h/broken+plate.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbjzecydk7nQ3-9BHNSXJ5SYbLUBDrGuyGu91vDU6A0wVH3uSxWOt3Nco71LHrnwUzaQLCYQeVlEUHt6slT5YV2IPdD3AXyYWmR7_UFgFqPycWiMDruZ3GwrLQXN3JTM_qKakmkTm00gk5/s320/broken+plate.jpg" border="0" /></a><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Kelebihan dan kekurangan diri (<i>strength and weak points</i>) adalah salah satu pertanyaan yang cukup sering ditanyakan saat wawancara kerja maupun wawancara berbasis perilaku. Beberapa jawaban di bawah ini membuat saya <i>malees banget</i> mendengarnya. <i>Please don’t try to do this at interview session</i> :<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p>
</o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Saya tidak tahu apa kelebihan dan kekurangan diri saya. Yang bisa menilai <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state> orang lain.
</span></i></span>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p><a name='more'></a>
</o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Please deh</span><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >, kalau anda sendiri saja nggak mengetahuinya, bagaimana orang lain bisa? Bukankah pada sebagian besar waktu kita bersama orang lain selalu mengenakan berbagai topeng? Coba duduk sebentar dan renungkan, apa pekerjaan paling baik yang bisa anda lakukan? Apa sifat-sifat yang pernah membuat anda mampu mengatasi kesulitan atau keadaan yang paling tidak menyenangkan? Hal-hal apa yang pernah dipuji oleh orang lain dari anda? Setelah itu renungkan juga, sifat-sifat apa yang selama ini ingiiin sekali anda hindari namun hal itu masih sulit dicapai? Sifat apa yang membuat anda pernah gagal menyelesaikan suatu tugas? Sifat apa yang masih ingin anda kembangkan atau anda miliki dalam diri anda ? <o:p></o:p></span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p></o:p></span></span></span><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p>
</o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Tahu apa kelebihannya tapi tidak memiliki bukti-bukti untuk mendukung pernyataan tersebut.<o:p></o:p></span></i></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p>
</o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Apapun yang anda nyatakan dalam interview, anda harus mempunyai bukti, evidence, sampel kejadian, contoh konkritnya. Anda bilang “saya jujur, saya seorang pekerja keras”. Adakah kejadian tertentu yang membuat anda memberi pernyataan ini?. Tanpa bukti yang kuat, jangan harap pewawancara akan percaya begitu saja mengenai kejujuran anda. “saya pekerja keras, buktinya saya masuk selalu tepat waktu, tugas-tugas saya selesai dengan baik dan pada deadline yang ditentukan, …”. Lho, semua orang memang harus begitu <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state>? Beri contoh yang lebih spesifik, seorang pekerja keras harus teruji dengan kesulitan dan kendala, jika contoh yang anda berikan hanya situasi sehari-hari saja, itu sih bukan kelebihan.</span></span></span><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p></o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p>
</o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Pilih kekurangan yang paling sederhana, paling aman dan justru saat disampaikan pada pewawancara ini akan jadi kelebihan.<o:p></o:p></span></i></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p>
</o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Saya seriiing sekali mendengar hal ini. Di berbagai situs yang memuat contoh-contoh pertanyaan dan jawaban interview ini seringkali dimuat. Anda pikir pewawancara akan menelan itu mentah-mentah. Saya sih tidak! </span></span></span><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><i>“Kekurangan saya, saya ini perfeksionis, maunya serba sempurna, terkadang ini membuat cara kerja saya …bla..bla..bla…, maunya serba detil dan teliti sebelum menyelesaikan tugas, ......”</i> </span></span></span></i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Hi..hi..hi.. nyontek dari mana nih? Jujur, beberapa tahun yang lalu saya pikir pendapat di atas adalah</span></span></span><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" > <i>good idea</i>. </span></span></span></i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Namun setelah berprofesi sebagai pewawancara, saya justru tidak mendapatkan informasi apapun tentang orang yang saya wawancarai (asessee) dengan jawaban-jawaban sejenis. Ini tentunya bertentangan dengan keinginan dari sudut asessee yang ingin menampilkan dan menjual dirinya sebaik mungkin. Kasihan kan ? Jadi saya masih mengejarnya dengan beberapa pertanyaan lanjutan, namun jika asessee masih ngotot dan memberi jawaban berputar-putar mengenai kekurangannya, ya, saya kan tidak bisa memaksa.</span></span></span><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >
<o:p></o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >
<o:p></o:p></span></span></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Sekali lagi, jawaban-jawaban mengenai kelebihan perlu didukung oleh bukti yang kuat. Selain itu, tidak ada gading yang tak retak. Apapun kekurangan anda, yang paling penting adalah : 1) Anda menyadari hal itu, 2) Anda ingin berubah, 3) Anda melakukan usaha-usaha yang konkrit untuk mengupayakan perubahan dan pengembangan diri anda ke depan, untuk menjadi pribadi yang semakin baik dan semakin baik. Saya justru salut pada asesee yang bersikap terbuka dan sudah memperlihatkan upayanya untuk terus belajar dan mengembangkan diri, apapun kekurangan dan kesulitan yang dihadapinya. Nah! Jangan takut untuk tampil tidak sempurna di hadapan pewawancara, <i>Nobody’s perfect!</i></span></span></span><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><span style="font-size:small;"><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ><o:p></o:p></span></span></span></i></span></div><span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" ></span></i></span></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-31521339933654325632009-04-01T19:58:00.000+07:002010-03-25T22:49:06.767+07:003 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Mengikuti Behavioral Event Interview<o:smarttagtype downloadurl="http://www.5iantlavalamp.com/" name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="PlaceName" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="PlaceType" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>><!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in .9in 1.0in .9in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->></style>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7AQeyHVIFaZlX9K5vZ4fcqhCcUooiCQm9q8pewuDpraJMdUmVLd6GJPYOmjKhACq6JBcpipLSjPe4EOTRDoW87rp-Dd4OuuJfp2yg9xTdwy10ILUcphpU7oIyskmbHg5-RLyCsIGip0cN/s1600-h/Interview.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7AQeyHVIFaZlX9K5vZ4fcqhCcUooiCQm9q8pewuDpraJMdUmVLd6GJPYOmjKhACq6JBcpipLSjPe4EOTRDoW87rp-Dd4OuuJfp2yg9xTdwy10ILUcphpU7oIyskmbHg5-RLyCsIGip0cN/s320/Interview.jpg" border="0" /></a><span style=";font-family:";font-size:small;" >BEI atau Behavioral Event Interview adalah salah satu <i>tools</i> yang digunakan dalam <st1:place st="on"><st1:placename st="on">Assessment</st1:placename> <st1:placetype st="on">Center</st1:placetype></st1:place>. BEI adalah wawancara yang membidik perilaku-perilaku apa yang dilakukan oleh peserta AC di masa lalu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dasarnya berpikirnya adalah <i>past experiences predict future performance</i>, sehingga kesuksesan seseorang di masa depan untuk posisi atau jabatan tertentu diprediksi dari perilaku atau tindakan yang pernah dilakukan sebelumnya. Saya tidak akan membahas dasar teori BEI karena anda dapat menemukan artikel mengenai BEI maupun sampel pertanyaan dan jawaban di banyak situs. Namun demikian ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan peserta BEI, yaitu :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a name='more'></a>
<span style=";font-family:";font-size:small;" >Peserta wawancara (saya akan sebut disini : Asesee) selalu menggunakan kata ganti “kita” dan “kami” meski sudah berkali-kali diingatkan untuk menggunakan kata “aku” atau “saya”. Penggunaan “kita-kami” membuat peranan asesee dalam sebuah kejadian atau peristiwa menjadi sangat kabur sehingga sulit menilai tindakan yang sudah dilakukannya. Tentunya ini sangat merugikan dirinya karena dapat dinilai tidak kompeten.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size:small;"><b><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Saran : </span></b></span><span style=";font-family:";font-size:small;" >Gunakan kata “saya” atau “aku”. Jangan merasa bahwa anda akan dinilai sombong. Jika menceritakan pengalaman anda bekerja dalam sebuah tim, tetap gunakan kata ganti orang pertama. Coba anda rasakan bedanya :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >“Dalam task force ini <i>kami</i> bertugas merancang Cost Reduction Program. <i>Kami</i> meeting dengan seluruh departemen dan menjelaskan apa maksud dan tujuan dari program ini. <i>Kami</i> ….”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >“Task force ini bertugas merancang Cost Reduction Program. Karena latar belakang <i>saya</i> bidang keuangan, maka <i>saya</i> membuat beberapa model instrumen keuangan dan usulan ini <i>saya</i> ajukan kepada tim. Awalnya sebagian besar anggota tim menolak, <i>saya</i> mendengarkan masukan mereka kemudian <i>saya</i> membuat beberapa penyesuaian dari instrumen tersebut, ….”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size:small;"><i><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >See the different?<o:p></o:p></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >Kesalahan kedua, asesse tidak menceritakan suatu kejadian secara spesifik. Ini syarat mutlak sebuah BEI. Tanpa hal ini, jawaban yang diberikan asesee menjadi teoritis karena ia tidak mengacu pada kejadian atau peristiwa tertentu. Pewawancara yang baik (saya sebut disini Asessor) tentunya akan mendetilkan hal ini dengan menanyakan : <i>“contoh konritnya bagaimana?” </i>atau <i>“bisa diceritakan lebih spesifik?” </i>bisa juga “kapan kejadian ini berlangsung?” dan berbagai variasi pertanyaan. Terkadang asesse segera menangkap apa yang diharapkan oleh asessor, namun bila ini terus berlangsung sepanjang interview, tentu sangat menyulitkan dalam menilai level kompetensi asesee. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size:small;"><b><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Saran : </span></b></span><span style=";font-family:";font-size:small;" >pilihlah satu kejadian secara spesifik, bukan kejadian yang reguler, lalu ceritakan apa saja tindakan anda. Lihat perbedaan dua contoh berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >“Saat berhadapan dengan pelanggan, kita harus bersikap ramah, pelanggan adalah raja, jadi kita harus menservis mereka. Beberapa kali perusahaan juga mengadakan pelatihan mengenai cara menghadapi pelanggan, sehingga ….”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >“Saya ingat betul pagi itu, ada seorang ibu yang datang dengan marah-marah, belum pernah ada orang yang memarahi saya sedemikian keras. Jengkel sebenarnya, karena saya sudah merencanakan untuk menyelesaikan tugas yang lain namun saya putuskan untuk mendahulukan pelanggan. Orang yang marah tidak perlu dilayani dengan kemarahan dan pengalaman saya, mereka suka didengarkan dan diberi waktu untuk marah. Jadi, saya persilahkan ibu tersebut duduk dengan sopan dan saya dengarkan keluhannya. Saya tidak membantahnya dan setelah ia puas mengeluarkan unek-uneknya…”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >Kesalahan berikutnya adalah, asessee ingin tampil baik (<i>faking good</i>) dengan menyatakan bahwa pekerjaannya selama ini berjalan lancar, mulus, dan ia dapat mengatasi semua kendala yang ada. Misalnya ketika ditanya apakah pernahkah bekerja sama dengan orang yang sulit : <i>“Ah, nggak, selama ini saya selalu berusaha baik dengan semua orang sehingga mereka selalu mau saya ajak bekerja sama.”</i> Atau jawaban sejenisnya. Secara kritis ini patut dipertanyakan. Suatu pekerjaan berjalan lancar dapat disebabkan oleh dua hal, pemegang jabatan yang sudah sangat kompeten atau lingkungan yang sudah sangat kondusif? Jika jawaban pertama, tentunya perlu ada serangkaian tindakan yang harus dilakukan oleh pemegang jabatan, bukan? Apa pendapat anda jika asessee sendiri tidak mampu menceritakan secara rinci apa saja yang sudah dilakukannya agar semua hal itu berjalan tanpa cacat! Jika jawaban kedua, kualitas seseorang akan teruji jika ia dapat mengatasi berbagai kendala. Semakin sulit dan kompleks sebuah kendala, maka akan semakin tinggi kredit yang diberikan jika ia berhasil mengatasinya. Kredit apa yang bisa diberikan pada asessee yang yang tidak pernah berhadapan dengan kesulitan dalam pekerjaan?<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size:small;"><b><span style=";font-family:";font-size:11pt;" >Saran :</span></b></span><span style=";font-family:";font-size:small;" > Pilih peristiwa yang ekstrim, sulit, kompleks (<i>critical incidents</i>) namun sukses dilalui. Jika peristiwa tersebut gagal mendulang sukses, cari hikmah apa yang dapat ditarik dari kejadian tersebut sebagai suatu pelajaran untuk lebih baik di kemudian hari. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style=";font-family:";font-size:small;" >Jadi, <i>pertama</i>, gunakan kata “saya” atau “aku”. <i>Kedua</i>, spesifik-spesifik-spesifik. <i>Tiga</i>, cari kejadian-kejadian yang paling kritis (<i>critical incidents</i>) yang pernah diatasi dengan gemilang. Jangan mengunakan berbagai contoh jawaban BEI yang banyak beredar. <i>Nggak keren ah</i>, gali pengalaman pribadi selama dua tahun terakhir, kalau anda tetap tidak menemukannya, yaa…wassalam deh.</span>
<span style=";font-family:";font-size:small;" ><span style="font-size:x-small;">Lihat juga artikel mengenai : <i>Jenis-jenis Tes dalam Psikotest</i> dan <i>Assessment Center</i>.</span>
</span>
<span style=";font-family:";font-size:small;" > <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-6630830108662675862009-03-30T10:39:00.000+07:002009-03-31T19:34:50.412+07:00Keajaiban Krisis<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8IbQnPylWFElKbzP0AuCCpCdBBlIT5Gp5YyP3Pep13bPAyYRAFGc3xRe-Jk4kW4s_YemSKu4fxqLNqKXQFX5F5_mzcLXtEzxIY-9UByxWA6M2uHJz70Dq3vYghaNJm85x4HjXjC_6-sad/s1600-h/Hope.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319192197489034546" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 137px; CURSOR: hand; HEIGHT: 103px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8IbQnPylWFElKbzP0AuCCpCdBBlIT5Gp5YyP3Pep13bPAyYRAFGc3xRe-Jk4kW4s_YemSKu4fxqLNqKXQFX5F5_mzcLXtEzxIY-9UByxWA6M2uHJz70Dq3vYghaNJm85x4HjXjC_6-sad/s320/Hope.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Saya seringkali takjub dengan cara Tuhan bercanda, kreativitas-Nya tidak terbatas (tentu saja!). Bahkan di saat krisis pun kekuatan canda Tuhan sungguh luar biasa. Sayangnya kita, manusia, lebih banyak memelihara buruk sangka (<em>su’uzdhon</em>) dalam menerima canda Tuhan, sulit menumbuhkan rasa ikhlas untuk melihat hikmah yang disiapkan Tuhan dibalik semua kesulitan yang tampak di depan mata kita. Menurut saya, krisis finansial yang tengah melanda dunia termasuk Indonesia juga merupakan bagian dari canda Tuhan untuk membolak-balikkan keadaan, membuka pintu-pintu rezeki bagi siapapun yang memintanya dengan demikian memberi kesempatan si miskin menjadi kaya atau si kecil menjadi besar.<span class="fullpost">
