tag:blogger.com,1999:blog-473804951378606442024-03-05T12:20:39.213+07:00Informasi Budidaya Udangshrimp culture information in Indonesian versionmarindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.comBlogger151125tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-75348318380251017812011-06-12T13:32:00.003+07:002012-02-09T02:33:33.949+07:00Waspada terhadap Sifat Kanibalisme Pada Udang<div style="text-align: justify;">Ditinjau dari aspek biologi, udang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan biota perairan lainnya. Beberapa sifat udang yang unik tersebut telah dijelaskan dalam pembahasan terdahulu (sebagai mahluk nocturnal dan sebagai mahluk fototaksis negatif). Salah satu sifat yang khas lainnya dari udang adalah sifat kanibalisme. Dalam pembahasan ini, kanibalisme pada udang dapat diartikan sebagai sifat untuk memangsa/memakan udang lainnya pada saat tertentu. </div><a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div><div style="text-align: justify;">Pemahaman sifat kanibalisme pada udang erat kaitannya dengan program pemberian pakan dan tingkat keseragaman udang.<br />
<br />
Kanibalisme pada udang biasanya akan muncul pada kondisi ketersediaan pakan di dalam perairan tambak yang dibutuhkan oleh udang sudah sangat minim jumlahnya. Pada kondisi ini proses pemangsaan/kanibalisme yang terjadi adalah sebagai berikut:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Udang dengan kondisi normal akan memangsa udang yang lemah kondisinya</li>
<li>Udang dengan ukuran lebih besar akan memangsa udang yang lebih kecil ukurannya</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kanibalisme pada udang bisa terjadi di suatu perairan tambak yang disebabkan oleh dua faktor utama yaitu; (1) program pemberian pakan yang diterapkan kurang memenuhi tingkat kebutuhan udang pada saat tertentu dan kondisi ini tidak segera diantisipasi, (2) tingkat keseragaman udang didalam perairan tambak tersebut sangat tinggi, sehingga ukuran udang sangat bervariasi antara yang besar dan yang kecil.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai akibat utama dari proses kanibalisme yang dilakukan oleh udang adalah terjadinya penurunan populasi udang di dalam perairan tambak. Akibat lainnya yang bisa saja ditimbulkan adalah terjadinya proses penularan penyakit jika udang yang dimangsa terinfeksi penyakit tersebut dikonsumsi udang lainnya. Pada kondisi perairan tambak dengan populasi awal sangat padat, proses kanibalisme antar udang yang tidak segera diantisipasi dapat pula menyebabkan nilai FCR (Food Conversion Ratio) yang tinggi. Kondisi ini secara tidak langsung akan menurunkan tingkat keuntungan finansial yang seharusnya bisa diperoleh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan terjadinya kanibalisme antar udang, antara lain:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Program pemberian pakan sebaiknya diterapkan dengan mengikuti tingkat kebutuhan udang berdasarkan hasil pengamatan yang cermat</li>
<li>Pada periode awal budidaya udang, sebaiknya benur yang ditebar memiliki keseragaman yang relatif sama, sehingga pada proses pertumbuhannya tidak terdapat ukuran udang yang terlalu menyolok satu sama lain.</li>
<li>Amati saluran pencernaan udang dan tinja udang secara rutin untuk mendeteksi secara awal terjadinya proses kanibalisme yang telah terjadi dan akan terjadi</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Mengacu pada uraian tersebut di atas, maka bagi para pelaku usaha budidaya terutama teknisi budidaya sebaiknya memahami sifat kanibalisme antar udang sebagai ubaya menghindari terjadinya permasalahan yang lebih serius baik secara teknis maupun keuntungan finansial.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Baca artikel ini dalam versi English; <a href="http://marindro.blogspot.com/2011/06/beware-to-cannibalism-among-shrimps.html"><b>Beware to Cannibalism among Shrimps</b></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/06/udang-memiliki-sifat-fototaksis-negatif.html">Udang Memiliki Sifat Fototaksis Negatif</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/06/udang-adalah-mahluk-nocturnal.html">Udang adalah Makhluk Nocturnal</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/ekor-gripis-pada-udang.html">Ekor Gripis Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/udang-berlumut.html">Udang Berlumut</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/konsep-size-dan-kualitas-udang-dalam.html">Konsep Size dan Kualitas Udang Dalam Menentukan Harga</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/kita-mengikuti-udang-bukan-udang.html">Kita Mengikuti Udang Bukan Udang Menuruti Kita !</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/sayangilah-udang-anda.html">Sayangilah Udang Anda</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/why-does-shrimps-convoy-mengapa-udang.html">Mengapa Udang Convoy ?</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-fry-quality-criteria-kriteria.html">Kriteria Kualitas Benur</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/recognized-shrimp-condition-mengenal.html">Mengenal Kondisi Udang</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-42920140334810775022011-06-05T22:10:00.002+07:002012-02-09T02:35:54.024+07:00Berita Budidaya Bulan Ini - 10<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Titik Terang Produksi Udang</b></span></div><div style="text-align: justify;"><i>Sumber: <a href="http://www.trobos.com/show_article.php?rid=4&aid=2830">Trobos</a></i></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Fokus meningkatkan skala usaha petambak tradisonal menjadi semi-intensif, dan menjadikannya sebagai faktor penyumbang utama angka produksi udang nasional.</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div><div style="text-align: justify;">Meski sedikit, angka produksi udang nasional mengalami peningkatan. Data yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut kinerja udang tanah air naik 2,6 % dari 338.060 ton pada 2009 menjadi 352.600 ton pada 2010. Kenaikan ini diklaim sebagai prestasi, pasalnya angka ini jauh lebih baik ketimbang kinerja 2009 yang produksinya negatif 30 % dari produksi 2008.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Setelah hampir 3 tahun terakhir produksi udang nasional tertatih-tatih akibat terbelenggu penyakit, memasuki 2011 titik terang mulai tampak. Rilis laporan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Fisheries juga menunjukkan rapor biru ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat. Pada Januari 2011 volume ekspor mencapai 6.042 MT (Metrik Ton) 18,4 % lebih banyak ketimbang Januari 2010 yang 5.091 MT. Meski belum setinggi angka ekspor pada Januari 2009 yang mencapai 6.608 MT, setidaknya peningkatan ini bisa jadi awal tren positif produksi udang sepanjang 2011.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI), Iwan Sutanto, geliat produksi ini salah satunya dipicu harga udang yang membaik sejak akhir 2010. Harga udang vannamei di tingkat petambak naik antara Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per kg-nya. Kenaikan harga yang terjadi sejak akhir September sampai Desember 2010 tersebut berlaku untuk semua ukuran.</div><div style="text-align: justify;">Iwan menggambarkan, untuk udang vannamei size atau ukuran 40 (1 kg isi 40 udang) misalnya, harganya naik dari Rp 55.000 per kg menjadi Rp 68.000 per kg. Tidak heran jika saat ini para petambak anggota SCI mengejar pada size 40 (pemeliharaan sekitar 145 hari) yang tadinya size 50 (pemeliharaan sekitar 125 hari), dengan harapan harga jual lebih tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Petambak kian bergairah untuk meningkatkan produksi melihat harga udang yang tinggi itu,” kata Iwan kepada TROBOS belum lama ini melalui sambungan telpon. Gambarannya, lanjut Iwan, produksi udang grup SCI pada 2010 mencapai 130 ribu ton atau naik sekitar 20 % dari 2009. Jumlah produksi itu berasal dari 500 anggota SCI yang mengelola lahan tambak total sekitar 11 ribu hektar tersebar di wilayah Lampung, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumbawa, dan Sulawesi Selatan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Masih menurut Iwan, kenaikan harga yang cukup tajam ini disebabkan adanya permintaan udang yang terus meningkat. Sementara produksi relatif lambat peningkatannya. Kondisi lingkungan yang kian menurun dan ancaman penyakit memaksa petambak mengerem tingkat kepadatan udang di tambaknya. “Padat tebar benur yang dulu 150 sampai 170 ekor/m2 kini berhati-hati di kisaran 100 sampai 120 ekor/m2,” ungkap Iwan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: <a href="http://www.trobos.com/show_article.php?rid=4&aid=2830">Trobos </a></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-57627645407227760262011-06-03T01:05:00.002+07:002012-02-09T02:38:06.696+07:00Udang Memiliki Sifat Fototaksis Negatif<div style="text-align: justify;">Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang udang sebagai makhluk nocturnal (aktif dimalam hari). Pembahasan tersebut erat kaitannya dengan sifat fototaksis negatif yang dimiliki oleh udang. Fototaksis negatif secara ringkas dapat diartikan sebagai sifat dari suatu organism untuk menjauh dari suatu sumber cahaya. <br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script></div></div><br />
Untuk lebih meyakinkan bahwa udang memiliki sifat fototaksis negatif, perlakuan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan rangsang cahaya (bisa memakai lampu senter) pada udang yang terlihat aktif di pinggir tambak. Mendapat perlakuan tersebut, udang akan pergi menjauh terhadap sumber cahaya tadi. Perlakuan ini akan terlihat jelas hasilnya jika dilakukan pada malam hari.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Sifat fototaksis negatif pada udang inilah yang menjadi dasar dalam penerapan teknis budidaya terutama pengelolaan kualitas air tambak. Pengelolaan plankton dalam perairan tambak erat kaitannya dengan upaya memberikan kenyamanan bagi udang dari pengaruh penetrasi sinar matahari secara langsung. Mengacu pada dasar pemikiran inilah, maka tingkat kestabilan plankton di dalam perairan tambak sangat penting artinya bagi perkembangan kondisi dan kualitas udang di dalamnya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Hal lain yang perlu mendapat perhatian terkait sifat fototaksis negatif ini beberapa diantaranya adalah:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Pada saat melakukan pengurangan volume air tambak dalam jumlah banyak yang dilakukan pada malam hari, sebaiknya dihindari perlakukan pemberian sinar lampu tambak yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan udang akan merasa stress yang dapat mengakibatkan molting massal pada udang.</li>
<li>Pada saat bulan purnama (tidak dalam kondisi mendung) sebaiknya dihindari perlakukan-perlakuan teknis yang terlalu ekstrim, karena pada saat itu udang cenderung melakukan molting.</li>
<li>Pada saat melakukan pemanenan udang yang dilakukan pada malam hari, sebaiknya dihindari pemberian sinar lampu pada saat air tambak masih tinggi. Seperti halnya pada penjelasan item no. 1 di atas, dikhawatirkan udang mengalami molting massal sehingga berpengaruh pada kondisi dan kualitas udang yang dipanen sekaligus berpengaruh pada pada harga jual udang.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Sifat fototaksis negative pada udang juga dapat dijadikan sebagai indicator kondisi udang pada saat tertentu. Pada udang normal, udang tersebut akan langsung bereaksi (menjauh) terhadap rangsang cahaya yang kita berikan. Sebaliknya pada udang yang terindikasi terkena suatu masalah (penyakit) bersikap lebih pasif terhadap rangsang cahaya yang diberikan, bahkan pada kondisi parah udang tidak bereaksi sama sekali meskipun sudah diberikan rangsang cahaya.</div><br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/06/udang-adalah-mahluk-nocturnal.html">Udang adalah Makhluk Nocturnal</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/ekor-gripis-pada-udang.html">Ekor Gripis Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/udang-berlumut.html">Udang Berlumut</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/konsep-size-dan-kualitas-udang-dalam.html">Konsep Size dan Kualitas Udang Dalam Menentukan Harga</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/kita-mengikuti-udang-bukan-udang.html">Kita Mengikuti Udang Bukan Udang Menuruti Kita !</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/sayangilah-udang-anda.html">Sayangilah Udang Anda</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/why-does-shrimps-convoy-mengapa-udang.html">Mengapa Udang Convoy ?</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-fry-quality-criteria-kriteria.html">Kriteria Kualitas Benur</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/recognized-shrimp-condition-mengenal.html">Mengenal Kondisi Udang</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-51618757781275245172011-06-02T00:26:00.003+07:002012-02-09T02:40:59.925+07:00Udang adalah Mahluk Nocturnal<div style="text-align: justify;">Pada pembahasan-pembahasan terdahulu pernah dijelaskan secara ringkas, bahwa udang memiliki sifat nocturnal. Secara sederhana mahluk nocturnal adalah mahluk yang aktif melakukan aktifitas kehidupannya di malam hari. Sebagai makhluk nocturnal, tentu saja udang lebih aktif dalam melakukan aktifitas hidupnya dimalam hari dibandingkan pada siang hari.</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div><br />
Karakteristik biologis ini hendaknya dijadikan sebagai salah satu acuan bagi para pelaku budidaya dalam menentukan perlakuan teknis budidaya yang akan diterapkan, sehingga sesuai dengan kondisi dan tingkat kebutuhan udang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mengacu pada uraian tersebut di atas, maka beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian pada proses kegiatan budidaya udang, antara lain sebagai berikut:</div><br />
<ol style="text-align: justify;"><li>Kegiatan monitoring terhadap kondisi dan kualitas udang sebaiknya dilakukan lebih intensif pada malam hari. Karena pada malam hari kita dapat mengamati udang dengan tingkat aktifitas yang lebih tinggi dibandingkan pada siang hari. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada kegiatan monitoring di malam hari antara lain: reaksi udang terhadap rangsang kejut yang diberikan, reaksi udang terhadap rangsang cahaya yang diberikan dan tingkat nafsu makan udang.<br />
<br />
</li>
<li> Jumlah pakan yang diberikan pada malam hari sebaiknya lebih banyak dibandingkan pada siang hari. Sebagai mahluk nocturnal, udang lebih aktif mencari makan pada malam hari, sehingga jika jumlah pakan yang diberikan kurang memenuhi kebutuhan udang, dikhawatirkan terjadi proses kanibalisme maupun tingkat keseragaman udang akan tinggi.<br />
<br />
</li>
<li>Kincir air sebaiknya dioperasikan semaksimal mungkin baik dalam jumlah kincir maupun lamanya waktu pengoperasian kincir air. Sebagaimana telah diketahui, bahwa pada malam hari jumlah oksigen dalam perairan tambak lebih sedikit dibandingkan pada siang hari. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaingan konsumsi oksigen oleh semua biota yang berada di dalam perairan tambak tersebut. Udang yang lebih aktif bergerak pada malam hari tentu saja perlu mengkonsumsi oksigen sesuai dengan tingkat aktifitasnya pada saat itu. Sehingga jika perairan tambak kekurangan oksigen dikhawatirkan akan menurunkan tingkat kualitas dan kondisi udang.<br />
<br />
</li>
<li>Pada malam hari sebaiknya dicegah terjadinya kematian plankton secara massal (plankton collapse) karena akan menyebabkan terjadinya guncangan terhadap kualitas air tambak dan jika ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan permasalahan yang serius bagi udang.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sifat nocturnal pada udang merupakan salah satu aspek kritis yang perlu mendapat perhatian bagi para pelaku budidaya udang. Sebaliknya, kita adalah manusia yang secara normal tidak memiliki sifat nocturnal seperti udang, sehingga titik kritis yang sebenarnya adalah rasa malas untuk melakukan pengamatan secara cermat pada malam hari. Kunci utama untuk mengatasi permasalahan ini adalah kembali pada filosofi seperti pernah dibahas sebelumnya, yaitu “kita menuruti kebutuhan udang, bukan udang yang menuruti keinginan kita”.</div><div style="text-align: justify;"></div>Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/ekor-gripis-pada-udang.html">Ekor Gripis Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/udang-berlumut.html">Udang Berlumut</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/konsep-size-dan-kualitas-udang-dalam.html">Konsep Size dan Kualitas Udang Dalam Menentukan Harga</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/kita-mengikuti-udang-bukan-udang.html">Kita Mengikuti Udang Bukan Udang Menuruti Kita !</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/sayangilah-udang-anda.html">Sayangilah Udang Anda</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/why-does-shrimps-convoy-mengapa-udang.html">Mengapa Udang Convoy ?</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-fry-quality-criteria-kriteria.html">Kriteria Kualitas Benur</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/recognized-shrimp-condition-mengenal.html">Mengenal Kondisi Udang</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-82575162326462300302011-03-20T23:28:00.001+07:002012-02-09T02:42:55.543+07:00Penyakit Udang dan Fenomena Keberhasilan Budidaya<div style="text-align: justify;">Sebagai mahluk hidup, udang dalam melangsungkan proses kehidupannya tidak bisa terlepas dari ancaman penyakit mulai dari stadium ringan sampai stadium parah. Serangan penyakit terhadap udang merupakan masalah yang sangat serius bagi usaha budidaya udang hingga saat ini, karena dapat menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar pula.</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan kondisi ini, maka sampai sekarang banyak kajian dan penelitian khusus terkait penyakit udang yang diharapkan dapat diterapkan sebagai perlakuan teknis budidaya untuk mengatasi masalah penyakit tersebut. Perlakuan teknis yang sudah ada sekarang pun sangat bervariasi dari yang bersifat pencegahan sampai ke arah pengobatan dengan tujuan sama yaitu meminimalkan kerugian finansial akibat masalah penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum membahas lebih lanjut, ada dua pertanyaan mendasar terkait dengan fenomena yang diperoleh dari kenyataan yang ada di lapangan, yaitu:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Mengapa pada saat banyak terjadi serangan penyakit (musim penyakit udang) ada beberapa area/petakan tambak yang bisa selamat sampai panen normal?</li>