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Saya amati, rupanya krisis tidak selalu berdampak buruk, buktinya pelabuhan di Batam malah meraup untung dengan adanya krisis ini. Banyak kapal yang pesan untuk parkir di perairan Batu Ampar, Batam. Dari biasanya hanya 10 kapal per bulan, saat ini sudah ada 200 kapal yang memesan untuk parkir di perairan Batam dengan durasi 1-2 tahun. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Komersil, Kantor Pelabuhan Batam, Heri Kafianto. Menurutnya, harga minyak mentah dunia yang turun membuat para pemilik kapal lebih memilih menunggu.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Di bidang software juga terjadi efek yang tak kalah menariknya, krisis telah membuat banyak perusahaan lebih melirik teknologi dan software untuk membantu menyelesaikan pekerjaan skala besar namun dengan kebutuhan SDM yang relatif lebih sedikit. Para pelaku ICT (<em>Information and Communication</em>) lokal, mendapat ‘’limpahan rezeki’’ dari perusahaan luar negeri karena pelaku ICT di Indonesia tergolong disegani oleh pelaku ICT global, terutama untuk kawasan Asia. Demikian dituturkan Direktur Suteki IT Sulutions, Devid Hardi. Selain kualitas kerja yang dapat diandalkan, biayanya tergolong lebih kompetitif dibandingkan tenaga ICT global. Tidak hanya itu, di bidang perhotelan, ada indikasi penurunan pengunjung di hotel berbintang ke hotel bujet akibat krisis ini. Bahkan tukang reparasi sofa pun dapat mengais rezeki krisis karena ibu-ibu rumah tangga lebih memilih memperbaiki sofa yang sudah ada alih-alih membeli baru.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Pengalaman saya sendiri, krisis-krisis yang harus dilalui telah membuka beberapa peluang yang sungguh telah mengubah masa depan saya. Saat ini pun yang terjadi demikian, beberapa waktu yang lalu saya berbincang dengan karyawan sebuah perusahaan nasional mengenai program <em>cost reduction</em> yang saat ini menjadi perhatian utama pihak manajemennya, dimana semua bujet harus perhitungkan dengan matang, kalau perlu diturunkan seminimal mungkin. Mereka mencari alternatif vendor-vendor baru dengan harga yang lebih kompetitif. Ting! ini peluang buat saya. Tak berapa lama saya pun diminta membuat proposal assessment center oleh sebuah perusahaan yang punya nama besar. Tuh, percaya kan sama saya kalau krisis itu sebuah keajaiban? </span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">
</div></span></span><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">
<span style="font-size:85%;">Sumber berita :
Detik Finance, Krisis Global Bawa Rezeki Bagi Pelabuhan di Batam, Rabu, 26/11/2008 16:07 WIB
Republika Online, Krisis Membawa Berkah, Kamis, 18 Desember 2008 pukul 14:10:00
Kontan Online, Rezeki Hotel Bujet Dapat Limpahan Hotel Berbintang, Rabu, 26/11/2008 16:07 WIB
</span>
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-57957154779826303132009-03-29T10:28:00.000+07:002009-04-06T01:20:19.985+07:00Leaderless Group Discussion (LGD)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj04yQZKe0Uy01neMHeWfic1MnZt7Ix7ESJXrwki89EvsLlRj-_vEzJEWRe5DuAPvtQJtO9RUtnf9cyQBOKqiFVOwY2P-krVh2cqjZUDHVwN1pQho4c2Y77nRkpyVImJAM9x6kAmzvqsKNu/s1600-h/small+group.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319190687747573666" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj04yQZKe0Uy01neMHeWfic1MnZt7Ix7ESJXrwki89EvsLlRj-_vEzJEWRe5DuAPvtQJtO9RUtnf9cyQBOKqiFVOwY2P-krVh2cqjZUDHVwN1pQho4c2Y77nRkpyVImJAM9x6kAmzvqsKNu/s320/small+group.jpg" style="float: left; height: 92px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 150px;" /></a> <br />
<div align="justify" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Salah satu tools yang seringkali digunakan dalam assessment center adalah <i>Leaderless Group Discussion</i> (LGD). Ini adalah sebuah diskusi dalam kelompok kecil (5-7 orang) dengan materi yang telah ditentukan. Seperti namanya, dalam diskusi ini tidak diperkenankan mengangkap pimpinan kelompok secara formal (leaderless), sehingga semua anggota kelompok dapat duduk sejajar serta memiliki hak dan kewajiban yang sama.</span></div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div align="justify" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> Dalam LGD, keterampilan berinteraksi dalam kelompok yang ditampilkan oleh peserta dapat diamati cukup mendalam karena permasalahan yang dipilih erat kaitannya dengan kondisi sehari-hari yang mungkin dikerjakan oleh seseorang yang menduduki posisi manager/supervisor. Akan tampak kemampuan seseorang dalam menganalisa permasalahan, mengambil keputusan, efektivitas komunikasi, dan kemampuan dalam meyakinkan orang lain serta mempresentasikan ide-idenya dengan cara yang terbuka dan bersahabat. Dapat dikatakan bahwa LGD merupakan metode yang cukup ampuh guna memilah peserta yang memiliki hasrat mengatur dengan peserta yang memimpin, peserta yang punya keinginan menampilkan ide-idenya semata dengan yang peserta yang terbuka terhadap ide-ide orang lain. </span></div><br />
<div align="justify" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Seorang leader yang efektif idealnya mampu mempengaruhi orang lain dengan jalan membangun komitmen serta meningkatkan kohesivitas dalam kelompok. Jadi sebaiknya peserta pun dapat menampilkan kepercayaan diri dalam memberi inspirasi orang lain, persuasif dan memiliki kemampuan mendorong anggota kelompok (terutama yang pasif) untuk berani menampilkan idenya, asertif tanpa bersikap menjatuhkan orang lain serta efektif dalam mengatasi situasi perbedaan pendapat dalam kelompoknya. </span></div><br />
<div align="justify" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Biasanya, peserta yang pasif berbanding lurus dengan rendahnya level kompetensi. Namun demikian, beberapa kali saya jumpai, peserta yang “tidak bunyi” selama LGD berlangsung pada saat interview dapat menampilkan bukti-bukti yang cukup spesifik mengenai kelayakan performa kerjanya selama ini. Orang-orang semacam ini biasanya tipe orang yang membutuhkan adaptasi yang cukup lama bila berhadapan dengan orang-orang atau situasi yang baru sehingga kurang mampu menampilkan dirinya saat LGD. Tipe orang yang melakukan pendekatan secara personal, low profile dan butuh waktu panjang untuk mengambil keputusan. Orang-orang semacam ini cenderung kurang taktis dan kurang mampu tampil meyakinkan di hadapan top manajemen sehingga seringkali terlewatkan atau tenggelam oleh dominansi rekan-rekannya yang lebih “meriah”. Nah, alangkah lebih baiknya jika performa kerja yang diperoleh dibarengi dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, karena mau tidak mau seseorang itu pertama kali dikenali melalui kemampuannya dalam berkomunikasi. Jika tidak bisa menjualnya, siapa yang akan tahu prestasi kita? </span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Lihat juga artikel saya tentang : <i>Jenis-Jenis Tes dalam Psikotest</i> dan <i>Assessment Center.</i> </span></div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-26833462217692243202009-03-22T15:03:00.000+07:002009-03-24T15:18:39.808+07:00Passion : Episode 3 - Kemana Setelah Lulus SMU?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsaqpZw2NwnHwjJR1jgb_jruqVa31i_KHSIsEY9C-uTqkZQP_GcnZm_SxHTyzNOiG3erN_fF7KFJ3UnOkKbbAAJWEOSl88XbPpw_mAUJKshZ_izq8LyvOTetN0txXM6mYNUMj3NDaqxvON/s1600-h/Wisuda.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316662670316133266" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 92px; CURSOR: hand; HEIGHT: 129px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsaqpZw2NwnHwjJR1jgb_jruqVa31i_KHSIsEY9C-uTqkZQP_GcnZm_SxHTyzNOiG3erN_fF7KFJ3UnOkKbbAAJWEOSl88XbPpw_mAUJKshZ_izq8LyvOTetN0txXM6mYNUMj3NDaqxvON/s320/Wisuda.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat pertanyaan melalui imel bagaimana cara membekali siswa lulusan SMU yang tidak berminat melanjutkan kuliah, dengan alasan apapun. Jika anda memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah selepas SMU, pertama-tama yang akan saya ucapkan adalah : Selamat ! Tahukah anda bahwa orang-orang terkaya di muka bumi ini memutuskan untuk langsung mengejar cita-citanya alih-alih melanjutkan kuliah alias dropout? Sebut saja Bill Gates & Paul Allen (Microsoft), Michael Dell (Dell Computer), dan Purdi E. Chandra (Primagama). Sementara itu deretan pengusaha Indonesia seperti Bob Sadino (Kem Chiks), Anne Avantie (Kebaya), dan Edward (Edward Forrer) hanya lulusan SMA. Bahkan Sukyatno Nugroho (Es Teler 77) dropout SMA kelas 1.</span><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">
</span></span></div><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><div align="justify"> </div><div align="justify">
Oke, kalau anda berpikir saya mengambil contoh yang kurang membumi, saya kutipkan cerita yang sangat bagus dari salah satu buku Adi W. Gunawan yang berjudul Kesalahan Fatal Dalam Mengejar Impian :
</div><div align="justify">
<em>Kawan saya, Ariesandi Setyono, lima tahun yang lalu pernah membantu seorang anak SMA, sebut saja Agus, untuk menemukan bidang keunggulannya. Agus berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya terkena stroke dan ibunya bekerja serabutan untuk menghidupi keluarganya. Agus anak laki paling besar yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarga.
</em></div><em><div align="justify">
Saat Aries bertanya.”Apa hobi atau kegiatan yang sangat suka kamu lakukan?” Agus menjawab cepat, ”Saya sangat suka merangkai bunga.”
‘Oke, kalau begitu, karena orangtuamu tidak akan mampu membiayai kamu kuliah, sebaiknya kamu belajar di florist dan mendalami hobimu untuk dijadikan sumber uang,” jelas Aries.
</div><div align="justify">
Agus benar-benar menjalankan apa yang Aries sarankan. Agus tidak kuliah, dan begitu tamat SMA- dengan meminjam uang dari ibunya- langsung belajar merangkai bunga di seorang florist terkenal di Surabaya. Hasilnya, pada usia 23 tahun, ia berhasil membeli satu unit ruko di lokasi yang strategis seharga 650 juta tunai. Ia juga mampu membeli mobil baru seharga lebih dari Rp. 100 juta secara tunai. Yang paling penting adalah ia mampu menjadi tulang punggung keluarganya dalam hal finansial.
</div><div align="justify">
Anda pasti bertanya bagaimana Agus bisa begitu berhasil? Ternyata dari hobinya merangkai bunga, Agus kemudian “melarikan” kecakapannya ini ke bidang wedding decoration. Hebatnya lagi, Agus membidik segmen pasar kelas atas, yaitu hanya menerima dekor pengantin di hotel bintang lima. Apa yang Agus lakukan pasti akan sangat maksimal karena usahanya dilakukan sejalan dengan bidang keunggulannya. Kabar terkahir yang kami dengar tentang Agus, jadwalnya untuk setahun sudah penuh. Ck..ck..ck.. luar biasa anak muda ini.
</em>
</div><div align="justify">
</div><div align="justify">Betapa dahsyatnya hasil yang diperoleh jika seseorang bekerja sesuai dengan <em>passion</em>-nya plus sikap konsisten dan pantang menyerah. Namun demikian, tidak semua orang beruntung dapat mengetahui apa <em>passion</em>-nya. Nah, untuk mengetahui bidang keunggulan yang sejalan dengan potensi diri kita, ada resep jitu yang dimuat di buku yang sama, saya kutipkan disini : </div><div align="justify"></div><div align="justify">
1. Kita menyukai pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
2. Kita mau melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut meski tidak dibayar. </div><div align="justify">
3. Kita merasakan mudah melakukannya, sedangkan orang lain merasa sulit. </div><div align="justify">
4. Semakin sering kita melakukannya, semakin baik kita di bidang ini. </div><div align="justify">
5. Kita sering dipuji orang karena melakukannya (pekerjaan ini mampu kita lakukan dengan baik). </div><div align="justify">
6. Kita selalu bersemangat saat membicarakan pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
7. Kita selalu bersemangat dan memiliki energi yang besar saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
8. Kita sering lupa waktu saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
9. Kita merasa puas ketika melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
10. Kita merasa bangga saat melakukan pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
11. Kita mudah mempengaruhi orang dalam bidang pekerjaan/aktivitas tersebut. </div><div align="justify">
</div><div align="justify">Alangkah lebih baiknya jika semenjak SMU, siswa-siswa sudah dibekali dan dibantu oleh guru-gurunya bagaimana cara menemukan bidang keunggulannya, sehingga jurusan yang dipilih benar-benar fokus dan bertujuan memupuk segenap potensi yang ada padanya. Tidak ada lagi arogansi jurusan, tidak ada lagi ikut-ikutan teman, tidak ada lagi keterpaksaan karena mengikuti keinginan orang tua dan segenap pribadi terus didorong untuk menemukan talenta dan kegairahan dalam membangun masa depannya.
</div><div align="justify">
<span style="font-size:85%;">Sumber : Kesalahan Fatal Dalam Mengejar Impian, Adi W. Gunawan, Gramedia, 2006</span>
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-6095209065691571482009-03-21T06:14:00.000+07:002009-03-24T10:18:40.714+07:00Profesi yang Dibatasi Gravitasi<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif4Qsfst-QitUsZ-BjiOBE1BzDoLRJ8d10-S7YyvvvHa4jsBD5nP3pmCkQbfXG1LtmUrMPKvnIXEcwNrOQVnsNueEGHJcCw3ltNoY1jqFEtt_3HF-aFXjqebhyYSfsqGJjGc5xpTk31raU/s1600-h/Gravity.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316528496351007106" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 87px; CURSOR: hand; HEIGHT: 130px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif4Qsfst-QitUsZ-BjiOBE1BzDoLRJ8d10-S7YyvvvHa4jsBD5nP3pmCkQbfXG1LtmUrMPKvnIXEcwNrOQVnsNueEGHJcCw3ltNoY1jqFEtt_3HF-aFXjqebhyYSfsqGJjGc5xpTk31raU/s320/Gravity.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Empat tahun yang lalu ketika memutuskan berkarier sebagai <em>independent consultant</em>, saya pikir saya akan memiliki kebebasan dalam bekerja. Bebas memilih pekerjaan dan klien dengan penghasilan lebih tinggi dengan jam kerja yang lebih fleksibel. Saya bayangkan, bekerja selama dua minggu (tidak harus selalu berada di kantor, bahkan bisa saya kerjakan dari rumah!) dengan nominal yang setara dengan pekerjaan satu bulan. Dua minggu selebihnya saya bisa menghabiskan waktu bermain bersama anak saya atau melakukan hal-hal lain yang saya senangi, atau memilih tetap bekerja yang artinya bisa mendapatkan penghasilan dua kali lipat.<span class="fullpost">
</div></span></span><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><div align="justify">
Ide yang masuk akal. Pada saat itu. Namun setelah menjalaninya selama 3 tahun ternyata kenaikan penghasilan 2-3 kali lipat dari sebelumnya sama sekali tidak bisa mengejar laju inflasi dan segala tetek bengek yang menyertai kenaikan harga BBM di Indonesia tercinta ini. Hiks.. Snif.. Secepat apapun saya membuat laporan, berapapun tingginya <em>fee</em> yang didapat, saya dibatasi oleh waktu 24 jam/hari – 7 hari/minggu. Ada batas jumlah assesse atau klien yang dapat saya tangani dalam kurun waktu tertentu.
</div><div align="justify">
Profesi saya, atau profesi sebagai dokter gigi, konsultan, tukang pijat profesional, ada batas dalam hal jumlah pasien atau klien yang dapat ditangani dalam rentang waktu tertentu. Kerjanya sesuai dengan jam layanan dan kehadirannya sangat diperlukan agar suatu jasa dapat diberikan. Jika sebuah restoran tentu dibatasi oleh ruangan dan jumlah kursi (kecuali restoran <em>franchise</em> yang dapat diduplikasi). Profesi-profesi semacam ini, tak peduli setinggi apapun bayarannya, dalam buku <em>The Black Swan</em>, disebut penghasilan yang tunduk pada gravitasi. Pendapatannya bergantung pada upaya yang terus menerus daripada kualitas pengambilan keputusan. Selain itu dapat diramalkan : ada variasi, namun tidak sampai membuat penghasilan pada suatu hari lebih menonjol dibanding penghasilan pada hari-hari yang lain.
</div><div align="justify">
Untuk mengatasinya, keadaan ini harus diubah dari seorang <em>labor person</em> menjadi <em>idea person</em>. Seorang <em>idea person</em> tidak harus bekerja keras, cukup berpikir dengan serius. Anda menjalankan kerja yang sama, entah memproduksi seratus unit atau seribu unit. Misalnya pekerjaan pialang saham. Pekerjaan ini memungkinkan seseorang mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat dalam satu hari namun juga memungkinkannya mengalami kerugian hanya dalam hitungan detik. Sifat yang sama berlaku untuk profesi penulis, pemain film atau artis rekaman. JK Rowling tidak harus menulis buku setiap kali ada orang yang ingin membaca karyanya karena bukunya sudah dicetak jutaan copy. Titi DJ tidak perlu hadir setiap kali lagunya dimainkan, cukup membiarkan <em>sound engineer</em> atau anda sendiri yang memutarkan cd-nya. Namun demikian, profesi seperti penulis, penyanyi, pemain film dan sejenisnya mensyaratkan orang-orang yang terbaik dan serius di bidangnya untuk dapat membukukan kesuksesan dan melipat gandakan angka nol pada pendapatannya.