<li>Mengapa pada saat musim bagus bagi budidaya udang, ada beberapa area/petakan tambak yang terkena serangan penyakit?</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan kedua pertanyaan tersebut diatas, ada dua kata kunci yang sangat penting yaitu (i) <b>musim penyakit</b> dan (ii) <b>kondisi udang</b>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan penyakit, di dalam usaha budidaya udang dikenal istilah musim penyakit dan musim bagus. Secara sederhana, musim penyakit dapat diartikan sebagai terjadinya wabah penyakit dengan intensitas yang tinggi dalam cakupan wilayah yang sangat luas pada suatu periode tertentu. Pada musim susah tersebut terdapat anggapan yang sudah lazim bagi para teknisi budidaya udang bahwa sebagus apapun perlakuan teknis budidaya yang diterapkan, proses budidaya udang yang sedang dijalankan pasti terkena masalah (sebuah anggapan yang semestinya tidak membuat kita terlalu pesimis).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan musim bagus dapat diartikan sebagai suatu periode budidaya udang dengan intensitas serangan penyakit yang relative sangat rendah. Pada musim bagus inipun terdapat anggapan yang sudah lazim pula di kalangan teknisi budidaya bahwa pada musim ini tambak udang jika dibiarkan saja pasti akan berhasil (sebuah anggapan yang terlalu optimistis yang bisa menimbulkan masalah).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selain musim penyakit, kata kunci lainnya adalah kondisi udang. Di dalam proses budidaya, udang merupakan subyek utama, sehingga kondisi udang merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian khusus. Seperti pernah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, dalam kondisi bagus, udang ternyata mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang sangat ekstrim dalam jangka waktu tertentu, sebaliknya dalam kondisi yang tidak bagus, udang sangat rentan terhadap serangan penyakit maupun permasalahan lainnya. Hal ini dapat dianalogikan dengan daya tahan kondisi manusia terhadap lingkungannya. Kita sebagai manusia jika dalam kondisi yang bagus relatif memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap serangan penyakit dari lingkungan sekitar kita, sebaliknya jika kondisi tubuh kita sedang tidak fit, maka akan mudah sekali terkena penyakit.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan pertanyaan dan uraian seperti tersebut di atas, maka ada satu pertanyaan mendasar yaitu; apakah penyakit udang merupakan salah satu unsur penyusun ekosistem perairan tambak? Jika penyakit udang memang salah satu unsur ekosistem perairan tambak tersebut, maka kondisi udang merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya udang. Tentu saja, dugaan ini perlu dibuktikan melalui penelitian ilmiah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/03/fenomena-udang-dalam-lumpur.html">Fenomena Udang Dalam Lumpur</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/ekor-gripis-pada-udang.html">Ekor Gripis Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/udang-berlumut.html">Udang Berlumut</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/konsep-size-dan-kualitas-udang-dalam.html">Konsep Size dan Kualitas Udang Dalam Menentukan Harga</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/kita-mengikuti-udang-bukan-udang.html">Kita Mengikuti Udang Bukan Udang Menuruti Kita !</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/sayangilah-udang-anda.html">Sayangilah Udang Anda</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/why-does-shrimps-convoy-mengapa-udang.html">Mengapa Udang Convoy ?</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-fry-quality-criteria-kriteria.html">Kriteria Kualitas Benur</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/recognized-shrimp-condition-mengenal.html">Mengenal Kondisi Udang</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-78375290325766805262011-03-12T22:39:00.001+07:002012-02-09T02:56:55.250+07:00Fenomena Udang Dalam Lumpur<div style="text-align: justify;">Bagi para teknisi budidaya, udang dalam lumpur merupakan merupakan fenomena yang sering dijumpai dalam siklus budidaya udang. Fenomena tersebut lebih banyak dijumpai pada saat pasca panen udang (baik itu panen normal maupun panen bermasalah). Beberapa hari setelah panen, kondisi dasar tambak (sebelum dilakukan proses pembersihan) biasanya dijumpai lumpur hitam yang menggenang di beberapa lokasi dasar tambak.<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Jika diperhatikan maka di dalam genangan lumpur hitam tersebut masih dijumpai beberapa udang dalam kondisi hidup. Pada umumnya fenomena tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar lokasi tambak dengan jalan mengumpulkan sisa-sisa udang yang ada di dalam genangan lumpur hitam untuk dijual sehingga bisa menambah pendapatan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan uraian fenemonea tersebut di atas, ada satu pertanyaan mendasar yang cukup penting yaitu: mengapa udang dapat bertahan hidup selama waktu tertentu meskipun di dalam lingkungan yang sangat ekstrim yaitu lumpur hitam. Pertanyaan tersebut muncul, karena harus kita akui bahwa fenomena udang bisa bertahan hidup di dalam lumpur merupakan kenyataan yang dapat dikatakan memutarbalikkan teknis budidaya terutama yang terkait dengan pengelolaan kualitas air tambak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai upaya menjawab pertanyaan terkait fenomena tersebut di atas, maka pendekatan yang dapat digunakan yaitu: <b>kondisi udang</b>. Pada saat dalam kondisi bagus, maka udang ternyata mampu bertahan hidup (meskipun untuk waktu tertentu) dalam lingkungan perairan tambak yang ekstrim (ditinjau dari standard kualitas air tambak). Berdasarkan kenyataan dan pendekatan ini, maka dalam proses budidaya, kondisi udang di dalam tambak merupakan salah satu faktor yang sangat penting (selain faktor-faktor lainnya yang telah dijelaskan dalam beberapa pembahasan terdahulu).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam kondisi bagus sebenarnya udang mampu bertahan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sebaliknya dalam kondisi yang tidak bagus, maka udang sangat rentan terhadap masalah meskipun kondisi lingkungan sekitarnya cukup bagus berdasarkan kriteria budidaya udang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/ekor-gripis-pada-udang.html">Ekor Gripis Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/04/udang-berlumut.html">Udang Berlumut</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/konsep-size-dan-kualitas-udang-dalam.html">Konsep Size dan Kualitas Udang Dalam Menentukan Harga</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/kita-mengikuti-udang-bukan-udang.html">Kita Mengikuti Udang Bukan Udang Menuruti Kita !</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/sayangilah-udang-anda.html">Sayangilah Udang Anda</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/why-does-shrimps-convoy-mengapa-udang.html">Mengapa Udang Convoy ?</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-fry-quality-criteria-kriteria.html">Kriteria Kualitas Benur</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/recognized-shrimp-condition-mengenal.html">Mengenal Kondisi Udang</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-8890924427439053302011-03-03T22:12:00.001+07:002012-02-09T02:59:02.921+07:00Udang Molting dan Perlakuan Teknis Budidaya<div style="text-align: justify;">Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam kondisi molting, udang sangat rentan terhadap infeksi penyakit dan serangan dari udang lainnya (kanibalisme) dan predator. Sebagai suatu proses alami, maka pada saat molting (molting alami dan individual) infeksi penyakit, proses kanibalisme dan pemangsaan oleh predator adalah suatu kejadian yang tidak dapat dihindari.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Sebaliknya jika yang terjadi adalah proses molting massal dan bersifat insidental, maka diperlukan perlakuan teknis budidaya yang dapat meminimalkan dampak yang merugikan bagi proses budidaya udang pada periode tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perlakuan teknis budidaya pada saat udang molting (pada pembahasan ini akan ditekankan pada kondisi udang mengalami molting massal) secara garis besar meliputi perlakuan terhadap penerapan program pakan dan kualitas perairan tambak, yaitu antara lain:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Pada saat terjadi penurunan nafsu makan udang, maka segera lakukan penyesuaian program pakan harian dengan cara mengurangi jumlah pakan yang diberikan pada masing-masing frekuensi pakan harian. Pada kondisi nafsu makan udang mengalami penurunan yang cukup ekstrim, maka pengurangan pakan sebaiknya juga cukup drastis. Pengurangan pakan ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya over feeding yang dapat mengakibatkan terakumulasinya sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh udang di dasar tambak (pembahasan terkait program pakan telah dijelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya). Satu hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah pada saat melakukan pengurangan jumlah pakan, frekuensi pakan harian janganlah dikurangi karena akan mengakibatkan meningkatnya proses kanibalisme dan pemangsaan oleh predator. Sesuaikan program pakan ini dengan perkembangan kebutuhan udang pada saat molting dan setelah molting.</li>
<li>Pada saat terjadi molting massal pada udang, sebaiknya frekuensi dan volume penggantian air tambak dikurangi. Hal ini untuk menghindari adanya guncangan kualitas air yang dapat memperparah kondisi udang pada saat molting. Pada perairan tambak yang belum stabil tingkat kecerahan airnya, maka sebaiknya segera dilakukan pemupukan untuk membentuk kecerahan air yang stabil. </li>
<li>Lakukan pengecekkan pada saluran pembuangan air tambak secara intensif untuk memantau perkembangan kondisi dan kualitas udang pada saat terjadi molting massal. Jika telah dijumpai bangkai udang yang terbawa keluar pada saat proses pembuangan air tambak, maka segera lakukan pengecekkan dasar tambak untuk mengetahui tingkat permasalahan yang terjadi. Apabila kondisi populasi udang telah terindikasi terkena permasalahan yang cukup parah, maka pengambilan keputusan sebaiknya mengarah pada pemanenan.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Perlakuan teknis budidaya pada saat udang molting seperti tersebut di atas dalam penerapannya sangat tergantung pada kondisi dan kualitas air tambak dan kondisi udang pada saat sebelum terjadi molting massal. Mengacu pada uraian tersebut di atas dan pembahasan-pembahasan terkait udang molting sebelumnya, maka langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah bagaimana upaya untuk menghindari terjadinya proses molting massal dengan jalan menyediakan perairan tambak yang nyaman bagi udang dan perlakuan teknis yang diterapkan selama proses budidaya udang tidak bersifat mengguncang kondisi udang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/02/indikator-praktis-untuk-mengetahui.html">Indikator Praktis untuk Mengetahui Udang Molting Di Dalam Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/02/proses-molting-pada-udang.html#more">Proses Molting Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-03-proses.html">Proses Tebar Benur 03 - Aklimatisasi</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-02-tahapan-kegiatan.html">Proses Tebar Benur 02 - Tahapan Kegiatan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/12/proses-tebar-benur-01-latar-belakang.html">Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/penggunaan-bahan-kimia-02-tahapan.html">Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-88347256429500563202011-02-27T21:43:00.001+07:002012-02-09T03:00:21.403+07:00Berita Budidaya Bulan Ini - 9<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Target Produksi Udang Meleset</b></span><br />
<i>Trobos, 1 February 2011</i><br />
<br />
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis data adanya kenaikan produksi udang nasional sebesar 2,6 % dari 338.060 ton pada 2009 menjadi 352.600 ton pada 2010.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Sayang, kenaikan produksi udang tersebut belum cukup besar sehingga tak mampu memenuhi target produksi 2010 yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar 400.300 ton. Padahal target produksi itu sudah pernah direvisi pada petengahan 2010 dari sebelumnya 410.000 ton.<br />
<br />
Stagnannya produksi udang nasional membuat ekspor udang asal Indonesia di pasar Jepang dan Amerika Serikat tergeser oleh negara produsen udang lainnya seperti India dan Vietnam. Sementar Thailand tetap merajai pasar ekspor udang dunia. Para petambak udang ternya belum bisa melepaskan diri dari deraan penyakit udang, apalagi cuaca buruk sepanjang tahun membuat serangan semakin berat.</div><br />
Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) wilayah Banyuwangi, Hardi Pitoyo mengatakan, faktor cuaca dan iklim yang tidak menentu membuat ekosistem hidup udang menjadi lebih buruk. “Kalau sudah berhubungan dengan iklim tentu akan menyebabkan penyakit dan pakan juga jadi rusak serta produksi turun,” jelas Pitoyo melalui sambungan telepon.<br />
<br />
Celakanya, penurunan produksi udang terbesar justru terjadi di Lampung yang merupakan daerah utama penghasil udang di Indonesia. Di provinsi inilah grup SCI dan CP Prima memproduksi udang hingga menjadi penopang utama produksi udang nasional.<br />
<br />
Menurut Pitoyo, dari total produksi udang vannamei nasional grup SCI pada 2010 sekitar 130 ribu ton atau sekitar 62,54 % dari produksi udang vannamei nasional. Produksi ini berasal dari kelompok SCI yang antara lain tersebar di Jawa Timur, Lampung, Medan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Cirebon. Produksi terbesar SCI berada di Jawa Timur yaitu sebesar 1.000 – 2.000 ton per bulan.<br />
<br />
Sementara CP Prima yang merupakan perusahaan integrator udang nasional, sampai September 2010 tercatat menyumbang produksi udang sebesar 33.059 ton atau sekitar 15,9 % dari total produksi udang vannamei nasional. Produksi tersebut berasal dari 3 wilayah area pertambakan CP Prima di Lampung yaitu Central Pertiwi Bahari (CPB), Wahyuni Mandira (WM) dan Aruna Wijaya Sakti (AWS). Total tambak dari 3 wilayah tersebut adalah 13.507 buah tambak dengan luasan rata-rata tiap petak tambak 5.000 meter2.<br />
<br />
Corporate Communication Manager PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima), George Basuki saat ditemui TROBOS di Jakarta belum lama ini menjelaskan, pihaknya tak menyangkal tahun lalu memang terjadi penurunan jumlah produksi mereka. “Penurunan produksi terjadi pada kuartal pertama hingga kuartal ke dua,” jelasnya.<br />
<br />
Kondisi ini, jelas George, semata karena masih ada dampak dari penyakit Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) yang melanda dari April 2009. Wabah penyakit yang biasa dikenal myo ini hampir 80 % paling banyak menyerang di wilayah CPB.<br />
<br />
Berdasarkan catatan, produksi udang CP Prima 2 tahun belakangan terus mengalami penurunan. Produksi udang CP Prima pada 2008 sebesar 95.340 menurun menjadi 57.843 ton ada 2009 atau turun sekitar 39,30%. “Nah dampak IMNV ini terus berkepanjangan hingga pertengahan 2010 dan kemudian ditambah lagi cuaca yang kurang bersahabat,” kata George. Ia memprediksi sampai akhir tahun 2010 produks udang CP Prima tidak jauh berbeda dengan 2009.<br />
<br />
Sumber: <a href="http://www.trobos.com/"><b>Trobos </b></a><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-17961101285451724372011-02-26T22:14:00.002+07:002012-02-09T03:01:55.655+07:00Indikator Praktis untuk Mengetahui Udang Molting Di Dalam Tambak<div style="text-align: justify;">Seperti telah disebutkan dala.m pembahasan sebelumnya (lihat <span id="goog_772468227"></span><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/02/proses-molting-pada-udang.html#more"><b>disini<span id="goog_772468228"></span></b></a>), bahwa peristiwa molting merupakan karakterisktik biologis udang sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan terkait perlakuan teknis budidaya yang akan diterapkan.<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Pemahaman dasar tersebut dalam penerapannya perlu didukung tentang pengetahuan tentang indikator praktis udang molting di dalam tambak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ditinjau dari tingkah lakunya, udang merupakan mahluk demersal (hidup di dasar perairan) sehingga proses molting udang di dalam tambak sangatlah susah untuk diamati secara langsung karena secara visual terhalang oleh perairan tambak. Mengacu pada dasar pemikiran inilah, maka diperlukan indikator praktis untuk mendeteksi terjadinya proses molting udang di dalam tambak. Indikator ini juga diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan terkait dengan perlakuan teknis budidaya yang akan diterapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa indikator praktis yang biasa digunakan dalam mendeteksi terjadinya proses molting udang di dalam tambak, antara lain sebagai berikut:</div><br />
<div style="text-align: justify;"></div><ul style="text-align: justify;"><li>Terjadinya penurunan nafsu makan udang secara nyata. Hal ini dapat diketahui melalui program pakan harian udang, yaitu pada saat jumlah pakan untuk masing-masing frekuensi pemberian pakan harian dengan tiba-tiba mengalami penurunan dan berlangsung sekitar 3 hari. Setelah mengalami penurunan jumlah pakan harian yang diberikan, biasanya setelah molting selesai nafsu makan udang akan meningkat kembali secara normal. Pada kondisi tertentu terjadi penurunan nafsu makan udang yang sangat drastis. Kondisi ini mengindikasikan telah terjadi molting massal yang bersifat insidentil yang disebabkan oleh adanya perubahan ekstrim yang terjadi pada lingkungan sekitarnya (perubahan kualitas air tambak, perubahan cuaca, dsb)</li>