</div><div align="justify">
Lalu, mana profesi yang lebih aman dan menguntungkan? Ada orang yang lebih suka menjadi pialang, <em>risky</em> namun potensi keuntungan juga lebih besar. Sementara sebagian lagi lebih suka profesi yang aman namun menjanjikan meski menyadari tidak akan menemui lonjakan penghasilan yang besar dalam pekerjaannya. Tidak ada yang salah pada profesi-profesi di atas, pada akhirnya saya berpikir bahwa itu semua harus dikembalikan kepada kebutuhan pribadi masing-masing. Kata <em>Chef Gusteau, your only limit is your soul</em>.
</div><div align="justify">
<span style="font-size:78%;">Sebagian sumber tulisan diambil dari buku The Black Swan, Nassim Nicholas Taleb, Gramedia, 2009.</span> </span></div></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-60419973748344215522009-03-14T15:13:00.000+07:002009-03-24T08:38:37.486+07:00Krisis = Peluang<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6FuRtY1JmGY5Ub_fprjCroERWM2_4tw5ydrFOv4ijGkgNwvnVPBOBX6nFgBnEfo94NIHx8ufUitpFq36g0c8Wb_7RnnDjUXJQ3LjC89hxk6n4H-1TRtqHFEypzxXs-X_ek2LWjQEgxH6/s1600-h/Opportunity.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314809800143640706" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 88px; CURSOR: hand; HEIGHT: 129px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG6FuRtY1JmGY5Ub_fprjCroERWM2_4tw5ydrFOv4ijGkgNwvnVPBOBX6nFgBnEfo94NIHx8ufUitpFq36g0c8Wb_7RnnDjUXJQ3LjC89hxk6n4H-1TRtqHFEypzxXs-X_ek2LWjQEgxH6/s320/Opportunity.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Krisis Finansial di Amerika pada sepertiga akhir 2008 diramalkan akan terasa dampaknya di Indonesia pada pertengahan 2009. Namun tampaknya di awal tahun pun keadaan sudah mulai memanas. Beberapa perusahaan saya ketahui sudah mengurangi produksinya, order pertengahan tahun sudah dikerjakan bulan Maret, pekerjaan selebihnya masih gelap. Divisi yang dinilai kurang profit ditutup, dan ada yang sudah mengurangi jam kerja menjadi empat hari seminggu. <span class="fullpost">
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Keadaan ini akan mempengaruhi jumlah penerimaan karyawan baru di sejumlah perusahaan, bahkan beberapa lembaga rekrutmen mengeluhkan sepinya order untuk seleksi penerimaan pegawai. Bagi pencari kerja tentunya ini berita buruk mengingat jumlah angkatan kerja baru di Indonesia terus bertambah beberapa ribu setiap tahunnya.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Saya teringat hantaman krisis moneter lebih dari 10 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1997. Waktu itu banyak bank tutup, PHK massal disusul dengan gelombang reformasi. Sebagai <em>fresh graduate</em> saya sangat gelisah. Mau cari kerja dimana? Yang sudah pengalaman saja di PHK, apalagi saya yang baru lulus? Berbulan-bulan saya menunggu panggilan kerja, berpuluh surat lamaran saya kirimkan namun hasilnya nihil.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Sambil menunggu tawaran pekerjaan yang lebih baik, saya bekerja <em>part time</em> di sebuah perusahaan riset pasar. Pekerjaannya nongkrong di mall atau keliling di area yang telah ditentukan untuk melakukan survey dan mewawancarai pengguna produk tertentu. Melelahkan dan membosankan, dan setelah mengerjakan beberapa proyek semangat saya merosot sampai ke titik nol. Rasanya nelangsa sudah capek-capek kuliah di fakultas yang top di perguruan tinggi bergengsi hasilnya hanya keliling-keliling menawarkan tester obat nyamuk semprot untuk dicoba oleh para ibu rumah tangga. Ooh..
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Yang namanya orang cemas, pikiran bisa melantur kemana-mana. Saya membayangkan apa jadinya saya 10, 15, 20 tahun lagi? Kapan saya akan mampu mandiri, dan tidak bergantung terus pada orang tua? Koq rasanya hidup begitu tidak adil, bla..bla.. maka saya pun sibuk berkeluh kesah dari atas Metro Mini yang akan membawa saya pulang di sebuah siang yang panas. Tiba-tiba dari kejauhan mata saya terpaku pada seekor kucing yang tengah lari sambil menggondol sepotong paha ayam yang entah disikatnya dari mana. Hati saya tersentak, malu pada Allah. Kucing saja bisa <em>survive.</em> Kucing saja dipelihara dan dijaga oleh Allah, apalagi saya?
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Sejak saat itu saya upayakan menjaga pikiran dan perasaan untuk tetap positif, dan terus menerus mensyukuri segala kesempatan, pengalaman, kesulitan, keberkahan yang Allah berikan, juga di saat krisis semacam ini. Kata krisis sendiri dalam aksara China diambil dari dua kata yaitu wei xien (bahaya) dan ji hui (peluang). Alih-alih melihat krisis sebagai suatu ancaman, lebih baik meningkatkan kepekaan kita mengamati perubahan yang tengah berlangsung, bisa jadi akan muncul peluang-peluang baru yang dapat memberikan sumber-sumber penghasilan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Tidak ada yang sehebat manusia dalam berkelit di masa-masa sulit. Meminjam istilah Remy, <em>little chef </em>di Ratatouille, <em>humans, they don’t just survive, they discover, they create.</em> Jadi, ini saatnya kita membuktikan keunggulan ras manusia dan mendapatkan keuntungan dari berbagai ketidak pastian yang ada di sekeliling kita.
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-37177112474977143942009-03-12T14:59:00.000+07:002009-04-06T01:13:38.786+07:00Assessment Center<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFB1yeGZ2q8DggAuhE7EkqLWY4yucWzy6DnkcVL1vWWCVzH0-NwOgc7FL8vGzvIi6lXkX_VD03SE9f02SV-3OFlfv2o8wy14a6NtKO4ZVZcsjODECY8znpGHdbix8-bqUhzH8rOHWickeq/s1600-h/AssCent-LGD.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5314806246126051986" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFB1yeGZ2q8DggAuhE7EkqLWY4yucWzy6DnkcVL1vWWCVzH0-NwOgc7FL8vGzvIi6lXkX_VD03SE9f02SV-3OFlfv2o8wy14a6NtKO4ZVZcsjODECY8znpGHdbix8-bqUhzH8rOHWickeq/s320/AssCent-LGD.jpg" style="float: left; height: 96px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 129px;" /></a> <br />
<div><div align="justify"><span style="font-family: trebuchet ms;">Banyak perusahaan saat ini menggunakan metode assessment center untuk menyeleksi kandidat pegawai yang memiliki level kompetensi tertentu pada suatu target jabatan yang spesifik. Metode ini lebih teranyar serta didasari oleh penilaian perilaku yang sudah distandardisir sehingga bukti-bukti empirisnya lebih dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu ciri assessment center adalah <i>multi method</i> dan <i>multi rater</i>. Artinya seorang partisipan dievaluasi dengan menggunakan beberapa metode yang berbeda oleh assessor yang berbeda-beda pula. Semua ini dalam rangka meningkatkan validitas dan obyektivitas hasil penilaian yang diperoleh. </span></div><span style="font-family: trebuchet ms;"></span><br />
<div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify"><span style="font-family: trebuchet ms;">Awalnya partisipan akan dilibatkan untuk menyelesaikan serangkaian tugas-tugas yang mensimulasikan suatu jabatan tertentu. Kombinasi dari tugas-tugas tersebut bisa sangat bervariasi mulai dari <i>in basket exercise</i>, <i>leaderless group discussion</i> (LGD), <i>role play</i>, presentasi, <i>interview</i>. Teorinya, untuk memprediksi performa dari jabatan yang akan ditarget adalah dengan cara melihat atau mengobservasi bagaimana partisipan menghadapi dan menyelesaikan contoh tugas-tugas yang dibuat sedemikian serupa dengan jabatan tersebut. Dari sini dapat disimpulkan sejauh mana penguasaan partisipan akan kompetensi-kompetensi yang menjadi persyaratan jabatan. Sementara tes psikologis seringkali digunakan sebagai data tambahan guna memahami segenap potensi dan kepribadian partisipan. </span></div><div align="justify"></div><div align="justify"></div><div align="justify"><span style="font-family: trebuchet ms;">Semua tugas-tugas yang disajikan dalam assessment center telah dengan hati-hati dipilih agar dapat menampilkan perilaku yang mewakili kompetensi tertentu sehingga para assessor dapat mengukur dan menilainya secara obyektif. Setelah itu semua data akan diintegrasikan satu persatu untuk dibuat kesimpulan serta laporan hasil assessment. Jika assessment itu bertujuan untuk melakukan pengembangan karyawan, selain mempresentasikan kesimpulan asessment tersebut pada level pengambil keputusan, hasilnya juga akan disampaikan pada partisipan dalam sesi <i>one-on-one</i> <i>feedback</i>. Dengan demikian partisipan mendapat umpan balik sejauh mana penguasaan kompetensinya selama ini serta langkah-langkah apa yang dapat dilakukannya guna mengembangkan atau meningkatkan kompetensi-kompetensi yang masih belum mencapai standar dari persyaratan jabatannya. </span></div><span style="font-family: trebuchet ms;"></span></div><br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Lihat juga artikel saya yang lainnya tentang : <i>Jenis-jenis Tes dalam Psikotes, Leaderless Group Discussion (LGD) </i>dan <i>3 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Mengikuti Behavioral Event Interview.</i></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-11786518902445901342009-03-10T08:16:00.000+07:002009-03-24T08:41:24.344+07:00Passion : Episode 2<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLHfic8Hlto7EMktV6tQPqVTfw7fFmroxMXRuWl4RAWYtiflvs6DiJOIGE_6BVbOv4RxCjiscam6010cNYpSoVzmIXjDOkbZB577odDCczfTU_EBPfO55FNHt8PxrblMx81FN1OijU60L3/s1600-h/life+w+passion.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5312847662535494066" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 120px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 80px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLHfic8Hlto7EMktV6tQPqVTfw7fFmroxMXRuWl4RAWYtiflvs6DiJOIGE_6BVbOv4RxCjiscam6010cNYpSoVzmIXjDOkbZB577odDCczfTU_EBPfO55FNHt8PxrblMx81FN1OijU60L3/s320/life+w+passion.jpg" border="0" /></a> <div align="justify">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Menyimak klip lentera jiwa yang dibawakan oleh Nugie, saya jadi merenungkan betapa besarnya kekuatan sebuah <em>passion</em> menggerakkan transformasi diri seseorang yang mau jujur mendengarkan kata hatinya. Agaknya Nugie bercermin dari pengalaman pribadinya yang rela meninggalkan kuliah di Universitas Indonesia untuk menekuni dunia musik secara konsisten. Bisa jadi Nugie mengalami banyak kendala dan pertentangan dalam merintis karir musiknya, namun seperti yang kita lihat sekarang Nugie telah memiliki eksistensi tersendiri di jagat musik Indonesia.<span class="fullpost">
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Sebagian besar orang, tergilas oleh hiruk-pikuk hidupnya mungkin tidak sempat mendengarkan kata hati yang terdalam. Sebagian lagi mungkin merasakan kegelisahan dalam hidupnya, dan berharap dapat bekerja sesuai dengan minatnya namun tidak cukup konsisten untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Saya rasa hanya segelintir orang yang cukup beruntung menemukan <em>passion</em>-nya dan mampu mengubahnya menjadi sebuah profesi yang tidak saja mampu memuaskan dahaga jiwanya namun juga memberikan dirinya suatu kebebasan finansial.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Saya amati, beberapa kesalahan orang yang mulai merintis bisnis sendiri adalah tidak melibatkan <em>passion</em>-nya. Sekedar ikut-ikutan trend dan dengan cepat mati suri atau malah sekalian gulung tikar. Pakar wirausaha seperti Tung Desem Waringin atau <em>Financial Advisor</em> seperti Ligwina Poerwo-Hananto, mengatakan bahwa bila ingin berbisnis maka mulailah pada bidang yang paling disukai agar tidak bosan. Minat atau ketertarikan ini yang akan menjadi energi dan memberikan suntikan semangat untuk segera bangkit saat menemui berbagai kendala dalam merintis bisnis tersebut. Nasihat tersebut sama artinya dengan mem-bisnis-kan <em>passion</em>.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Bukan berarti anda harus buru-buru keluar dari pekerjaan atau pindah fakultas jika merasa itu bukan <em>passion</em> anda. Namun jika tidak menemukan jalan keluar untuk menyalurkan <em>passion</em> anda, berkeluh kesah juga bukan jawabannya. Carilah aspek positif atau alasan yang bernilai tinggi dari pekerjaan atau jurusan yang sedang ditekuni sekarang. Dengarkan kata hati dan pertimbangkan itu semua secara matang, lihat dari berbagai sudut. Istilah kerennya <em>reframing</em>. Seperti halnya sebuah foto atau lukisan, beri bingkai yang berbeda maka anda akan lihat nuansa baru dari situasi yang tengah anda hadapi, pekerjaan yang sedang anda tekuni atau jurusan yang sedang dipelajari saat ini.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Menurut saya, tidak penting apakah <em>passion</em> itu tercapai atau tidak. <em>Passion</em> bisa jadi sebuah tujuan akhir namun lebih utama dari itu adalah anda terus bergerak menuju apa yang paling anda cita-citakan. Dinamis dan terus menerus melakukan transformasi diri dan akhirnya menjadi sebuah pribadi yang puas dan bahagia dengan apa yang sudah dianugerahkan kehidupan pada kita. Hidup adalah sebuah pilihan, tidak perlu ada penyesalan karena tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Mungkin anda memang harus melalui dan menjalani itu semua sebelum akhirnya menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang berkecamuk di benak anda. Kata Shania Twain, <em>C’est la vie, that’s life and that’s how it’s gonna be.</em>
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-11263061533112520612009-03-06T08:59:00.000+07:002009-03-14T08:34:05.802+07:00Passion : Episode 1<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc9iRhSePLgMkZ1MQQfn4-TeJn9CS3b_xYbZB0ohzfDiKeWT93jk5bg04w80djv546l-0kgM5Dph-y3xgjfBaKalby0X6mwd5eQeRKEABcozra393mLLWYC1SMWAtx63Xw8ppOzz7g-xpd/s1600-h/Little+girl.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5312842982526677682" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 86px; CURSOR: hand; HEIGHT: 121px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc9iRhSePLgMkZ1MQQfn4-TeJn9CS3b_xYbZB0ohzfDiKeWT93jk5bg04w80djv546l-0kgM5Dph-y3xgjfBaKalby0X6mwd5eQeRKEABcozra393mLLWYC1SMWAtx63Xw8ppOzz7g-xpd/s320/Little+girl.jpg" border="0" /></a> <div align="justify">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Beberapa waktu lalu saya bertemu teman semasa sekolah dasar yang bekerja sebagai kasir di sebuah pusat perbelanjaan. Awalnya saya lupa namanya, maklum sudah lebih dua puluh tahun tidak berjumpa. Jadi setelah mengintip name tag-nya saya lebih dahulu menyapa. Saya surprise ketika ia mengomentari saya pada rekannya yang lain, <em>Ini temanku SD, paling pinter di kelas lho</em>. Sumpah, teman saya terlalu hiperbola sebenarnya, namun terus terang pernyataannya ini berhari-hari mengusik saya. Hm.. apa yang sudah terjadi pada <em>anak paling pintar di kelas</em> itu setelah dua puluh lima tahun berlalu? <span class="fullpost">
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"></span></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Kalau saya flash back, cita-cita anak paling pintar di kelas ini(he..he..he.. saya jadi senang menggunakan <em>term</em> ini), sudah menyimpang jauh dari keinginan semula. Saya dulu ingin jadi arkeolog atau ahli sejarah atau antropolog. Ini bukan cita-cita yang umum buat anak-anak, entah kenapa saya tertarik sekali dengan sejarah. Namun demikian, sewaktu SMA secara sadar saya banting setir memilih Fakultas Psikologi, karena menurut hemat saya (yang waktu itu masih SMA) ahli sejarah di Indonesia itu tidak laku.
</div></span></span><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Masa kuliah di Psikologi saya lalui biasa-biasa, nggak jelek. Namun setelah bekerja <em>fulltime</em> beberapa tahun, saya merasa karir saya mandeg. Mungkin karena bukan <em>passion</em>, saya setengah hati mengerjakannya. Saya pindah jalur menjadi <em>independent consultant</em>, setelah empat tahun lagi-lagi saya mulai kehilangan gairah. Pembosankah atau hati saya yang nggak disitu?
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"></span></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Menurut Wikipedia, <em>passion</em> bisa diartikan sebagai satu perasaan ketertarikan yang sangat kuat mengenai suatu hal atau seseorang. Alangkah senangnya jika sedari bangun pagi, kita bisa memilih aktivitas atau pekerjaan yang disukai, dikelilingi orang-orang yang memiliki kesamaan minat dan ide serta lepas dari kekhawatiran mengenai kesulitan keuangan. Bayangkan energi yang akan dihasilkan oleh orang yang bekerja dengan <em>passion</em>. Layaknya orang sedang jatuh cinta, maka pekerjaan itu membuatnya tetap bersemangat dan gembira. Kalau perlu dipikirkannya 24 jam sehari tanpa merasa letih.
</div></span></span><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Jujur saya akui, meski bertahun-tahun telah berlalu namun <em>passion</em> saya tetap pada sejarah. Kalau melihat bangunan tua dan bersejarah kayaknya hati ini <em>gemanaaa</em> gitu, dan saya lebih betah membaca buku-buku atau novel sejarah dari pada mempelajari teori-teori psikologi. Berangkat dari pengalaman itu, saya menggeser paradigma berpikir saya dan mulai memadukan antara ilmu yang sudah <em>kadung</em> dipelajari dengan kesenangan atau <em>passion</em>. Belum 100% menghasilkan, namun hati saya merasa senang. Minimal <em>feeling so good dulu</em>. Perasaan gembira itu energi yang sangat positif <em>lho</em>.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"></span></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Anda sendiri, apakah mengalami hal yang sama dengan saya? Punya <em>passion</em> yang berbeda dengan jalur karir yang ditekuni sekarang atau selama ini memupuk <em>passion</em> hanya sebagai hobi. Ingat, <em>passion</em> yang tidak menghasilkan duit akan menjadi sebuah hobi yang mahal. Jadi, usahakan membisniskan <em>passion</em> anda sehingga kesenangan dan penghasilan yang besar akan berjalan seiring. Mungkin ini saatnya meredefinisi tujuan hidup anda dan mulai menjadikan <em>passion</em> sebagai sebuah <em>lentera jiwa</em>.
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-50040341779549641282009-03-01T07:09:00.000+07:002009-03-03T07:13:42.721+07:00Lirik lagu Lentera Jiwa by Nugielama sudah kumencari apa yang hendak kulakukan
sgala titik kujelajahi tiada satupun kumengerti
tersesatkah aku disamudra hidupku
kata-kata yang kubaca terkadang tak mudah kucerna
bunga-bunga dan rerumputan bilakah kau tahu jawabnya
inikah jalanku inikah takdirku
<span class="fullpost">
reff:
kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang slalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-79922838358310989812009-02-15T06:37:00.000+07:002009-03-24T08:51:29.431+07:00Manfaat Mengikuti Aktivitas Ekstrakurikuler<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW1wQpz7I95o4Gq5IVcHGPSuh5QokrXMJLHIGCuqfOKMOIpj24weRPbFC4720zrroPCxdbnUJy-owvK81eKip4njiKcZE8U7aN1A1YqvOxH6O8PCZ97vR3mqg67Pw0ZtUI0pBWFTlY9NJl/s1600-h/Ekskul.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302804425900097970" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 130px; CURSOR: hand; HEIGHT: 127px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW1wQpz7I95o4Gq5IVcHGPSuh5QokrXMJLHIGCuqfOKMOIpj24weRPbFC4720zrroPCxdbnUJy-owvK81eKip4njiKcZE8U7aN1A1YqvOxH6O8PCZ97vR3mqg67Pw0ZtUI0pBWFTlY9NJl/s320/Ekskul.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Setiapkali mewawancarai fresh graduates untuk posisi MT atau entry level, saat membaca curriculum vitae yang dilampirkan, saya biasanya dapat memprediksi wawancara seperti apa yang kira-kira akan berlangsung. Betapa berbedanya fresh graduates yang memiliki segudang aktivitas ekstrakurikuler semasa kuliah dengan rekannya yang hanya menempuh perjalanan dari kost-kampus-kost.
</span><span class="fullpost">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Para aktivis kampus memiliki variasi pengalaman yang lebih menarik untuk diceritakan sebagai bahan wawancara. Rata-rata mereka lebih pede karena terbiasa bertemu dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda serta memegang posisi-posisi penting di unitnya sebagai ketua umum, ketua panitia, sekretaris jendral dll. Tantangan tugas yang dihadapi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan juga telah mengasah daya juangnya agar tidak mudah menyerah atau putus asa, mengupayakan berbagai cara serta strategi agar proyek yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana. Mereka juga terbiasa memutar otaknya saat menghadapi para anggota yang pasif tanpa disadari telah mengasah kemampuan dalam meyakinkan atau mempengaruhi orang lain untuk berpartisipasi dalam kegiatan kampus.
</span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Bandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa pasif yang kurang mau mengeksplorasi dirinya sehingga tidak banyak yang dapat diceritakan dalam saat menghadapi wawancara kerja. Sedikit sekali celah pertanyaan yang bisa saya ajukan untuk menggali kompetensi dan kepribadiannya, kalaupun ada, biasanya ceritanya kurang bernilai untuk saya masukkan dalam kesimpulan.
</span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Menurut saya pribadi, aktivitas ekstrakurikuler itu penting sekali diikuti semasa mahasiswa, karena dapat melatih sikap-sikap yang positif seperti kepercayaan diri, kepemimpinan, membuka wawasan dan menjalin pergaulan dengan kalangan yang lebih luas. Beberapa orang tua memang saya ketahui kurang setuju jika anaknya aktif terlibat dengan kegiatan-kegiatan di kampus yang terkadang sangat menyita waktu. Salah satu kekhawatirannya adalah kegiatan itu membuat mahasiswa kurang fokus belajar dan akan mempengaruhi nilai-nilainya serta memperlama masa studinya. Kekhawatiran tersebut memang ada benarnya namun melarang semua kegiatan tanpa dibarengi masukan bagaimana cara mengatur waktu secara cerdas, menurut saya juga bukan sebuah keputusan yang bijak. Ingat, dalam seleksi kerja, IPK memang terkadang menjadi saringan pertama apakah seseorang lolos ke tahap berikutnya atau tidak, namun untuk selanjutnya, sikap positif dan kematangan emosi sangat berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang.
</span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Carilah aktivitas yang sesuai dengan minat, kebutuhan serta ketersediaan waktu. Coba lihat aktivitas-aktivitas apa saja yang ditawarkan di kampus, jika tidak ada yang menarik, coba saja, siapa tahu setelah bergabung ada hal-hal menarik yang membuatmu berubah pikiran. Atau cari aktivitas berorganisasi lain di luar kampus. Setelah bergabung, jangan puas hanya menjadi anggota, cobalah berupaya mendapatkan posisi-posisi yang penting dalam organisasi. Setiap posisi akan mengajarkanmu berbagai keterampilan atau aspek yang berbeda-beda lho, menjadi ketua umum akan lebih mengasah aspek kepemimpinan dan bagaimana mempengaruhi orang lain, sementara menjadi bendahara umum akan mengajarkanmu bagaimana bersikap lebih teliti dan hati-hati dalam membuat keputusan. </span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"></span></span> </div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"></span></span> </div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Menurut saya pribadi, teori-teori yang kita dapat di sekolah formal lebih banyak mengasah aspek kognitif daripada aspek emosional. Berorganisasi diharapkan dapat melengkapi hal-hal yang tidak kamu peroleh di lembaga pendidikan formal. Memang benar bahwa intelegensi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang diterima pada pekerjaan tertentu. Namun kematangan emosilah yang kemudian hari lebih menentukan dipromosi tidaknya seseorang. Jadi, ayo mengasah <em>emotional intellegence</em> dengan berorganisasi.</span>
</div></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-31836565271640546782009-02-11T15:47:00.000+07:002009-03-24T09:09:15.817+07:00Mengapa Saya Tidak Lulus Psikotest?<div style="TEXT-ALIGN: justify"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnp8yt013oy05zkyERuS1EZ_HtNjez0pIrmVaKSby0E4jRD2bBnVEvND2-pZ4yuo_TTrqWetF7umnEzjFpRyk0hIrN0j95aL8vW9YWf4kAXQM1ZjJVSRQp8eIWI4YsW6y_yJ1RkbwQmobU/s1600-h/tidak+lulus+tes.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5312988849754534882" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 125px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 94px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnp8yt013oy05zkyERuS1EZ_HtNjez0pIrmVaKSby0E4jRD2bBnVEvND2-pZ4yuo_TTrqWetF7umnEzjFpRyk0hIrN0j95aL8vW9YWf4kAXQM1ZjJVSRQp8eIWI4YsW6y_yJ1RkbwQmobU/s320/tidak+lulus+tes.jpg" border="0" /></a></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Psikotest adalah salah satu tools yang digunakan para psikolog saat melakukan proses seleksi dan rekrutmen dalam penerimaan karyawan di perusahan. Meski pada dasarnya melibatkan banyak pertimbangan untuk menentukan diterima tidaknya seseorang di posisi tertentu, namun jika seseorang tidak lulus proses seleksi, seringkali psikotest yang menjadi kambing hitamnya. Mungkin karena soal-soal dalam psikotest untuk test kepribadian yang bersifat yang ambiguous atau tidak ada jawaban benar salah.
<span class="fullpost">
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Istilah psikotest di Indonesia diterjemahkan oleh sebagian orang sebagai sebuah proses seleksi penerimaan yang menggunakan serangkaian test yang terdiri dari test kemampuan kognitif dan ability (test intelegensi) dan tes kepribadian. Beberapa perusahaan ada yang menambahkan dengan wawancara, diskusi kelompok dan tes bidang studi (tes teknis pekerjaan).
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Test kemampuan kognitif atau test intelegensi, dapat terdiri dari beberapa subtest untuk mengukur intelegensi umum, kemampuan verbal, numeric, spatial, pengetahuan umum dll. Test ini mengukur suatu hal yang obyektif. Jawabannya sama pastinya dengan 1+1 =2. Benar-salah. Menghadapi test semacam ini orang akan merasa lebih nyaman, karena jawabannya sudah jelas.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Test kepribadian barangkali yang sering menjadi kekhawatiran bagi sebagian orang. Test ini fungsinya mengukur aspek-aspek kepribadian seperti minat, motivasi, kebutuhan (<em>needs</em>), pilihan (<em>preferences</em>) terhadap suatu permasalahan, bahkan terkadang menggali motif-motif dasar paling pribadi dari seseorang. Test ini memang dirancang untuk bersifat <em>ambiguous</em>, samar, serba tak jelas, sehingga respon seseorang akan sangat bergantung pada kebutuhan, minat, motivasi dan plilihan pribadi yang akan berbeda-beda pada setiap orang. Dalam test ini tidak ada jawaban benar-salah. Semua jawaban adalah benar tergantung dari kepribadian masing-masing. Ketidak jelasan ini justru membuat psikotest mudah dikambing hitamkan jika tidak lulus dalam suatu seleksi.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Kombinasi dari nilai intelegensi seseorang, minat, kebutuhan, pilihan-pilihan pribadinya, serta kemampuan teknis yang dimiliki, akan diintegrasikan dengan kemampuan aktual yang ada pada orang tersebut yang diperoleh pada saat wawancara atau diskusi kelompok menjadi sebuah kesimpulan mengenai orang tersebut. Barangkali bukan suatu kesimpulan yang utuh, namun paling tidak dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana proses berpikirnya, cara bekerja, kebutuhan untuk bersosialisasi serta kepribadian. Inilah yang akan dijadikan pertimbangan apakah gambaran tersebut sesuai karakteristik yang dibutuhkan pada jabatan atau posisi tertentu.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Terkadang ada orang yang sensitif dengan keadaan dirinya, mungkin ia merasa memiliki banyak kekurangan yang menurutnya perlu ditutup-tutupi sehingga memberikan jawaban yang dibagus-baguskan dan bukan keadaan diri yang sebenarnya. Hasilnya adalah inkonsistensi jawaban antara hasil test yang satu dengan yang lain, terlebih jika di <em>cross check</em> pada saat wawancara sehingga bukannya mendapatkan kesimpulan yang positif mengenai kepribadiannya, namun justru mendapat rekomendasi : <em>Tidak Disarankan</em>.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Pada dasarnya semua orang memiliki kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna, kecuali para Nabi. Hal ini pun disadari oleh psikolog pemeriksa atau interpreter hasil test. Sejauh kekurangan tersebut masih dapat ditolerir, tidak mengganggu proses kerja, disikapi secara dewasa oleh pemiliknya serta ia pun memiliki kelebihan lain yang dapat menunjang keberhasilan kerjanya, seringkali orang ini masih mendapat rekomendasi : <em>Dipertimbangkan</em> alias lulus dengan catatan tertentu atau bahkan <em>Disarankan</em>.
</span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">Setelah memahami sifat-sifat test di atas, sebelum mengikuti psikotest berikutnya, ada baiknya mencari informasi mengenai jenis pekerjaan atau posisi yang diminati. Setiap pekerjaan memiliki karakteristik tersendiri, ada persyaratan-persyaratan tertentu guna memastikan bahwa seseorang dapat sukses atau berhasil selama ia memangku jabatan atau menjalankan pekerjaan tersebut. Mulai dari tingkat pendidikan, pengalaman serta karakteristik kepribadian. Ini disebut dengan <em>job requirements</em>. Dengan memahami <em>job requirements</em>, persiapan anda menjadi lebih matang. Beberapa situs <em>human resources</em> dapat memberi informasi mengenai persyaratan berbagai jabatan, mulai dari staff admin, pengacara, engineer dll. Tidak semua informasi ini sesuai dengan kondisi Indonesia, namun paling tidak bisa melengkapi gambaran mengenai pekerjaan idaman anda.
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-55534386255128457172009-02-10T17:56:00.000+07:002009-03-24T09:15:23.306+07:00Job Hunting : Langkah-Langkah Sebelum Menghadapi Wawancara Kerja (2)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSvc3g_4yX549_4Er2XQRD-SoMLK3zruxu6cOBDboqCEgOe3hSDhcaPuG-f5j_1-JvltbnrEz1W113jqEANdFUSeme2mM5dLMsEO5xVG8l-GE2-_ye_WC_FcTFWxgPO3z6YG54d1oTSTyi/s1600-h/wawancara+kerja.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5312991885079185650" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 93px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 125px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSvc3g_4yX549_4Er2XQRD-SoMLK3zruxu6cOBDboqCEgOe3hSDhcaPuG-f5j_1-JvltbnrEz1W113jqEANdFUSeme2mM5dLMsEO5xVG8l-GE2-_ye_WC_FcTFWxgPO3z6YG54d1oTSTyi/s320/wawancara+kerja.jpg" border="0" /></a><strong>Identifikasi kualifikasi yang sudah dimiliki saat ini</strong>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Jika sudah bisa menganalisa kebutuhan kompetensi di atas, sekarang saatnya mengenali diri sendiri, cari gap antara kompetensi yang disyaratkan dengan kualifikasi yang sudah anda miliki. Misalnya anda <em>fresh graduate</em> dari D3 Perpustakaan, belum pernah kerja, nggak ada pengalaman sama sekali, sementara persyaratan di atas minimal 3 tahun pengalaman di bidang yang sama. Berani nggak mengirimkan surat lamaran kerja? Ada triknya koq. Ayo kita urai satu persatu.