</ul><ul style="text-align: justify;"></ul><ol style="text-align: justify;"></ol><ul style="text-align: justify;"><li>Pada saat melakukan sampling atau cek pakan di anco dijumpai beberapa udang dalam kondisi lembek (tanpa cangkang). Pada kondisi tertentu pada saat sampling atau cek pakan di anco, ditemukan udang dalam kondisi lembek dalam jumlah yang sangat dominan. Hal ini juga mengindikasikan telah terjadi molting massal yang bersifat insidentil yang disebabkan seperti pada penjelasan item no. 1 di atas.</li>
</ul><ol style="text-align: justify;"></ol><ul style="text-align: justify;"><li>Pada saat dilakukan pengecekkan dasar tambak, udang yang tersentuh oleh kaki kita terasa tidak aktif bergerak.</li>
</ul><ol style="text-align: justify;"></ol><ul style="text-align: justify;"><li>Pada saat dilakukan proses pembuangan air tambak, terlihat beberapa cangkang udang ikut terbawa keluar di saluran pembuangan air.</li>
</ul><ol style="text-align: justify;"></ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Beberapa indikator praktis tersebut di atas dapat digunakan jika teknis budidaya dan pengamatan yang dilakukan telah diterapkan secara benar dan cermat. Sebaliknya jika teknis budidaya dan pengamatan dilakukan secara asal-asalan maka perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tambak terkait dengan proses molting udang tidak akan terdeteksi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2011/02/proses-molting-pada-udang.html#more">Proses Molting Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-03-proses.html">Proses Tebar Benur 03 - Aklimatisasi</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-02-tahapan-kegiatan.html">Proses Tebar Benur 02 - Tahapan Kegiatan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/12/proses-tebar-benur-01-latar-belakang.html">Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/penggunaan-bahan-kimia-02-tahapan.html">Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-77253126805783172352011-02-19T20:11:00.002+07:002012-02-09T03:03:15.684+07:00Proses Molting Pada Udang<div style="text-align: justify;">Molting pada udang merupakan sebuah fenomena yang selalu terjadi dalam proses budidaya udang, sehingga pengetahuan dasar terkait proses molting pada udang perlu diketahui oleh para pelaku usaha ini. Peristiwa molting merupakan karakterisktik biologis udang sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan terkait perlakuan teknis budidaya yang akan diterapkan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Secara sederhana molting dapat diartikan sebagi proses pergantian cangkang pada saat udang dalam masa pertumubuhan. Pada fase tersebut, ukuran daging udang bertambah besar sementara cangkang luar tidak bertambah besar, sehingga untuk penyesuaiannya udang akan melepaskan cangkang lama dan membentuk kembali cangkang baru dengan bantuan kalsium.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Proses molting ini menghasilkan peningkatan ukuran tubuh dan bersifat periodik. Ketika molting, tubuh udang menyerap air dan bertambah besar, kemudian terjadi pengerasan cangkang. Setelah cangkang luarnya keras, ukuran tubuh udang tetap sampai pada siklus molting berikutnya.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Dalam satu siklus periode budidaya udang, proses molting sering terjadi dengan frekuensi molting berbeda antara udang ukuran kecil dengan udang dewasa. Pada udang ukuran kecil proses molting lebih sering terjadi dibandingkan dengan udang ukuran dewasa, karena udang ukuran kecil merupakan fase pertumbuhan bagi udang. Melalui pengamatan visual, proses molting pada udang ukuran dewasa akan lebih mudah diamati dibandingkan pada udang ukuran kecil.</div><br />
<div style="text-align: justify;">Berdasarkan faktor penyebabnya, proses molting pada udang terdiri dari dua macam yaitu:</div><ol style="text-align: justify;"><li><b>Molting alami</b>, yaitu proses molting pada udang yang terjadi secara alami sebagai bagian dari salah satu siklus hidup udang dalam proses pertumbuhannya;</li>
<li><b>Molting secara insidentil</b>, yaitu proses molting pada udang yang terjadi sebagai reaksi dari udang terhadap perubahan-perubahan ekstrim yang terjadi pada lingkungan sekitarnya (perubahan kualitas air tambak, perubahan cuaca, dsb)</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan jika ditinjau berdasarkan kuantitasnya, proses molting pada udang terdiri dari dua macam pula, yaitu:</div><ol style="text-align: justify;"><li><b>Molting individu</b>, yaitu proses molting yang terjadi pada setiap individu udang baik karena proses alami maupun yang bersifat insidentil;</li>
<li><b>Molting massal</b>, yaitu proses molting yang terjadi secara serentak dalam satu populasi udang di dalam tambak. Fenomena ini lebih dominan disebabkan oleh adanya perubahan ekstrim yang terjadi pada lingkungan sekitarnya (perubahan kualitas air tambak, perubahan cuaca, dsb)</li>
</ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Fase molting merupakan fase yang paling kritis bagi udang, karena pada fase ini udang dalam kondisi paling lemah dan lapisan cangkang luarnya belum mengeras sehingga sangat rentan terhadap infeksi penyakit maupun serangan udang lainnya (kanibalisme) dan predator. Selain rentan terhadap penyakit dan predator, pada fase molting, udang juga sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, baik itu perubahan yang terjadi didalam lingkungan tambak maupun perubahan yang terjadi karena faktor perubahan cuaca.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka sebaiknya kita perlu secara cermat mengamati dan mengambil keputusan dalam menyikapi proses molting pada udang dalam menjalankan usaha budidaya udang. Waspadalah terhadap fenomena molting udang, agar proses budidaya udang dalam satu siklus tidak mengalami kendala yang merugikan bagi kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-03-proses.html">Proses Tebar Benur 03 - Aklimatisasi</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-02-tahapan-kegiatan.html">Proses Tebar Benur 02 - Tahapan Kegiatan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/12/proses-tebar-benur-01-latar-belakang.html">Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/penggunaan-bahan-kimia-02-tahapan.html">Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li style="text-align: justify;"><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-46997824838417991612010-09-30T21:47:00.001+07:002012-02-09T03:04:28.026+07:00Dilihat, Diraba dan Diterawang<div style="text-align: justify;">Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia judul tulisan ini barangkali merupakan sebuah kalimat yang tidak asing lagi. Judul tulisan kali ini memang terinspirasi dari sebuah iklan layanan masyarakat yang sering muncul di televisi tentang bagaimana cara membedakan antara uang asli dengan uang palsu.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Tentu saja tulisan ini tidak akan membahas tentang iklan layanan masyarakat tersebut, tapi pembahasan lebih ditekankan pada ketiga kata yang menjadi ikon dari iklan tersebut yaitu dilihat, diraba dan diterawang yang dapat diterapkan dalam mengidentifikasi kondisi dan kualitas udang secara praktis.<br />
<br />
Pengetahuan-pengetahuan praktis pada usaha budidaya udang sangat diperlukan dalam memantau dan mengidentifikasi kondisi dan kualitas udang secara harian sebagai dasar pengambilan keputusan terkait perlakuan teknis yang akan diterapkan. Pengetahuan praktis tersebut biasanya dilakukan dengan memanfaatkan sebagian fungsi panca indera kita untuk mendeteksi perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi dan kualitas udang. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara dilihat, diraba dan diterawang pada saat melakukan monitoring pakan di anco maupun pada saat sampling. Adapun secara detail penjelasan makna dari dilihat, diraba dan diterawang adalah sebagai berikut:<br />
<ol><li><b>Dilihat</b>, yaitu pengamatan visual secara langsung terhadap tingkat aktifitas udang pada saat dilakukan pengamatan. Pada kondisi normal udang akan terlihat sangat aktif bahkan akan berlompatan jika diberikan rangsang kejut, sebaliknya jika udang terlihat tidak aktif meskipun diberikan rangsang kejut maka dapat diindikasikan udang sudah terkena suatu masalah. Selain tingkat aktifitas udang, kondisi udang yang perlu dilihat adalah kelengkapan tubuh, warna kulit serta tekstur tinja udang.<br />
<br />
</li>
<li><b>Diraba</b>, yaitu mengetahui kondisi udang dengan menggunakan jari tangan. Caranya adalah sebagai berikut: (a) ambil satu sampel udang dan pegang dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, kemudian rabalah seluruh bagian udang secara sekilas bagian ujung ekor udang dan rasakan apakah ada benjolan di bagian ekor tersebut. Udang dalam kondisi normal bagian ujung ekornya tidak ditemukan benjolan, (b) setelah diraba, tekan tubuh udang dengan menggunakan kedua jari tersebut untuk mengetahui tingkat kekenyalan tubuh udang<br />
<br />
Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat kita memegang udang adalah tingkat reaksi udang dalam upayanya melepaskan diri dari pegangan kita. Udang dalam kondisi normal akan berupaya melepaskan diri dari pegangan kita dengan reaksi yang sangat aktif.<br />
<br />
</li>
<li><b>Diterawang</b>, yaitu pengamatan kondisi udang dengan cara melihat kondisi internal tubuh udang dengan di bawah cahaya matahari. Bagian tubuh udang yang bisa diamati secara diterawang adalah hepatopancreas dan usus udang sebagai indikator kondisi pencernaan dan tingkat nafsu makan udang (penjelasan secara detail terkait hal ini telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya).</li>
</ol>Pengamatan kondisi udang secara praktis seperti tersebut di atas sebaiknya dilakukan secara harian, sehingga perkembangan dan perubahan kondisi udang dapat dikenali secara dini. Meskipun metode pengamatan tersebut sangat sederhana, tetapi jika kita melakukannya secara rutin hasilnya akan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan terkait dengan perlakuan teknis budidaya.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/10/keseragaman-udang-dan-alternatif.html">Keseragaman udang dan Alternatif Pengelolaannya</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/10/tingkat-keseragaman-udang.html">Tingkat Keseragaman Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/05/kenali-kualitas-pakan-udang-anda-secara.html">Kenali Kualitas Pakan Udang Anda Secara Praktis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/05/parameter-praktis-kualitas-pakan-udang.html">Parameter Praktis Kualitas pakan Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/04/bagaimana-mencapai-nilai-fcr-food.html">Bagaimana Mencapai Nilai FCR (Food Conversion Ratio) Secara Optimal</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/04/jangan-terperangkap-target-fcr-food.html">Jangan Terperangkap Target FCR (Food Conversion Ratio)</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pengelolaan-pakan-udang-03.html">Pakan Buatan Untuk Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pakan-udang.html">Program Pakan Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/frekuensi-pakan.html">Frekuensi Pakan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pengelolaan-pakan-udang-02.html">Program Pengelolaan Pakan Udang 02 - Penentuan Jenis Pakan (Pakan Alami)</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pengelolaan-pakan-udang-01.html">Program Pengelolaan Pakan Udang 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/12/proses-tebar-benur-01-latar-belakang.html">Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a></li>
</ol></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-72492934421294400742010-09-27T00:01:00.001+07:002012-02-09T03:05:37.764+07:00Musim Hujan, Jangan Malas Memberi Pakan Pada Udang<div style="text-align: justify;">Pada saat musim hujan, program pemberian pakan (terutama yang terkait dengan pakan harian) biasanya terganggu baik itu frekuensi yang diberikan maupun tingkat rataan sebaran pakan dalam petakan. Kondisi ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sumberdaya manusia terutama yang bertugas memberikan pakan pada udang. Faktor yang terkait dengan kondisi ini adalah tingkat kedisiplinan dalam menjalankan program pakan yang telah ditentukan.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Memang tidak bisa dipungkiri, pada saat musim hujan biasanya menimbulkan rasa malas pada diri manusia.<br />
<br />
Seperti telah disebutkan di atas bahwa aspek program pemberian pakan yang biasanya terganggu pada saat musim hujan adalah frekuensi pakan maupun tingkat rataan sebaran pakan. Jika dihubungkan dengan rasa malas yang muncul pada saat musim hujan, maka kondisi pemberian pakan yang terjadi adalah sebagai berikut:<br />
</div><ol style="text-align: justify;"><li>Tidak dilakukan pemberian pakan pakan pada saat hujan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pengurangan frekuensi pakan pada hari itu;<br />
<br />
</li>
<li>Pada saat hujan, pakan diberikan kepada udang dengan cara tidak ditebarkan secra merata di dalam petakan tambak tapi hanya ditumpuk pada beberapa titik lokasi dalam satu petakan. Kondisi ini menyebabkan pakan tidak menyebar secara merata.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Kedua kondisi tersebut di atas jika dilakukan berulang kali dalam satu periode dapat menyebabkan terganggunya kondisi udang terutama tingkat keseragaman udang bahkan pada kondisi ekstrim dapat menyebabkan penurunan populasi udang dengan dasar pemikiran sebagai berikut:</div><ol style="text-align: justify;"><li>Pakan yang diberikan secara tidak merata dalam satu petakan (hanya pada beberapa lokasi) menyebabkan sebagian udang dalam satu populasi tidak kebagian pakan untuk konsumsi. Kondisi ini dapat menyebabkan tingkat pertumbuhan udang dalam populasi tersebut relative tidak sama, sehingga jika hal ini terjadi berulang kali, tingkat keseragaman udang dalam populasi tersebut akan bervariasi.<br />
<br />
</li>
<li>Pengurangan frekuensi pemberian pakan terhadap udang pada saat tertentu dapat mengkondisikan udang dalam proses kanibalisme sebagai tuntutan terhadap kebutuhan pakan pada saat itu. Proses kanibalisme yang terus menerus akan menyebakan penurunan populasi udang dalam satu periode budidaya.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Mengacu pada penjelasan tersebut di atas, maka meskipun musim hujan sebaiknya hindari rasa malas dalam memberikan pakan kepada udang. Faktor kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam usaha budidaya udang terutama pada saat musim hujan. Bagaimanapun juga seperti sering diuraikan dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya bahwa salah satu filosofi dasar budidaya udang adalah “kita mengikuti kebutuhan udang bukan udang yang menuruti keinginan kita”. Mengacu pada kondisi ini maka dapat dikatakan bahwa udang juga selalu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi pada musim apapun. Maka pada saat musim hujan, sebaiknya hindari rasa malas untu memberikan pakan pada udang, karena pada saat hujan udang juga memerlukan pakan untuk dikonsumsi.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/11/pengaruh-musim-terhadap-proses-budidaya.html">Pengaruh Musim Terhadap Proses Budidaya Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/frekuensi-pakan.html">Frekuensi Pakan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/10/keseragaman-udang-dan-alternatif.html">Keseragaman Udang dan Alternatif Pengelolaannya</a></li>
</ol></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-37803521858392163512010-09-25T01:19:00.002+07:002010-09-25T01:24:13.576+07:00Budidaya Udang dalam Google Directory<div class="separator" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;"><a href="http://www.google.co.id/dirhp?hl=en"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhiJXFsJTnNt7o3llP3b75Ik3Ir0V6X-yEcqPrmuUtxifKMBWSsXDIcpZxyATrtAfFWjcVdOofgzCWSScnEs3r_XP9VHsZm2Fq6H6VPrdLo1PXZeHrWPdv_VE6-4VlMVYLZL1vGXpQVH0/s1600/01-googledirectory.jpeg" /></a></div><i>.......khusus versi Bahasa indonesia</i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Google Directory adalah salah satu bentuk layanan Google yang disediakan untuk para pengunjung website agar dapat menemukan informasi terkait dengan website berdasarkan substansinya. Direktori tersebut terdiri dari kumpulan/koleksi link website yang disusun berdasarkan kategori dan subkategori. Google Directory diawali dengan kumpulan situs web yang dipilih oleh editor. Setelah itu, Google akan menerapkan teknologi PageRank dan berbagai faktor lain untuk menentukan peringkat situs berdasarkan tingkat kepentingannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pendekatan unik untuk menentukan peringkat situs web ini memungkinkan halaman berkualitas terbaik muncul sebagai hasil teratas dalam kategori Google Directory.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Tidaklah mudah bagi sebuah blog/website untuk dapat diterima dan dimasukkan dalam Google Direktory tersebut karena melalui proses review dari editor-editor Google dari berbagai negara. Dua aspek penting yang dijadikan dasar dalam mereview suatu blog/website adalah:<br />
<a name='more'></a></div><ol><li>tingkat keaslian (original) tulisan/artikel di dalam blog/website tersebut., dan </li>
<li>tingkat manfaat dari blog/website bagi para pengguna internet dalam mencari informasi yang diperlukannya.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Terkait dengan budidaya udang, Google Directory menyediakan sub directory (khusus blog/website berbahasa Inggris) untuk informasi yang berhubungan dengan budidaya udang. Tahukah Anda, bahwa versi bahasa inggris dari blog ini (<b><a href="http://marindro.blogspot.com/"><i>shrimp culture information/marindro’s blog</i></a></b>) berhasil masuk dalam Google Directory (secara detail Google Directory, category: Science– Agriculture–Aquaculture–Crustaceans). Saat ini blog tersebut berada di posisi 8 di Google Directory dan sudah diakses oleh pengunjung dari 138 negara. </div><div style="text-align: justify;"><br />