<span class="fullpost">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Kompetensi teknis atau pengetahuan tentunya tidak perlu kita bahas lagi, sebagai alumnus D3 Perpustakaan diasumsikan pengetahuan sudah standar, apalagi jika IPK di atas 3,0 dari universitas ternama. Keahlian mendekorasi toko – khusus untuk <em>display</em> toko? Nah, mungkin ini belum anda miliki, tapi mungkin nggak sih mempelajari teori ini dalam waktu singkat? <em>Let's say</em> 2 minggu s/d 1 bulan, paling tidak sampai dengan anda diinterview? Mungkin sekalee. Caranya nggak perlu dikasih tahu dong, gunakan semua kreativitas dan <em>resources </em>yang anda punya. Kalau punya uang, bisa ambil kursusnya, tapi ingat, ini bukan syarat mutlak, masih ada internet, buku, dll, dsb.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Untuk kompetensi perilaku, jika anda belum punya pengalaman pengalaman kerja sama sekali memang agak sulit mempunyai kompetensi bernegosiasi, kepekaan bisnis maupun yang lain. Coba teliti pengalaman berorganisasi selama mahasiswa. Mungkin pernah menjabat sebagai bendahara, berhasil dalam tawar menawar dan memperoleh harga barang yang sangat murah untuk sebuah kegiatan seminar misalnya, nah, itu salah satu contoh kompetensi negosiasi.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Selain menganalisa hal diatas, evaluasilah perasaan anda terhadap pekerjaan ini, apakah terasa enak dan menyenangkan jika anda melakukan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi dan persyaratan yang ada? Jika perasaan anda tidak nyaman, sebaiknya urungkan saja, itu artinya motivasi anda rendah untuk pekerjaan ini dan motivasi yang rendah tidak akan membuat kita nyaman saat bekerja.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Nggak ada pengalaman kerja dan berorganisasi yang bisa ditampilkan? Sewaktu mahasiswa rada kuper? Yah, dari pada menghabiskan uang untuk mengirimkan surat lamaran dengan kemungkinan sangat kecil untuk dipanggil, sebaiknya melirik pekerjaan lain untuk <em>entry level</em> yang tidak mensyaratan pengalaman kerja. Dalam iklan seringkali ditulis : <em>fresh graduates also welcome to apply.
</em>
<strong></strong></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong>Buat Skenario Interview, Persiapkan Evidence
</strong>Yap betul sekali, sebuah skenario. Saya ingat salah satu pekerjaan pertama saya di sebuah perusahaan transportasi terkemuka sebagai Tester Pengemudi Taksi. Setelah melakukan analisa terhadap pekerjaan tersebut, saya membuat skenario interview berikut pertanyaan-pertanyaan yang paling mungkin saya hadapi. 75 % pertanyaan sesuai dengan skenario, dan hasilnya saya sukses mendapatkan pekerjaan itu.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Beberapa situs internet menyediakan contoh-contoh pertanyaan. Tidak ada salahnya dibaca sebagai bahan informasi, tapi ingat, jangan sekali-kali mencontoh jawaban tersebut mentah-mentah tanpa diadaptasi dan disesuaikan dengan diri anda. Hasilnya akan fatal, interviewer akan menangkap keanehan atau inkonsistensi dari jawaban-jabawan anda, apalagi jika di <em>cross check </em>dengan hasil psikotest. Dan perlu diketahui, para interviewer juga meng-update situs-situs internet tersebut lho. Duh, ketahuan deh nyonteknya.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Dengan mengacu pada kompetensi yang sudah diidentifikasi di atas, persiapkan <em>evidence</em> atau bukti-bukti yang memperkuat bahwa anda memiliki semua kompetensi yang disyaratkan tersebut. Contohnya kompetensi negosiasi dimana anda sukses menegosiasikan dan mendapatkan harga barang yang sangat murah untuk kegiatan seminar semasa mahasiswa. Atau anda tetap mampu bersikap obyektif dan bekerja sama dengan salah seorang rekan meski saat itu anda tengah terlibat konflik pribadi dengannya. Pastikan bahwa <em>evidence</em> yang anda miliki usianya tidak lebih dari 2-3 tahun. Kalau sudah terlalu lama dianggap sudah tidak signifikan dan tidak relevan dengan kompetensi anda sekarang.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Persiapkan pula jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, baik mengenai keluarga, teman-teman, hobi atau nilai-nilai hidup yang anda yakini. Fokuskan cerita pada kelebihan atau kebaikan mereka, jika ada hal-hal yang membuat anda merasa tidak puas atau mengecewakan dengan orang-orang ini, ambil hikmah atau pelajaran hidup dan sikapi secara dewasa, Tidak ada manusia yang sempurna. Bersikaplah diplomatis dan hindari jawaban yang melodramatis, tetap menjunjung tinggi integritas pribadi dengan bersikap jujur atas jawaban anda.
<strong></strong></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong>Kenali Perusahaan yang dituju</strong>
Mengenali dan memahami perusahaan tempat anda ingin bergabung merupakan salah satu hal yang penting dilakukan. Kata orang tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak betah. Informasi bisa anda peroleh dari manapun, situs resmi perusahaan, berita di media massa dan internet, bulletin atau majalah internal perusahaan, rekan yang sudah bekerja disana, ikatan alumni, banyak deh caranya. Salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh interviewer adalah : “apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini?” Perlihatkan bahwa anda memiliki pengetahuan yang cukup terutama jika perusahaan ini mencapai suatu prestasi. Pengetahuan ini juga akan mendemonstrasikan seberapa jauh anda merasa tertarik dan ingin bekerja di perusahaan ini.
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Saat menggali informasi cobalah mencari : sejarah perusahaan, produk atau servis yang dihasilkan, kompetitor, tantangan dan peluang yang mungkin dihadapi perusahaan saat ini. Selain itu, upayakan untuk selalu <em>update</em> dengan berita dan informasi lainnya karena interviewer tentunya mengharapkan anda cukup familiar dengan <em>issue-issue</em> atau permasalahan yang aktual.
<strong></strong></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong>Kenali Interviewer Anda</strong>
Beda interviewer maka akan berbeda hal-hal yang mungkin ditanyakan pada anda. Saat menerima panggilan interview, sebaiknya tanyakan anda akan bertemu dengan siapa dan jabatannya. Jika pihak user, pertanyaan akan lebih banyak seputar hal-hal teknis pekerjaan, pengalaman kerja sebelumnya, serta aspek-aspek pribadi. Jika dengan HRD atau psikolog, bisa jadi yang akan digali lebih pada aspek kompetensi, motivasi anda dalam bekerja serta kepribadian Anda. Walaupun sama-sama menggali pengalaman anda sebagai salesman, mungkin pihak user akan lebih teknis, misalnya pencapaian target penjualan, strategi, pemetaan wilayah, hambatan dll. Sebaliknya HRD atau Psikolog akan lebih menggali aspek hubungan dengan pelanggan, bagaimana mengatasi komplain pelanggan, karakteristik pelanggan dan bagaimana menghadapi tuntutan pelanggan yang beraneka ragam, atau apa yang terpikirkan atau dirasakan ketika menghadapi pelanggan yang sangat sulit dan pemarah. Namun semua ini kembali pada keterampilan pihak interviewer sendiri dalam melakukan wawancara.
<strong></strong></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong>Penampilan itu Penting </strong>
Saat wawancara, penampilan sangat berpengaruh disini karena pewawancara kan tidak mengenal pribadi anda secara mendalam. Pilih pakaian secara cermat, busana kerja standar (coba lihat artikel saya mengenai <a href="http://mitrainspira.blogspot.com/2009/01/pakaian-saat-wawancara-kerja.html"><span style="COLOR: rgb(51,51,255)">busana kerja</span></a>). Perhatikan juga kebersihan kuku dan sepatu anda serta pastikan tubuh anda berbau segar – saya tidak bilang wangi lho ya, karena sensitivitas orang terhadap parfum berbeda-beda. Selain penampilan fisik, kepercayaan diri ditambah dengan semangat dan kemauan bekerja keras akan sangat membantu meningkatkan kualitas anda di mata interviewer. Nah, selamat mencoba !
</span>
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-49984615131549191212009-02-08T09:38:00.000+07:002009-03-24T09:20:15.852+07:00Job Hunting : Langkah-Langkah Sebelum Menghadapi Wawancara Kerja (1)<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvOoxdtmswb9BvgxEOdddFV3PdYuqUVT8a5AV4Rxoo55bf4cJqCSlPoyoRIvIKmgilJ6EDL3oLEjBnBoNWZAGJVlcRbnFTe8AJHi145ak9_5t0wChSdSWNZTMIJhgRDSCYQ4KXav7ZlXvi/s1600-h/Job+hunting-1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301518086730675618" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 101px; CURSOR: hand; HEIGHT: 80px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvOoxdtmswb9BvgxEOdddFV3PdYuqUVT8a5AV4Rxoo55bf4cJqCSlPoyoRIvIKmgilJ6EDL3oLEjBnBoNWZAGJVlcRbnFTe8AJHi145ak9_5t0wChSdSWNZTMIJhgRDSCYQ4KXav7ZlXvi/s400/Job+hunting-1.jpg" border="0" /></a> <div align="justify">
<span style="font-family:trebuchet ms;">
Menghadapi wawancara terkadang gampang-gampang susah. Seringkali anda menjumpai pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga. Jangan khawatir, yang merasa sulit bukan hanya anda, saya juga menjumpai beberapa kesulitan sebagai interviewer. Tak lain jika interviewee atau orang yang saya wawancara tidak kooperatif atau tidak dapat menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Saya akan memberikan beberapa trik disini agar anda dapat tampil memukau, kalau perlu membuat interviewer jatuh cinta pada kompetensi maupun unjuk kerja anda. Perlu diingat, informasi saya ini sebaiknya dipersiapkan jauh hari sebelum undangan wawancara itu mampir di hp anda. Tidak ada tips disini yang sifatnya instant.
<span class="fullpost">
<span style="font-family:trebuchet ms;"><strong></strong></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong>Identifikasi Kompetensi yang Disyaratkan oleh Posisi yang Anda Incar
</strong>Kompetensi itu sendiri adalah karakteristik-karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang individu di posisi tertentu agar ia dapat melakukan tugasnya secara efektif. Kompetensi itu sendiri memiliki beberapa karakteristik, namun untuk sederhananya disini hanya akan dibahas mengenai pengetahuan dan perilaku yang menjadi karakteristik sebuah pekerjaan.
Coba cermati sebuah iklan lowongan kerja, saya ambil contohnya di salah satu media nasional:
</div></span></span></span><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Sebuah perusahaan percetakan dan penerbitan nasional yang tengah berkembang membutuhkan :
<strong>Merchandiser</strong>
Usia max 30 th
D3 Jurusan Perpustakaan, IPK min 3,0
Menguasai Purchasing, Pendisplayan Produk Toko
(khususnya toko buku)
Pengalaman 3 th di bidangnya
Berorientasi hasil & dapat bekerja secara tim
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Kalau melihat iklan di atas, kompetensi seperti apa yang kira-kira akan diharapkan oleh perusahaan ini dari seorang Merchandiser? Mari sama-sama kita cermati :
• D3 Jurusan Perpustakaan : Mechandiser harus menguasai ilmu-ilmu dan pengetahuan teknis yang dimiliki oleh alumnus D3 Perpustakaan, misalnya : Pengarsipan, pemeliharaan buku,
• Menguasai Purchasing : Melakukan pembelian, dari segi perilaku Merchandiser harus bisa tawar-menawar dalam proses pembelian untuk mendapatkan harga yang murah (kompetensi negotiation)
• Menguasai Pendisplayan Produk Toko (khususnya toko buku) : Agar display tampil menarik, ia perlu menguasai keahlian mendekorasi toko (decorating store windows), kreatif, menyukai hal-hal baru, mengetahui keinginan dan karakteristik pelanggan (kompetensi : problem solving, continuous improvement & business sense)
• Berorientasi Hasil : (kompetensi : achievement drive)
• Dapat bekerja secara tim : (kompetensi : teamwork)
</span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Jadi, kompetensi yang akan dicari kurang lebih :
• Kompetensi Perilaku : negotiation, problem solving, continuous improvement, business sense, teamwork, achievement drive.
• Kompetensi Teknis : Pengetahuan perpustakaan, pengarsipan, pemeliharaan buku serta keahlian mendekorasi toko.
Secara teoritis kini anda sudah tahu, namun dari sisi pemahaman anda perlu mengujinya dengan cara : lihat di beberapa situs human resources dan cari definisi kompetensi-kompetensi di atas. Selain itu, jika punya teman, saudara dll yang bekerja di toko buku, jangan segan untuk mengorek informasi mengenai pekerjaan Menchandiser, dengan demikian pemahaman dan kesimpulan yang dibuat menjadi lebih lengkap.
<em>bersambung ...</em>
<strong></strong></span></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost">
</div></span></span>
<span style="font-family:trebuchet ms;"></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-19321599560361338282009-02-06T08:42:00.000+07:002009-03-24T09:24:06.900+07:00Bisnis Melalui Internet, Mengapa Tidak?<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPNu_8RuXTkkpsvdex6QZ0CndOdC04M5Mn3DUzediYPnJ63glg7bLP1rFC-9EBrRKHfIhoPHUclv4lCYiRpAEWi1VON0lJP5ovdK0zPB_S2G76vYod1z9Bm9f9PTGF0bk0q_KTixEDWevc/s1600-h/work+f+home.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301466269071848978" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 91px; CURSOR: hand; HEIGHT: 121px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPNu_8RuXTkkpsvdex6QZ0CndOdC04M5Mn3DUzediYPnJ63glg7bLP1rFC-9EBrRKHfIhoPHUclv4lCYiRpAEWi1VON0lJP5ovdK0zPB_S2G76vYod1z9Bm9f9PTGF0bk0q_KTixEDWevc/s400/work+f+home.jpg" border="0" /></a> <div align="justify">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Walaupun tidak dilahirkan dalam sebuah keluarga pengusaha, mungkin anda pernah memikirkan pada suatu saat ingin memiliki bisnis sendiri. Jutaan orang memiliki mimpi ini namun hanya sedikit yang berhasil mewujudkannya, tidak hanya terkendala oleh keberanian dan modal usaha, namun juga terbatasnya pengetahuan dan informasi mengenai ide-ide bisnis yang mungkin dapat memberi peluang seperti yang diharapkan.
</span><span class="fullpost">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Salah satu bisnis yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah bisnis melalui internet. Ini sebenarnya bisnis biasa, hanya dijalankan atau dipasarkan melalui internet. Pemilik bisnis pada umumnya memiliki website atau blog untuk mendisplay atau memamerkan barang dan jasa yang ditawarkan. Sementara itu calon klien dan peminat dapat melihat-lihat tokonya secara online.
<strong></strong></span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong>Beberapa kelebihan <a href="http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=647780">bisnis melalui internet </a>
</strong></span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">
1. Pasar yang Luas
Dengan internet anda dapat memasarkan produk anda ke seluruh dunia. Meski ada batasan dalam kemampuan pengiriman produk atau jasa, namun jika mau anda bisa memperoleh klien dari seluruh dunia. </span></span></div><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;"><div align="justify">
2. Promosi murah
Promosi di internet dapat dilakukan dengan anggaran yang minim, misalnya memasang banner di website tertentu yang memiliki traffic atau pengunjung tinggi, selain itu juga ada tempat-tempat promosi secara gratis. </div><div align="justify">
3. Modal relatif kecil
Tidak memerlukan toko atau kantor khusus. Follow up penjualan melalui imel sehingga tidak perlu datang mengunjungi klien anda. </div><div align="justify">
4. Sistem yang dapat bekerja 24 jam Sehari
Dengan sistem website dan autoresponder, anda memiliki toko yang buka 24 jam sehari. Bayangkan toko konvensional yang hanya buka mulai pukul 10.00 – 21.00. </div><div align="justify">
5. Dapat dijalankan secara paruh waktu
Bisnis ini dapat dilakukan di waktu luang anda, paling tidak sebelum bisnis ini mulai berkembang dan anda akhirnya memutuskan untuk mendedikasikan waktu anda sepenuhnya guna membesarkannya.