Terbersit rasa bangga dari penulis karena <b><a href="http://marindro.blogspot.com/"><i>shrimp culture information/marindro’s blog</i></a></b> dapat mewakili Indonesia di dalam Google sub-directory terkait budidaya udang. Meskipun berupa blog (bukan website) dan dikelola secara personal di saat waktu luang, tapi secara kualitas artikel yang terdapat di blog tersebut oleh Google disejajarkan dengan website-website manca Negara yang sudah dikelola secara professional, bahkan secara peringkat berada di atas website budidaya udang dari FAO. Secara detil susunan berdasarkan peringkat dari Google Directory, category: Science– Agriculture–Aquaculture–Crustaceans dapat dilihat pada gambar di bawah ini atau klik <b><a href="http://www.google.co.id/Top/Science/Agriculture/Aquaculture/Crustaceans/">di sini</a></b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdDq3Ub3teHP2aujNPPLGlROESRaKvsawxGXOsOk4TosCDFxFXvMYNCxlSVemjY56Elb7H2gWVN1Z62PAogsTk6ilRpV4wshqIGjhliWyJEzjpAbjbSg6OqLwyKRS7rRYvYope7H_X0Zg/s1600/crustceans+in+googledirectory.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 0em; margin-right: 0em;"><img border="0" height="525" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdDq3Ub3teHP2aujNPPLGlROESRaKvsawxGXOsOk4TosCDFxFXvMYNCxlSVemjY56Elb7H2gWVN1Z62PAogsTk6ilRpV4wshqIGjhliWyJEzjpAbjbSg6OqLwyKRS7rRYvYope7H_X0Zg/s400/crustceans+in+googledirectory.jpg" width="525" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
Penulis berharap artikel/tulisan ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain khususnya para pelaku budidaya udang untuk ikut membagikan ilmunya melalui tulisan-tulisan di internet agar bisa bermanfaat bagi yang memerlukannya sehingga dapat memajukan usaha budidaya udang di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Dengan segala kerendahan hati pula, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pengunjung blog ini yang ikut andil dalam mendukung keberhasilan <b>s<a href="http://marindro.blogspot.com/">hrimp culture information /marindro’s blog</a></b> masuk dalam Google Directory.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Berikan terus dukungan Anda agar shrimp culture information sebagai blog asli Indonesia bisa tetap berada dalam Google Directory dengan cara :</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><ol><li>Tekan tombol ini <a href="http://marindro.blogspot.com/"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEoMaGL4l-x2M9dvh2FqdsS1j-iOzuRTKd7VmztNwYS4vrxF_P1BumbLzwuTxzATaJF8nQGwEG0bdsZf2WWSbAHoTIMrpJ5tWU8RI1YnwhtjKSZDBLzLxgF5Z8hLnHLQ-WwHX1AnlydKI/s1600/marindro-blog.gif" /></a></li>
<li>Akses terus <b><a href="http://marindro.blogspot.com/">http://marindro.blogspot.com/</a></b></li>
<li>Tekan menu <b><a href="http://marindro.blogspot.com/">02-English Version</a></b> dari blog ini yang berada di menu bagian atas setiap Anda mengunjungi blog ini</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Sekali lagi …. terima kasih atas dukungannya......</div><div style="text-align: justify;"><b><i>…..tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa …..</i></b></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-33924976756559250582010-09-22T00:24:00.002+07:002012-02-09T03:08:30.314+07:00Pantaulah Sumber Pemasukkan Air Tambak<div style="text-align: justify;">Pada pembahasan sebelumnya (lihat <b><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/sirkulasi-air-tambak-02-sumber-dan.html">di sini</a></b>) telah diuraikan bahwa sumber pemasukan air tambak yang biasa digunakan secara garis besar berasal dari air laut dan air sungai. Kondisi dan kualitas sumber pemasukan air tersebut akan sangat menentukan kondisi dan kualitas air tambak pada saat tertentu.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan pengelolaan kualitas air tambak sebaiknya juga mencakup kegiatan pemantauan sumber pemasukan air sebagai dasar pengambilan keputusan terkait dengan perlakuan teknis yang akan diterapkan.<br />
<br />
Air laut dan air sungai sebagai perairan umum setiap saat dapat mengalami perubahan kondisi dan kualitasnya yang disebabkan oleh factor lingkungan sekitarnya, cuaca, iklim maupun aktifitas yang dilakukan oleh manusia pada perairan tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi pada air laut dan air sungai tersebut jika tidak dipantau secara cermat dapat menimbulkan permasalahan bagi kegiatan budidaya udang terutama pada kegiatan pengelolaan kualitas air tambak. Perubahan kualitas air akan menyebabkan guncangan kualitas air tambak sekaligus guncangan terhadap udang yang ada di dalamnya.<br />
<div class="fullpost">Kegiatan pemantauan sumber pemasukkan air tambak sebaiknya dilakukan minimal sehari sekali. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui pengamatan visual terhadap kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi pada air laut/sungai dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah jika terjadi perubahan yang sangat drastis disertai dengan perubahan tingkah laku biota-biota perairan tersebut (biota perairan terlihat melayang di permukaan air bahkan pada kondisi ekstrim terlihat banyak bangkai biota perairan). Kondisi ini mengindikasikan telah terjadi perubahan kualitas perairan secara ekstrim yang menyebabkan kematian pada biota perairan. Pada kondisi ini sebaiknya tidak dilakukan kegiatan pemasukan air ke dalam tambak sampai saat kondisi dan kualitas air laut/sungai kembali normal<br />
<br />
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemantauan kualitas sumber pemasukan air tambak sama pentingnya dengan kegiatan pengelolaan kualitas air tambak itu sendiri. Sebagai upaya mengantisipasi dampak negatif yang disebabkan oleh adanya perubahan kualitas air laut/sungai, maka sebaiknya dihindari pemasukan air laut/sungai ke dalam tambak secara langsung. Sebagai upaya mendapatkan masukan air yang relatif dapat terkontrol kualitasnya, maka dalam suatu usaha budidaya udang, secara teknis sebaiknya disediakan suatu tandon air (pembahasan terkait pentingnya tandon air dapat dilihat <b><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/03/pentingnya-tandon-air.html">di sini</a></b>).<br />
<br />
Sebuah filosofi yang perlu untuk dicamkan adalah: <i>udang berasal dari laut, lihatlah perubahan yang terjadi di laut ……. Lalu amati perubahan apa yang akan terjadi pada udang</i><br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-04-metode.html">Kecerahan Perairan Tambak – 04 – Metode Pengelolaan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-49256423051413702892010-09-21T23:40:00.002+07:002012-02-09T03:09:23.704+07:00Berita Budidaya Bulan Ini 08<div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 125%;"><b>Bangkitkan Fanatisme Udang Windu</b></span><br />
Trobos, 1 Agustus 2010<br />
<br />
Semangat dan kecintaan Endi Muchtarudin pada udang windu (windu) atau Peneus Monodon patut diacungi jempol. Meski saat ini banyak petambak windu yang beralih membudidaya udang vannamei (vannamei), petambak windu kawakan asal Karawang ini tak bergeming.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Ia lalu bercerita, pada 1980-an hingga 2000 windu memang berjaya, namun semenjak 2000 ke atas kejayaan itu sirna. “Saat itu tambak-tambak windu diserang virus white spot hingga produksi menurun jauh,” ucap Endi lirih akan penyebab lesunya agribisnis windu beberapa tahun belakangan ini.<br />
<br />
Saat ini dari 7 hektar luas lahan tambak windu yang Endi miliki, ia relakan sebagai tempat kajian dan penelitian windu. “Saya ingin windu bangkit lagi. Karena itu saya undang para peneliti untuk mengkaji tentang budidaya windu di lokasi tambak windu saya,” ungkap Endi.<br />
<div class="fullpost"><br />
Bagi Endi, windu adalah udang nasional asli Indonesia dan sudah menjadi keharusan bagi pembudyda udang untuk meningkatkan bargaining-nya (daya tawar). “Orang luar negeri pun mengakui bahwa cita rasa windu kita lebih lezat,” tutur Endi dengan penuh semangat nasionalisme.<br />
<br />
Menurut Endi, marjin keuntungan yang kecil dan risiko besar menjadi alasan banyaka para petambak udang yang beralih ke vannamei. Ia menjelaskan, biaya produksi windu saat ini berkisar Rp 40.000 – 50.000 per kg, sedangkan harga jualnya ukuran 40 ekor per kg untuk pasar lokal hanya Rp 55.000 sehingga marjin keuntungannya berkisar Rp 5.000 – 15.000 per kg.<br />
<br />
“Bagi para petambak, marjin sebesar itu kurang sebanding dengan risiko yang besar dalam proses budidaya yang masih dihantui wabah penyakit dan tingkat produktivitas yang rendah. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa bila dijual untuk ekspor, harga per kg di tambak bisa mencapai US$ 9,2 atau sekitar Rp 90.000,” ungkapnya dengan penuh keyakinan bahwa windu tetap prospektif.<br />
<br />
Menambahkan pernyataan Endi, Ketut Sugama – Direktur Perbenihan Perikanan Budidaya KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) berpendapat, produktivitas juga menjadi salah satu alasan banyaknya petambak windu yang beralih ke vannamei. Bayangkan, per petaknya vannamei bisa panen hingga 20 ton, sedangkan windu hanya 2 ton saja. Artinya produktivitas windu adalah seper sepuluh dari vannamei. “Meskipun harga windu lebih tinggi dari vannamei, tapi petambak berpikir bisnis dan lebih memilih mana yang paling menguntungkan berdasarkan produktivitas dan permintaan,” jelasnya.<br />