<strong></strong></div><div align="justify"><strong>Cara Kerja
</strong>
Misalnya anda hobi merangkai bunga, namun untuk membuka sebuah toko bunga di tempat yang strategis terkendala oleh mahalnya sewa tempat, selain itu sebagai ibu rumah tangga anda tidak bisa fulltime menunggu toko tersebut karena harus mengantar jemput anak anda ke sekolah. Anda lalu membuat website untuk mempromosikan dan menjual karangan bunga anda. Jika ada pengunjung website yang tertarik dengan produk anda, mereka dapat mengirim imel pemesanan bunga pada waktu dan jam yang telah disepakati, dengan demikian anda pun dapat sepenuhnya mengatur jam kerja anda tanpa harus menunggui pelanggan layaknya seperti toko bunga konvensional.
<strong></strong></div><div align="justify"><strong>Jenis-jenis Bisnis Internet
</strong>
Ada banyak jenis bisnis yang dilakukan melalui internet yang dapat anda jalankan. Jika anda tidak memiliki produk untuk dijual, anda bisa menjalankan affiliate marketing atau ada juga bisnis network marketing. <a href="http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=647780"><span style="color:#ff0000;">Affiliate marketing</span> </a>adalah anda menjual produk orang lain, anda akan menerima fee jika berhasil melakukan penjualan. Sedangkan Network marketing, selain mendapatkan fee dari barang yang anda jual, anda juga akan mendapatkan fee dari jaringan yang berhasil anda bangun. Ketentuan bisnis dan bonus yang diterima sangat beragam tergantung jenis bisnis dan produk yang anda pilih.
</div><div align="justify">Bisnis internet sendiri tergolong baru di Indonesia, menurut </span><a href="http://www.apjii.or.id/"><span style="font-family:trebuchet ms;">www.apjii.or.id</span></a><span style="font-family:trebuchet ms;"> (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indoensia), pemakai internet di Indonesia pada 2004 ada 11 juta orang. Dan diperkirakan akan naik menjadi 16 juta pemakai pada akhir 2005. Sementara itu berdasarkan data tahun 2007, kepemilikan komputer naik 3 juta setiap tahunnya. Bagaimana kenaikannya di tahun 2008? Berdasarkan Sumber dari internetworldstats.com data update 30 Juni 2008, jumlah pengguna internet di Indonesia menduduki peringkat ke 5 di Asia. Wuih…
</span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Promosi bisnis melalui internet sendiri tidak hanya sebatas mendirikan website atau blog pribadi, namun juga dapat mempromosikan produk anda melalui website lain ataupun menggunakan Facebook yang sedang ngetren. Ini membuktikan bahwa semakin banyak orang yang mengandalkan internet untuk meningkatkan pendapatan dan bisnisnya. Menarik bukan?
<span style="font-size:85%;"></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:85%;">Dikutip dari : Tanya Jawab Internet Marketing dengan Dini Shanti, Majalah Wira Usaha dan Keuangan, Februari 2007.
</span>
</div></span>
</span><span class="fullpost"></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-41634742178617312712009-02-03T08:30:00.000+07:002009-03-24T09:28:24.006+07:00Profesi-Profesi Masa Depan<div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxO28E8KwxtcCgP7G5JLC_-r7cMZPOABTY-d0CVYjaIgf8tfAtYQYxhTe78iMlC3HKaJvKLss_7fzBGuAaqPdPIRSM7c0KbHTUZuMFir8NJsEPGSYAtTgT4eOB1dh4kChsems65dU7_pv/s1600-h/leisure+w+laptop.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301377111797864274" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 100px; CURSOR: hand; HEIGHT: 150px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxO28E8KwxtcCgP7G5JLC_-r7cMZPOABTY-d0CVYjaIgf8tfAtYQYxhTe78iMlC3HKaJvKLss_7fzBGuAaqPdPIRSM7c0KbHTUZuMFir8NJsEPGSYAtTgT4eOB1dh4kChsems65dU7_pv/s320/leisure+w+laptop.jpg" border="0" /></a>Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini, perkembangan sosial politik serta ekonomi di Indonesia mengalami perubahan yang sangat dahsyat yang sedikit banyak mengubah peta dunia kerja dan profesi-profesi yang “<em>most wanted</em>” di Indonesia. Selain itu era digital juga telah menyumbangkan informasi bak banjir tak terbendung bagi masyarakat dan telah melahirkan beragam jenis profesi baru yang seringkali mampu menyingkirkan aspek-aspek formal sebuah pekerjaan. Profesi di masa depan bisa jadi akan sangat berbeda dengan definisi profesi yang ada hari ini.<span class="fullpost">
</span></div><div align="justify"><span class="fullpost">
Disamping profesi-profesi konvensional yang memang sudah terbukti memberi penghasilan begitu tinggi pada pelakunya, misalnya dokter kandungan, senior engineer (untuk beberapa bidang khusus seperti pertambangan, telekomunikasi yang banyak dicari dan laku keras di Timur Tengah), bidang keuangan (financial planner, investment banker), muncul pula sederet profesi baru yang diburu oleh kaum muda Indonesia. Sebut saja profesi di media elektronik sebagai host, pembaca berita, reporter tv atau pun pemain film dan sinetron dengan menjamurnya banyak stasiun tv dan production house. Profesi lain yang tampaknya juga menjadi incaran adalah anggota legislatif. Saya kurang paham apakah karena profesi ini dapat menyalurkan aspirasi politik seseorang ataukah karena remuneration package seorang anggota dewan legislatif benar-benar mengiurkan. Informasi yang saya kutip dari talk show dengan salah seorang anggota legislatif partai tertentu, menyebutkan bahwa anggota DPR RI menerima gaji empat puluh dua juta perbulan… wew…..
</div></span><div align="justify"><span class="fullpost">
Profesi lain yang banyak di lirik adalah bidang IT. Namun selain IT Programmer atau help desk yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan, muncul pula self employeed profession di bidang IT sebagai game designer atau web designer dengan maraknya website resmi sebuah organisasi atau blog pribadi. Kategori self employeed juga bertambah dengan munculnya toko-toko online yang menjual berbagai produk, mulai dari elektronik, home assecories, pakaian, sepatu, buku, dll.
</div></span><div align="justify"><span class="fullpost">
Berdasarkan data dari INC, media bisnis paling terkemuka di Amerika, ada 10 bisnis yang prospeknya paling menjanjikan hingga lebih dari 10 tahun mendatang, dan yang berada di urutan pertama adalah <a href="http://mitrainspira.blogspot.com/2009/02/bisnis-melalui-internet-mengapa-tidak.html"><span style="color:#ff0000;">Internet bisnis</span></a>, termasuk data prosesing dan jasa informasi lainnya. Berkaca dari data di atas, tidak heran ketika diadakan Pesta Blogger 2008 lalu, salah satu contoh pemilik blog yang sukses adalah seorang ibu muda yang awalnya curhat di blog pribadinya dan berbagi pengalaman dengan orang tua lain mengenai kondisi putranya. Di blog tersebut dipasang sebuah iklan kerudung yang tidak menyolok, siapa sangka saat ini omset penjualan kerudung melalui blog tersebut sudah mencapai 4-5 juta/hari! Waw……. Itu kan artinya omzet sebulan mencapai... ah hitung sendiri saja deh.
</div></span><div align="justify"><span class="fullpost">
Bisnis internet memang sangat menggiurkan, salah satu pelakunya yang mendulang sukses tidak hanya di Indonesia namun juga keahliannya diakui di manca negara adalah <a href="http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=647780"><span style="color:#ff0000;">Anne Ahira</span></a>, perempuan muda kelahiran Bandung. Ia mengelola The Best Affiliate Newsletter yang dibaca 46.000 profesional internet marketer di 120 negara, menulis ebook “30 Days to Internet Marketing Success” dengan harga $97 dan diakui sebagai ebook Internet Marketing terbaik di dunia sepanjang kurun 2003-2004. Selama tujuh tahun menggeluti internet marketing, telah menjadikan Anne Ahira sebagai salah satu TOP 10 Super Affiliate kelas dunia dengan penghasilan ribuan dollar perhari. Perhari !
</div></span><div align="justify"><span class="fullpost">
Dapat disimpulkan, semua profesi di atas tergolong spesifik dan memiliki keahlian khusus yang kemudian dikembangkan menjadi seorang spesialis di luar jalur sekolah formal. Jadi kalau Anda saat ini masih berstatus mahasiswa dan setelah lulus berkeinginan bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan tanpa sebuah perencanaan karir yang spesifik, aduh, kapan kayanya? </span>
</div></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-67635213808502277502009-01-26T17:32:00.000+07:002009-03-24T09:34:15.318+07:00Pakaian Saat Wawancara Kerja<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSM8gN80zWfcWCkXBKnlR9oRsDZM9mqQQMs2mQi7WW4QskA28nvIBBDIiO0_PGVf7FSm_21C8lnbY0C67BlphklTZ3vBql8KFjiR2uFJjfCKcUUOiNMja-o3QzGLV6qT62KSEKtjoJfm-u/s1600-h/dress.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301370858478037234" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 104px; CURSOR: hand; HEIGHT: 137px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSM8gN80zWfcWCkXBKnlR9oRsDZM9mqQQMs2mQi7WW4QskA28nvIBBDIiO0_PGVf7FSm_21C8lnbY0C67BlphklTZ3vBql8KFjiR2uFJjfCKcUUOiNMja-o3QzGLV6qT62KSEKtjoJfm-u/s320/dress.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify">Aha… akhirnya saat wawancara telah tiba. Anda siap berangkat dengan pakaian yang sudah Anda persiapkan sebelumnya. Salah satu faktor penentu keberhasilan interview adalah kesan pertama yang ditangkap interviewer melalui pakaian yang Anda kenakan.
<span class="fullpost">
</span></div><div align="justify"><span class="fullpost">Bila memungkinkan, galilah informasi mengenai lingkungan tempat Anda akan bekerja. Mungkin Anda mempunyai kenalan yang sudah bekerja disana, atau observasilah karyawan kantor tersebut dari kejauhan, Anda juga dapat menanyakan langsung pada bagian Human Resources pakaian apa yang sebaiknya Anda kenakan saat interview berlangsung. Untuk keperluan interview, saran saya adalah, meski Anda berjiwa independen dan kreatif, namun pilihlah model busana yang konservatif saat menghadiri interview, karena pemilihan pakaian harus mencerminkan keseriusan Anda untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
</span></div><div align="justify"><span class="fullpost"></span></div><div align="justify"><span class="fullpost">Untuk pria, pakaian standar yang digunakan adalah kemeja lengan panjang atau pendek dengan warna-warna netral yang serasi dengan warna celana panjangnya, sepatu hitam yang disemir rapi dengan kaus kaki hitam atau biru tua. Jika perlu mengenakan dasi, pilihlah motif dasi yang konservatif atau jaket yang sesuai dengan warna celana.
</span></div><div align="justify"><span class="fullpost">Bagi wanita, kenakan rok selutut, boleh lebih panjang sedikit namun hindari rok diatas lutut. Anda juga dapat mengenakan celana panjang berpipa lurus dengan blus yang serasi, disertai cardigan atau blazer. Jika mengenakan jilbab, gunakan model yang ringkas dengan warna yang serasi dengan blazer. Gunakan asesoris sederhana disertai make up natural. Pilih disain sepatu yang sederhana dan sebaiknya tidak terlalu terbuka. Hindari parfum pada saat interview karena jenis parfum yang Anda pilih belum tentu sesuai dengan selera orang lain. Bisa berbahaya jika interviewer sensitif pada bau-bauan yang menyengat. Namun demikian, penggunaan deodoran dengan sedikit percikan cologne akan menyegarkan kehadiran Anda setelah sekian jam berdesakan di dalam busway!
</div></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-19589471274423264302009-01-23T20:31:00.000+07:002009-04-03T21:04:22.609+07:00Jenis- Jenis Tes dalam Psikotest<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAHV4amULeKb5ptMAvHf0wDTvvVzgkCOP5gw7dcNPMrfwD2qCPw5zPuNjpImo3ThZz5E_Lu-SeRZ5WATJj1uAstXi-JfZyYwzEI7MozT6wSQSHIcFUQfWeTZI7I_Cmn1232b5PRY9gjETv/s1600-h/Pencil.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301372242548343538" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAHV4amULeKb5ptMAvHf0wDTvvVzgkCOP5gw7dcNPMrfwD2qCPw5zPuNjpImo3ThZz5E_Lu-SeRZ5WATJj1uAstXi-JfZyYwzEI7MozT6wSQSHIcFUQfWeTZI7I_Cmn1232b5PRY9gjETv/s320/Pencil.jpg" style="float: left; height: 78px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 104px;" /></a> <br />
<div align="justify"><span style="font-family: trebuchet ms;">Bagi para pencari kerja, mungkin tidak asing dengan serangkaian soal-soal yang disajikan dalam mengikuti psikotes saat melakukan tes kerja di beberapa perusahaan. Sebagian orang kadang merasa bahwa psikotes adalah sebuah ganjalan menuju pekerjaan impiannya, sehingga seringkali mengkambing hitamkan tahap ini jika tidak berhasil. Kata orang, tak kenal maka tak sayang, berikut beberapa alat tes yang yang biasanyanya digunakan oleh para psikolog : <b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>Tes Kemampuan Kognitif </b>Tes berbentuk Paper and pencil untuk mengukur kemampuan mental secara umum atau intelegensi. Tes semacam ini bisanya dikategorikan dalam : · Tes Intelegensi Umum · Tes Bakat (<i>aptitude test</i>): Mengukur aspek verbal (bahasa), mechanical (mekanik), numerical (hitungan), spatial (daya bayang ruang), dll Karena yang diukur adalah kemampuan mental (<i>mental ability</i>), maka tes ini ditujukan untuk memilah-milah orang dalam kelompok tertentu (biasanya berdasarkan potensi intelegensi atau IQ) sehingga tidak heran untuk setiap sub tes dibatasi oleh waktu yang sangat ketat dan kecepatan berpikir memainkan peran yang cukup penting disini. Jika tester atau instruktur sudah memegang <i>stopwatch</i> berarti Anda harus mengerjakan secepat-cepatnya namun juga dituntut ketelitian yang tinggi agar hasilnya maksimal. Jangan khawatir, tes semacam ini tidak mengenal pengurangan nilai jika ada jawaban salah seperti yang terjadi pada tes masuk universitas. <b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>Tes Kepribadian </b>Salah satu metode seleksi yang banyak digunakan untuk mengukur karakteristik kepribadian pencari kerja dan mencari kesesuaiannya dengan jenis pekerjaan. Tes ini banyak macamnya, mulai dari inventory <i>(personality questionnaire)</i> juga tes grafis atau menggambar sesuatu. Dalam inventory, Anda akan diminta merespon serangkaian pernyataan lalu menjawabnya berdasarkan preferensi atau pilihan pribadi Anda terhadap suatu hal. Tes Grafis adalah salah satu tes yang paling banyak membingungkan peserta tes. Kerap kali peserta memiliki pemahaman yang salah mengenai tes ini sehingga tidak mendengarkan penjelasan tester dengan hati-hati. Peserta terkadang mendapat informasi harus menggambar begini-begitu sehingga gambar peserta satu dengan lainnya memiliki tema yang sama. Meski dari sisi grafologi hal ini tetap dapat diinterpretasi oleh psikolog, akan sangat membantu apabila masing-masing peserta menggambar sesuai keinginan pribadinya tanpa diintervensi oleh masukan yang belum tentu dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. <b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>Diskusi Kelompok </b>Dalam diskusi kelompok, peserta tes di tempatkan dalam beberapa kelompok, terdiri dari 4-7 orang, lalu diberi sebuah studi kasus yang berhubungan dengan pekerjaan untuk dibahas bersama. Selama proses diskusi berlangsung, perilaku peserta akan diobservasi untuk melihat kemampuan komunikasi maupun bagaimana seseorang menampilkan dirinya dalam sebuah interaksi sosial. Diskusi kelompok atau yang beken dengan nama LGD <i>(Leaderless Group Discussion)</i> cukup efektif jika digunakan untuk posisi supervisor ke atas atau management trainee karena potensi kepemimpinan seseorang juga dapat diobservasi melalui proses ini. <b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>Wawancara </b>Tujuan wawancara pada dasarnya untuk melengkapi berbagai data yang telah diambil sebelumnya serta sebagai <i>cross check</i> jika ada data yang dinilai perlu diperjelas. Bisa dikatakan untuk melengkapi potongan <i>puzzle</i> dari gambaran seseorang agar dapat dilihat secara utuh untuk diambil sebagai suatu kesimpulan. Peserta diminta menceritakan dirinya atau peristiwa-peristiwa yang dialaminya baik dalam konteks pekerjaan ataupun kehidupan pribadinya. Wawancara sendiri banyak macamnya, salah satunya : <b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>Berdasarkan jenis pertanyaan : </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b> </b>· <b>Unstructure :</b> wawancara yang tidak terstuktur sesuai namanya tidak memiliki alur yang jelas, intinya : suka-suka pewawancara. Variasi pertanyaannya bisa sangat luas mulai dari hal-hal teknis sampai dengan pertanyaan yang terkesan tidak ada relevansinya sama sekali dengan pekerjaan. </span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;">· <b>Focused Question :</b> wawancara jenis ini fokus hanya pada beberapa pertanyaan yang memiliki relevansi tinggi dengan kompetensi kritikal dari kandidat. Misalnya hanya fokus pada masalah leadership, pengambilan keputusan, atau kemampuan menjual saja, tergantung kebutuhan dari pekerjaan atau perusahaan tersebut. Biasanya kandidat akan bertemu dengan interviewer lain guna melengkapi data yang diperlukan dan kemungkinan menggunakan teknik interview yang berbeda. </span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;">· <b>Behavioral Event : </b>Wawancara jenis ini fokus pada perilaku yang ditampilkan oleh peserta pada pengalaman kerja sebelumnya. Mottonya : <i>past experiences predict future performance</i>. Pewawancara akan fokus pada keadaan atau kejadian pada situasi tertentu, lalu apa tindakan yang dilakukan oleh peserta ketika merespon keadaan tersebut, dan seperti apa hasil yang diperoleh dari tindakannya. Sebaiknya peserta berfokus pada pengalaman yang telah terjadi sehingga dapat memberikan gambaran dari hasil atau prestasi yang telah dicapainya, karena tanpa adanya suatu hasil maka sehebat apapun tindakan atau keputusan yang dibuatnya pada masa lalu akan sulit dinilai efektivitasnya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;">· <b>Job Related :</b> wawancara ini berisi serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan secara langsung serta aspek-aspek teknis dari pekerjaan tersebut. <b> </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>Berdasarkan interviewer : </b></span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;"><b>· User :</b> Terdiri dari atasan, biasanya levelnya sudah manajerial. Pertanyaan <i>user</i> akan sangat tergantung pada kemampuan atau teknik interview yang dikuasai user. Jika cukup terlatih, selain menggali kemampuan teknis pekerjaan, maka aspek pribadi dan motivasi serta kompetensi yang bersifat <i>soft skills</i> juga akan menjadi pertimbangan <i>user.</i> Wawancara dengan <i>user</i> juga memberi kesempatan pada kedua belah pihak untuk menimbang kecocokan satu sama lain serta merasakan <i>chemistry</i> yang timbul karena kedua orang ini akan bekerja sama dalam sebuah tim. </span><br />
<br />
<span style="font-family: trebuchet ms;">· <b>HRD/Psikolog :</b> Pihak ini akan lebih banyak menggali kompetensi soft skills peserta, kepribadian dan motivasi dihubungkan dengan persyaratan dari suatu jabatan. Jarang sekali HRD atau psikolog menggali secara mendalam aspek teknis sebuah pekerjaan kecuali jika ia cukup menguasai atau berpengalaman di bidang tersebut. · Untuk posisi managerial, <i>Head of Division</i> atau bahkan Direktur Utama menyempatkan diri untuk bertemu dengan kandidat. Karena aspek teknis dan kompetensi soft <i>skills</i> sudah dianggap aman dan digali melalui wawancara dengan <i>user</i>/HRD, para Direktur seringkali hanya ingin berhadapan muka dengan calon karyawannya, <i>just get the right feeling</i>. </span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-70040367344124423262009-01-22T07:35:00.001+07:002009-03-24T09:43:48.648+07:00Menjual Resume Anda<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeiDutei-coR1f70-Wj1RbHM0HUydJnTR-ZXn4mdnf8iRqih1prE664abmUNkbY_Wk0355AH0jwVCLUTiAlVX_ez14OXUq5dNcXoMycJN8TMLD-YNSxZbM3nqiujR_aJ_Ql6RKwITonBph/s1600-h/Resume.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301525122882170242" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 101px; CURSOR: hand; HEIGHT: 101px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeiDutei-coR1f70-Wj1RbHM0HUydJnTR-ZXn4mdnf8iRqih1prE664abmUNkbY_Wk0355AH0jwVCLUTiAlVX_ez14OXUq5dNcXoMycJN8TMLD-YNSxZbM3nqiujR_aJ_Ql6RKwITonBph/s320/Resume.jpg" border="0" /></a>
<span style="font-family:trebuchet ms;"></span>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Sedang mencari kerja? Sudah mengirim belasan bahkan puluhan aplikasi namun hanya segelintir perusahaan yang memanggil, itu pun untuk posisi yang Anda tidak minati. Apakah ini pernah atau sedang Anda alami ? Untuk mencuri perhatian bagian Rekrutmen dan Seleksi sebuah perusahaan yang sehari-harinya harus membaca puluhan bahkan ratusan aplikasi lamaran kerja, Anda harus tampil berbeda. Menarik dan berbeda. Resume memang punya peran yang penting untuk menjual diri Anda, representasi diri dan merupakan kunci yang Anda butuhkan menuju pekerjaan idaman. <span class="fullpost">
</span></span></div><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><div align="justify">
Resume seperti apa yang bisa menarik perhatian seorang staff HRD yang sudah bosan membaca berpuluh-puluh surat lamaran perhari atau user yang tengah sibuk menangani berbagai masalah dalam tugasnya? Yang pasti resume Anda harus memuat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak ini. Tanpa adanya informasi yang tepat resume Anda mungkin berakhir di mesin penghancur kertas, hiks..!
</div><div align="justify">
Sebelum menulis resume, pastikan dahulu posisi atau pekerjaan yang Anda inginkan. Jika Anda seorang fresh graduate, ingin meniti karir di bagian legal, tentunya Anda jangan mencoba melamar untuk posisi staff IT atau sales person hanya sebagai batu loncatan. Teliti benar persyaratan atau kualifikasi yang diminta bagi pekerjaan tersebut. Jika kualifikasi tersebut belum sepenuhnya Anda miliki, atur rencana untuk memenuhinya dengan mengikuti sejumlah pelatihan atau cara lain yang Anda nilai tepat.
</div><div align="justify">
Resume pada dasarnya adalah penjelasan singkat dari pengalaman kerja seseorang, tingkat pendidikan, keterampilan yang dimiliki serta prestasi yang telah dicapainya selama ini. Karena berupa penjelasan singkat, maka resume hanya mencantumkan ha-hal yang dianggap perlu atau relevan dengan posisi yang akan dituju. Anda dapat menggunakan <em>template</em> resume yang banyak tersedia gratis di internet, bahkan jenis <em>document</em> di microsoft word juga menyediakan <em>template</em> semacam ini. <em>Template</em>-nya bagus-bagus, namun saya tetap sarankan Anda memodifikasi sedikit agar sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi yang dimiliki.
</div><div align="justify">
Pengalaman kerja cantumkan mulai dari yang terkini, tulis dengan jelas, jabatan, nama perusahaan, tahun kerja. Penting sekali Anda lengkapi dengan uraian singkat mengenai pekerjaan serta latar belakang bisnis perusahaan agar pihak-pihak yang berkepentingan mendapatkan gambaran mengenai kualifikasi yang Anda miliki. Bagi freshgraduate, Anda bisa menuliskan pengalaman kerja informal atau part time yang mungkin dimiliki, mungkin semasa mahasiswa Anda nyambi jadi SPG, ikut penelitian dosen, bisnis distro atau warnet bareng teman dll. Jika tidak ada sama sekali yang bisa dicantumkan, jangan khawatir, Anda masih bisa menjual diri lewat kolom : <em>Organization Experiences</em> alias Pengalaman Berorganisasi.
</div><div align="justify">
Untuk jenjang pendidikan, cukup tuliskan pendidikan Anda yang terakhir, tidak perlu sampai sekolah dasar segala. Tulis nama sekolah, fakultas atau jurusan, tahun masuk dan kelulusan serta IPK Anda. Jika Anda freshgraduate, Anda bisa menuliskan judul skripsi beserta nilai yang diperoleh, terkadang ini bisa menjadi bahan yang bagus pada saat interview terutama jika Anda minim pengalaman kerja. Jika Anda termasuk mahasiswa yang lulusnya lama, pastikan Anda punya penjelasan atau alasan yang jitu mengapa hal ini sampai terjadi.
</div><div align="justify">
Jika Anda sering mengikuti pelatihan atau kursus, cantumkan hanya yang relevan dengan dunia kerja saja, misalnya kursus bahasa atau komputer. Jika Anda tidak pernah kursus namun menguasai dengan cukup baik secara otodidak, masukkan di dalam kolom : <em>Skills</em> dan perinci apa saja keahlian komputer tersebut atau sejauh apa penguasaan bahasa Anda.
</div><div align="justify">
Urutkan pengalaman organisasi Anda mulai dari yang terkini, cantumkan juga nama organisasi, jabatan Anda serta <em>projects</em> atau kegiatan yang ditangani. Akan sangat menjual jika selama berorganisasi Anda memegang sejumlah jabatan penting seperti <em>chief</em>, ketua divisi dll. Ada baiknya jika Anda cantumkan sejumlah prestasi yang diraih atau perubahan yang anda buat bagi organisasi, atau Anda dapat mencantumkannya dengan memberi judul kolom : <em>Achievements</em>. Jika pengalaman kerja Anda sudah cukup banyak, kolom pengalaman berorganisasi ini sebaiknya ditiadakan, kecuali jika sampai saat ini masih tergabung dalam sejumlah organisasi profesi yang memang erat kaitannya dengan pekerjaan Anda. </div><div align="justify"> </div><div align="justify">
Data pribadi cantumkan yang penting saja seperti usia atau tanggal lahir. Status pernikahan dan Agama seharusnya tidak menjadi bahan pertimbangan dalam seleksi calon karyawan, namun untuk di Indonesia, Anda dapat mencantumkannya jika dirasa perlu. Untuk Nama, Alamat, no telpon serta alamat imel, tampilkan saja sebagai headline resume Anda agar lebih <em>eye catching.
</em></div><div align="justify">
Pastikan Anda menggunakan kertas A4 yang baik kualitasnya dengan ukuran font sewajarnya, jangan terlalu besar atau kecil. Jika ingin menggunakan kertas berwarna, pilh warna yang netral seperti <em>light grey, light brown</em>. Jangan pernah gunakan warna <em>pink</em>! Ini bukan selembar surat cinta, jadi buat seformal mungkin, karena ini adalah representasi resmi Anda. Hindari gambar-gambar atau ornamen yang hanya akan menambah “ramai”, meski demikian, beberapa garis geometris dapat mempermanis resume Anda. Hati-hati, jika Anda menggunakannya secara berlebihan dapat memberi kesan kurang professional. Sebaiknya hindari saja. Pastikan juga tidak ada kesalahan dalam pengetikan, terutama jika Anda menulisnya dalam bahasa inggris.
</div><div align="justify">
Sebuah resume yang professional tidak akan sempurna tanpa foto diri. Pastikan Anda memiliki foto terbaru dengan kualitas yang prima, usahakan berwarna dengan pose elegan yang dapat menampilkan kesan yang ingin Anda bangun, misalnya ramah, sigap atau dapat diandalkan. Jangan membuat foto di saat Anda ngantuk atau lapar atau <em>bad mood</em>, nanti wajah Anda tidak laku dijual. Saat ini foto digital dapat dengan mudah disisipkan sebagai bagian dari resume dan diprint. Foto hitam-putih ala ijazah sudah tidak jamannya lagi. Sebagai tambahan, jangan memberikan foto yang terlalu pribadi. Saya pernah menemukan foto pelamar yang kebetulan seorang gadis berpose diantara rumpun alang-alang, cantik sih, tapi mungkin ini lebih sesuai untuk portofolio yang dikirimkan ke <em>modeling agency</em>.
</div><div align="justify">
Bagaimana dengan fotocopy ijazah, transkrip nilai, surat referensi dll. Bila melamar di perusahaan swasta, Anda belum perlu melampirkannya kecuali jika memang diminta di iklan tersebut. Biasanya ini diberikan setelah Anda lulus semua test sebagai kelengkapan dari arsip karyawan. Namun jika melamar untuk pegawai negri, justru Anda harus cek satu persatu persyaratan dan berkas-berkas yang harus dipenuhi sebelum mengirimkannya pada panitia penerimaan.
</div><div align="justify">
Terakhir, <em>cover letter</em> atau surat lamaran kerja yang seharusnya dicantumkan paling atas dari semua berkas-berkas yang akan Anda kirimkan. Jika Anda memiliki kualifikasi seperti yang diharapkan dalam iklan lowongan kerja, hal ini dapat Anda tuliskan disertai <em>benefit </em>apa yang mungkin diperoleh perusahaan jika meng-<em>hire</em> Anda. Namun jangan lupa, pastikan Anda dapat memberikan bukti-bukti yang kuat jika hal ini nantinya disinggung dalam proses interview.
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-91512536910998483962009-01-22T06:37:00.000+07:002009-03-24T09:52:58.064+07:00Mengikuti Psikotest<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5acXv7EpNFfA8itSOddmiJFeILJ0Sy7QK5W5uWB0l8-dmzOUKjKSWHQZmoymZd-nSag1wR_8y99_Nov9a-0Gn0UKt6UPxFlcOE2Q3RPZNzSMOEGvOiE-eGQNfNUgjQ4-dimU_fA2amFma/s1600-h/Psikotest.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301374192820799858" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 86px; CURSOR: hand; HEIGHT: 92px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5acXv7EpNFfA8itSOddmiJFeILJ0Sy7QK5W5uWB0l8-dmzOUKjKSWHQZmoymZd-nSag1wR_8y99_Nov9a-0Gn0UKt6UPxFlcOE2Q3RPZNzSMOEGvOiE-eGQNfNUgjQ4-dimU_fA2amFma/s320/Psikotest.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify"></div>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Beberapa waktu yang lalu saya didatangi salah seorang tetangga yang anaknya akan mengikuti tes masuk kerja di sebuah perusahaan. Si bapak menanyakan apakah saya bisa membantu “melatih” putranya agar lulus psikotest. Psikotest memang sejak dahulu dijadikan alasan yang terkesan tidak bisa diganggu gugat untuk menggugurkan seseorang pada sebuah tes masuk kerja. Mungkin karena sifat testnya yang serba ambiguous alias nggak jelas mana benar-mana salah sehingga orang justru merasa serba salah menghadapinya.
<span class="fullpost"></span></span></div><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><div align="justify">
Rasanya setiap kali orang mengetahui profesi saya, seringkali saya menerima pertanyaan atau permintaan serupa. Tentunya secara kode etik saya tidak diperkenankan “melatih” orang untuk menghadapi psikotest, tapi sebenarnya ada beberapa kiat praktis yang dapat diikuti agar orang dapat mengikuti psikotest dengan nyaman.
</div><div align="justify">
<strong>1. Persiapan </strong></div><div align="justify">
<strong>a. Mental :
</strong></div><div align="justify"><strong>· Latihan Soal :</strong> Latihan soal sebenarnya tidak banyak gunanya dalam hal ini, karena psikotest pada dasarnya adalah mengukur kemampuan dasar seseorang, minat, motivasi dan kepribadian, kesemuanya ini tentunya hal-hal yang cenderung menetap pada seseorang dan bukanlah hasil latihan. Tidak ada rumus tertentu yang harus dihafal atau diingat-ingat seperti ketika Anda mengerjakan tes masuk universitas. Namun untuk beberapa orang tertentu, berlatih soal-soal psikotest melalui buku-buku yang banyak dijual mungkin dapat membuat lebih nyaman atau terbiasa sebelum mengerjakan soal yang sesungguhnya. Untuk soal yang bertujuan mengukur kemampuan dasar atau intelegensi, mungkin latihan dapat dilakukan di rumah sekedar untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi intelegensi Anda. Namun untuk soal-soal yang bertujuan mengukur kepribadian seseorang, baik melalui kuesioner atau tes menggambar, Anda perlu hati-hati mensikapinya. Saya lihat banyak orang terjebak mengikuti petunjuk, saran atau menggambar seperti contoh soal yang ada di buku latihan, yang tentunya hasil kepribadiannya akan sangat berbeda dengan si penggambar. Akibatnya psikolog yang menginterpretasi hasil tes tersebut akan mendapati banyak kontradiksi dari hasil test tersebut, dapat saja ia berpendapat bahwa ada sesuatu yang “salah” disini atau Anda dinilai tidak bersikap terbuka dan banyak menutup-nutupi kepribadian Anda atau yang paling buruk bisa jadi Anda dinilai telah berbuat curang selama test berlangsung.
</div><div align="justify">
<span style="font-size:130%;"><strong>·</strong></span><strong> Riset :</strong> Carilah informasi mengenai perusahaan tempat Anda ingin bergabung, buatlah riset sederhana mengenai bisnisnya, struktur organisasi, filosofi, sejarah atau berita apapun yang berhubungan. Jika psikotest ini disertai dengan wawancara, maka Anda sudah siap dengan segala informasi yang mungkin akan ditanyakan oleh pewawancara. Terkadang ada beberapa tugas tidak terduga dalam test tersebut, seperti membuat sebuah essai atau komentar mengenai berita yang sedang aktual. Dengan pemahaman tersebut, Anda dapat dengan mudah menghubungkan sebuah berita aktual dengan kondisi internal perusahaan.
</div><div align="justify">
<strong>· Lokasi Tes : </strong>Pastikan Anda sudah mengetahui tempat test berlangsung. Anda dapat melakukan pengecekan beberapa hari sebelum test berlangsung. Yang paling mudah adalah mintalah informasi pada biro penyelenggara test atau perusahaan tersebut gedung atau tempat yang dapat Anda jadikan patokan sehingga Anda akan mudah menemukan lokasi test.
</div><div align="justify">
<strong>· Lamanya Tes :</strong> Pastikan Anda mendapat informasi jam berapa psikotest akan dimulai serta diprediksi akan selesai. Ini penting agar Anda dapat mengalokasikan waktu Anda sekian jam tanpa diinterupsi oleh kegiatan lain. Datanglah 15 menit sebelum dimulai agar Anda memiliki waktu untuk mengamati keadaan sekeliling atau mencari ruangan tempat test berlangsung. Untuk test bentuk klasikal, maka test akan dimulai serentak, sehingga jika Anda terlambat konsekuensinya akan terlambat atau tertinggal mengikuti subtest-subtest yang disajikan di awal. Jika memungkinkan akan ada test susulan di akhir sesi untuk peserta yang terlambat, namun jika dianggap merepotkan maka peserta ini akan di tolak sama sekali alias pulang sebelum bertempur!
</div><div align="justify">
<strong>b. Fisik :
</strong>Tidak dipungkiri kondisi fisik akan besar pengaruhnya terhadap daya tahan dan kemampuan seseorang berkonsentrasi mengerjakan serangkaian test selama beberapa jam tanpa jeda. Pastikan Anda sudah sarapan sebelum berangkat dan cukup istirahat malamnya. Anda bisa berbekal air mineral yang dapat diminum di sela-sela test jika memungkinkan, dehidrasi bisa membuat Anda kehilangan konsentrasi lho.
</div><div align="justify">
<strong>2. Pelaksanaan Psikotest </strong></div><div align="justify">
<strong>a. Cara Pengerjaan Test :</strong> Psikotest umumnya terdiri 4 bagian : </div><div align="justify">
<strong>· Test Kemampuan Umum (intelegensi) :</strong> Test ini bisanya terdiri dari beberapa test atau subtest, mulai dari pengetahuan umum, berhitung, angka, bahasa, gambar-gambar bidang/ruang atau gambar dengan pola-pola khusus. Untuk bisa mengerjakan dengan baik Anda perlu tahu sifat test ini, yaitu : test obyektif, artinya ada jawaban benar-salah dan dibatasi oleh waktu. Jika Anda lihat Tester atau instruktur sudah menggenggam stopwatch, maka kerjakan saja secepat-cepatnya serta dahulukan soal-soal yang mudah agar Anda memperoleh skor yang tinggi. Jika masih ada waktu baru Anda berkonsentrasi ke soal yang lebih sulit.
</div><div align="justify">
<strong>· Test Kepribadian :</strong> Test ini biasanya berbentuk inventory (kuesioner) dan gambar dan tidak secara khusus dibatasi waktunya. Kerjakan sebaik-baiknya sesuai dengan pilihan dan kepribadian Anda. Walaupun tidak dibatasi oleh waktu, sebaiknya Anda tidak berlama-lama berkutat mengerjakan soal-soal atau menggambar. Selain akan memperlama proses test itu sendiri, tentunya ada interpretasi khusus bagi orang-orang yang bekerja dengan lambat! </div><div align="justify"></div><div align="justify">
<strong>· Interview :</strong> Psikotest yang lengkap biasanya disertai dengan wawancara. Tunjukkan sikap yang wajar karena ini adalah kesempatan Anda untuk menjual diri, baik kemampuan kerja maupun penampilan. Menjawab secara jujur adalah suatu yang harus Anda lakukan dalam wawancara karena dengan mengatakan suatu kebohongan lambat laun hal ini akan diketahui selain itu pewawancara dapat saja menemukan hal-hal yang tidak konsisten dari jawaban Anda. Jika Anda merasa memiliki kekurangan, ada baiknya Anda mempersiapkan diri dengan alasan yang masuk akal mengenai upaya-upaya yang sudah dilakukan guna mengatasi keterbatasan tersebut.
</div><div align="justify">
<strong>· Untuk beberapa posisi tertentu, dapat disertai test teknis,</strong> misalnya yang terkait dengan pekerjaan tertentu. Saya juga pernah menemukan ada perusahaan tertentu yang menguji calon karyawannya dengan test teknis tertulis, misalnya pengetahuan tentang kimia/laboratorium , soal-soal akunting, menghitung pajak, mengestimasi harga suatu benda (untuk engineering). Terkadang untuk posisi staf admin atau sekretaris diminta membuat sebuah surat resmi dengan menggunakan komputer ataupun menghapalkan istilah-istilah medis buat calon medical representative.
</div><div align="justify">
<strong>b. Sikap yang Sebaiknya ditampilkan </strong></div><div align="justify"><strong>
</strong>· Meski tidak diperintahkan, bawalah alat tulis yang diperlukan, pulpen, pinsil dll. Anda juga dapat menanyakan peralatan apa yang harus dibawa jika panggilan psikotest tersebut di terima melalui telelpon. Rapikan barang-barang Anda dan letakkan hanya alat tulis di meja demi kenyamanan pengerjaan test. Letakkan tas pada tempatnya, jangan biarkan berserakan di lantai.
</div><div align="justify">
· Isilah setiap lembar jawaban yang dibagikan dengan nama dan data-data diri yang diperlukan di bagian identitas, juga sekiranya ada nomor urut yang harus dicantumkan di setiap lembar jawaban.
</div><div align="justify">
· Perhatikan semua instruksi yang diberikan oleh Tester. Setiap test atau subtest mempunyai cara pengerjaan dan aturan main yang berbeda-beda, sehingga Anda perlu berkonsentrasi memperhatikan semua instruksi yang ada. Jangan hiraukan nasehat atau pendapat rekan Anda yang menyarankan harus mengerjakan psikotest dengan cara begini begitu, fokus saja pada instruksi. Jika ruangan tempat psikotest berlangsung cukup besar dan Anda bebas memilih duduk dimanapun, maka pilihlah duduk di baris-baris terdepan bagian tengah, sehingga Anda bebas memandang informasi di depan dengan jelas.
</div><div align="justify">
· Setiap subtest memiliki cara pengerjaan yang berbeda-beda. Jangan segan bertanya jika Anda belum paham. Bertanyalah seperlunya, tidak perlu panik sehingga bertanya berkali-kali untuk pertanyaan atau bagian yang kurang penting atau sudah diterangkan sebelumnya, perilaku seperti ini juga sangat mengganggu peserta lainnya.
</div><div align="justify">
· Bertanya hanya kepada pengawas atau Tester. Bertanya pada peserta lain yang ada di kanan kiri dapat membuat Anda memperoleh interpretasi yang keliru terhadap apa yang harus dikerjakan.
</div><div align="justify">
· Anda harus tahu bahwa apapun sikap dan komentar Anda diobservasi secara ketat oleh Tester maupun Pengawas test. Hasil observasi ini merupakan data yang sangat berguna bagi para Pewawancara atau penulis laporan hasil psikotest. Hindari sikap atau komentar yang berlebihan mengenai sebuah test atau peserta lain, walaupun Anda hanya bermaksud bercanda. Tunjukan sikap positif dengan bekerja cepat, sigap dan jujur. Sesulit apapun test yang Anda hadapi, hindarilah keluhan meski hanya berupa heeeh… aduuh… yaah… Mengeluh hanya akan membuang-buang energi, selain itu akan memberi kesan yang negatif mengenai diri Anda.
</div><div align="justify"></div><div align="justify">
<strong>c. Pakaian dan Assessoris
</strong>Pakaian yang Anda kenakan pada dasarnya sangat tergantung pada budaya perusahaan atau tempat psikotest itu berlangsung. Ada perusahaan yang suasananya lebih santai dimana Anda dapat berpakaian casual misalnya industri periklanan, production house. Sementara pekerjaan di bidang perbankan pakaiannya lebih formal. Tentunya akan berbeda lokasi test di gedung perkantoran segitiga emas dengan situasi pabrik. Anda bisa menanyakan dress code yang diperkenankan oleh mereka, jika tidak yakin sebaiknya diperjelas karena persepsi setiap orang mengenai pakaian formal bisa berbeda.
</div><div align="justify">
Namun demikian, secara umum kemeja lengan panjang/pendek dengan celana panjang cukup dapat diterima bagi peserta pria. Sementara itu untuk wanita dapat menggunakan setelan two pieces atau berupa blus dan rok/celana panjang. Hindari pemakaian blue jeans kecuali Anda benar-benar yakin hal itu merupakan pakaian yang dapat diterima di perusahaan tersebut. Khusus bagi pemakai jilbab panjang, pilihlah pakaian dan jilbab yang dapat membuat Anda tampil rapi dan ringkas tanpa melanggar syariat yang Anda yakini.
</div><div align="justify"></div><div align="justify">
Berpakaianlah senetral mungkin, dimana Anda tetap nyaman namun jika harus mengikuti wawancara atau presentasi Anda pun dapat tampil cukup resmi sehingga menampilkan kesan positif. Jika Anda memakai jaket atau topi sebaiknya dilepas dan disimpan baik-baik dalam tas Anda. Jika ruangan sangat dingin, maka mintalah ijin untuk tetap mengenakan jaket jika Anda merasa memerlukannya. Bagi wanita, hindari asessesoris yang berlebihan yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian saat Anda harus bekerja dengan cepat seperti gelang yang terlampau berat atau banyak.
</div><div align="justify">
Nah… mudahkan jika sudah tahu triknya? Tidak perlu mendengarkan berbagai informasi yang keliru mengenai jawaban yang harus Anda berikan di psikotest, semua itu hanya akan menyesatkan Anda. Berdoa dan bersikap positif, itu akan lebih berguna bagi Anda saat mengerjakan soal-soal psikotest. Tetap Semangat !
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4613254951958385006.post-45889542143556774022009-01-22T06:17:00.000+07:002009-03-24T10:10:12.974+07:00Resume VS CV<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSvcsD2h6k4nBPgDp5S7fMBwiuUbz-ExxL6k5VGbm6BzFGvDOYskuAEIVF6GIQmvcbulwcTHjrywD8pYYW1QjyO8Bu6EkW53e3vs_27WQTycm8LQHBp8lttUyEBVtvyblAH8jv1xYouYil/s1600-h/People+read.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5316585251984023522" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 85px; CURSOR: hand; HEIGHT: 126px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSvcsD2h6k4nBPgDp5S7fMBwiuUbz-ExxL6k5VGbm6BzFGvDOYskuAEIVF6GIQmvcbulwcTHjrywD8pYYW1QjyO8Bu6EkW53e3vs_27WQTycm8LQHBp8lttUyEBVtvyblAH8jv1xYouYil/s320/People+read.jpg" border="0" /></a>
<div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"></span></div><div align="justify">
<span style="font-family:trebuchet ms;">Permintaan untuk mengirimkan Resume atau Curriculum Vitae (CV) sering kita jumpai di iklan lowongan kerja di media massa. Konotasinya adalah semacam daftar riwayat hidup yang menceritakan pengalaman kerja atau perjalanan karir seseorang. Berdasarkan pada pengalaman sekian tahun di bagian Rekrutmen dan Seleksi, saya seringkali harus memilah-milah sekian ratus pelamar lalu memanggilnya untuk proses berikut. Kadang proses ini membosankan terutama jika harus membaca CV yang terlalu panjang. Ada juga resume yang terlalu singkat, hampir-hampir tidak menceritakan apa kualifikasi dan pengalaman kandidat. Sebenarnya ada lho beda resume dengan CV.
</span><span class="fullpost">
<span style="font-family:trebuchet ms;"></span></span></div><div align="justify"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Resume adalah penjelasan singkat dari pengalaman kerja seseorang, tingkat pendidikan, keterampilan yang dimiliki serta prestasi yang telah dicapainya selama ini. Jika pengalaman seseorang cukup kaya dan beragam, ia dapat membuat beberapa resume dengan fokus penekanannya berbeda untuk beberapa posisi yang diminatinya, tentunya dikirimkan ke perusahaan yang berbeda pula.
</span></span></span>
</div><div align="justify"><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">Karena berupa penjelasan singkat, maka resume hanya mencantumkan ha-hal yang dianggap perlu atau relevan dengan posisi yang akan dituju. Misalnya pengalaman sebagai Sales Promotion Girl (SPG) pameran semasa mahasiswa akan kurang begitu sesuai jika posisi yang dituju adalah Analis Kimia. Sementara juara I busana daerah disertai training kepribadian akan cukup diperhatikan untuk jabatan staff Public Relation. Data-data pribadi dalam sebuah resume pun cukup berupa alamat rumah dan no telpon serta tanggal lahir. Tinggi/berat badan dapat dicantumkan sejauh hal itu masih relevan dengan posisi yang dilamar.
</div></span><div align="justify"><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">Berbeda dengan CV, informasi yang tercantum disini lebih mendetail. Semua pengalaman kerja sebelumnya, pendidikan, pelatihan, keanggotaan organisasi tertentu, prestasi sejak SD dll bisa ditulis satu demi satu. Konsekuensinya CV bisa cukup panjang dan terdiri dari beberapa halaman. Biasanya CV dilampirkan untuk keperluan memperoleh beasiswa, penelitian atau melamar kerja ke luar negeri.
</div></span><div align="justify"><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">Untuk keperluan melamar kerja di Indonesia, saat mengadministrasi surat lamaran saya sih lebih suka membaca resume karena fokus pada spesifikasi pelamar yang dicari, selain itu tidak perlu waktu lama untuk membacanya. Sementara itu CV seringkali mencantumkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Sangat melelahkan membacanya dan berpotensi untuk terlewatkan bisa si penulis CV tidak membuat tampilannya menarik. Namun demikian, salah satu kelebihan CV adalah, karena memuat banyak informasi dan mendetil, saya biasanya tergerak untuk menyimpan beberapa CV dalam bank data untuk kebutuhan penambahan karyawan di masa datang jika kualifikasinya sesuai.
</div></span><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><span class="fullpost"><span style="font-family:trebuchet ms;">Berkaca pada pengalaman di atas, saya pribadi mengembangkan resume yang sedikit lebih lengkap namun beberapa detil dalam CV saya hilangkan agar pembacanya tidak bosan. Misalnya untuk pendidikan saya hanya menuliskan pendidikan terakhir saja, atau pengalaman kerja dan pelatihan hanya dicantumkan yang relevan dengan objective saya untuk berkarir di bidang human resources, jadi pengalaman kerja di bidang sales ataupun seminar table manner tidak perlu ditampilkan. Selain itu saya mengirimkan surat lamaran hanya pada posisi yang benar-benar saya inginkan, maka dengan resume yang powerful, biasanya 3 dari 5 lamaran kerja yang saya kirimkan akan mendapat panggilan untuk meneruskan ke proses berikutnya. Selamat mencoba!
</span>
</div></span></span>Unknownnoreply@blogger.com1