<br />
Direktur Produksi Perikanan Budidaya KKP, Iskandar Ismanadji, membenarkan apa yang dijelaskan oleh Endi dan Ketut. Menurutnya, petambak windu memang sudah tidak bisa menunggu lagi untuk windu bisa bangkit kembali dan sebagai solusi alternatif akhirnya mereka memilih vannamei.<br />
“Saat ini memang tersisa petambak windu yang fanatik saja. Akan tetapi saya yakin mereka yang beralih akan kembali ke windu lagi. Untuk itu kepada mereka secara perlahan-lahan kami perkenalkan polikultur. Ini teknologi budidaya yang sederhana tapi bernilai tambah karena selain panen windu, juga panen bandeng dan rumput laut Gracilaria,” tuturnya meyakinkan. <br />
<br />
Dari sisi harga, tutur Iskandar, windu tetap menarik karena memang jumlahnya tidak banyak seperti vannamei. Secara umum harga windu lebih tinggi dari vannamei untuk ukuran yang sama. Contohnya ukuran 40 ekor per kg, windu seharga Rp 50.000 sementara vannamei Rp 40.000.<br />
<br />
Selain itu harga windu lebih stabil. Saat harga vannamei turun, windu tak terpengaruh. Bila dihasilkan secara organik, maka windu organik akan dihargai lebih tinggi sebesar Rp 10.000 per kg-nya dari windu non-organik. Pasar penyerap windu juga spesifik, seperti Jepang dan Eropa. “Mereka sangat fanatik sekali akan kualitas dari cita rasa dan ukuran berapa saja akan mereka tampung,” terangnya.<br />
<br />
Sumber: <a href="http://www.trobos.com/"><b>Trobos</b></a></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-76285037877626750922010-08-28T02:28:00.002+07:002012-02-09T03:10:18.759+07:00Jangan Membuat Tambak Udang Anda Seperti Akuarium<div style="text-align: justify;">Seperti telah diuraikan dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya, bahwa usaha budidaya udang secara teknis erat kaitannya dengan pengelolaan kualitas air tambak. Pada pembahasan ini factor kualitas perairan yang dominan adalah kecerahan perairan tambak.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Secara ideal kecerahan perairan tambak dalam satu periode adalah tembus dasar /kecerahan perairan tinggi (pada awal-awal fase bulan pertama) hingga kecerahan 30 cm – 45 cm pada saat memasuki fase bulan kedua hingga udang dianggap layak untuk dipanen (pada penerapannya tingkat kecerahan air tambak harus tetap memperhatikan tingkat kebutuhan udang).<br />
<br />
Konsep tersebut di atas pada penerapannya sering tidak sesuai dengan idealisme yang diharapkan yang disebabkan oleh factor-faktor eksternal maupun factor-faktor internal. Salah satu fenomena yang sering dijumpai terkait kondisi tersebut adalah kecerahan perairan tambak yang susah untuk dibentuk terutama pada fase bulan pertama sehingga perairan tambak kelihatan bening seperti akuarium. Pada kondisi seperti ini kehidupan dan aktifitas udang (termasuk biota perairan lainnya) akan sangat jelas untuk dilihat.<br />
<div class="fullpost"><br />
Fenomena tambak udang seperti akuarium (pada fase bulan pertama) dapat terjadi karena berbagai factor penyebab, yaitu antara lain:<br />
<ol><li>Persiapan lahan tebar benur dilakukan secara tidak memadai, sehingga perairan tambak yang disiapkan tersebut kurang/tidak mengandung bibit plankton sebagai factor penentu kecerahan perairan tambak.<br />
<br />
</li>
<li>Tumbuhnya lumut pada saat kondisi perairan tambak masih susah dibentuk tingkat kecerahan airnya. Lumut akan tumbuh subur karena dibantu oleh penetrasi sinar matahari sampai ke dasar tambak.<br />
<br />
</li>
<li>Munculnya biota perairan yang bersifat sebagai plankton feeder (biasanya dari jenis kerang-kerangan). Plankton feeder ini secara nyata akan mengkonsumsi plankton yang ada di dalam perairan tersebut sehingga akan mengurangi populasi plankton.<br />
<br />
</li>
<li>Kondisi sumber pemasukan air tambak pada saat tersebut sangat minim kandungan bibit planktonnya sehingga tidak mampu menyuplai bibit plankton kedalam perairan tambak.<br />
<br />
</li>
<li>Pada saat terjadi kondisi no. 1 sampai dengan no. 4 tersebut di atas, perlakuan teknis budidaya berupa pemberian pupuk dengan tujuan memacu pertumbuhan plankton akan sia-sia. Pemberian pupuk yang terus menerus pada kondisi ini hanya akan menyuburkan lumut dan pada kondisi tertentu dapat memunculkan fenomena kamuflase plankton, yaitu perairan tambak berwarna kehijauan seolah-olah telah terjadi penumbuhan plankton tetapi sebenarnya perairan tersebut tidak ada bibit planktonnya.<br />
<br />
</li>
<li>Pada saat kondisi perairan tambak susah dibentuk tersebut maka dapat menyebabkan tambak udang seperti akuarium.</li>
</ol>Kondisi tambak udang seperti akuarium pada jangka waktu yang lama sangat berpengaruh terhadap tingkat keseragaman udang. Populasi udang pada kondisi tersebut akan menghasilkan tingkat keseragaman udang sangat bervariasi sehingga secara tidak langsung akan menyebabkan penurunan populasi udang karena terjadi proses kanibalisme yang dilakukan oleh udang berukuran lebih besar memangsa udang dengan ukuran lebih kecil.<br />
<br />
Alternatif perlakuan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas adalah antara lain:<br />
<ol><li>Hentikan pemberian pupuk pada saat perairan tambak diindikasikan tidak memiliki bibit plankton.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan pengangkatan/pengambilan lumut dan biota plankton feeder secara manual sampai dianggap populasi keduanya berkurang secara nyata.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan proses pengantian air tambak dalam volume yang besar. Sebagai upaya mengurangi guncangan maka proses penggantian air ini sebaiknya dilakukan melalui sirkulasi air dengan system “oplos” (pemasukan air dan pembuangan air dilakukan secara bersamaan) tapi dikondisikan volume pembuangan air lebih besar dibandingkan volume air yang dimasukkan ke dalam tambak.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan proses no. 3 di atas sampai ketinggian air tambak rendah.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan proses inokulasi bibit plankton dari petakan tambak lain yang kandungan bibit planktonnya dianggap stabil dan bagus ke dalam petakan tambak yang akan ditumbuhkan bibit planktonnya. Proses inokulasi bibit plankton dapat dilakukan dengan alat bantu selang (pembahasan terkait inokulasi air telah diuraikan dalam pembahasan terdahulu).<br />
<br />
</li>
<li>Pada saat proses inokulasi, lakukan pemberian pupuk untuk memacu pertumbuhan bibit plankton yang telah diinokulasikan tersebut.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan proses no. 5 dan no. 6 tersebut di atas sampai kondisi perairan tambak diindikasikan telah tumbuh bibit planktonnya disertai dengan pengoperasian kincir air secara optimal.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan proses penambahan volume air tambak secara bertahap sampai pada ketinggian tertentu, agar bibit plankton yang mulai tumbuh tersebut tidak terguncang.<br />
<br />
</li>
<li>Lakukan monitoring secara cermat terhadap perkembangan bibit plankton di perairan tambak tersebut.</li>
</ol>Proses-proses tersebut di atas sebaiknya dilakukan pada saat kondisi cuaca cerah agar penumbuhan bibit plankton dapat maksimal dengan dipacu oleh sinar matahari. Pembahasan tersebut di atas diharapkan dapat dijadikan pemahaman dasar oleh para pelaku usaha budidaya udang agar tidak membiarkan tambak udang seperti akuarium sehingga segala macam kehidupan dan aktifitas organisme yang ada di dalamnya dapat dilihat secara jelas.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/08/video-6-tambak-udang-atau-akuarium.html">Video 6 - Tambak Udang Atau Akuarium?</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/03/pengelolaan-budidaya-udang-pada-fase_05.html">Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 05 - Permasalahan Kondisi/Kualitas Udang Kecil</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/03/pengelolaan-budidaya-udang-pada-fase.html">Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 04 - Permasalahan Lingkungan Perairan Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/pengelolaan-budidaya-udang-pada-fase_29.html">Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 03 – Pengelolaan Pakan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/pengelolaan-budidaya-udang-pada-fase_22.html">Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 02 – Kualitas Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/pengelolaan-budidaya-udang-pada-fase.html">Pengelolaan Budidaya Udang Pada Fase Bulan Pertama 01 – Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-03-proses.html">Proses Tebar Benur 03 - Proses Aklimatisasi</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/01/proses-tebar-benur-02-tahapan-kegiatan.html">Proses Tebar Benur 02 - Tahapan Kegiatan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/12/proses-tebar-benur-01-latar-belakang.html">Proses Tebar Benur 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/penggunaan-bahan-kimia-02-tahapan.html">Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-76155859094070444112010-08-28T01:20:00.002+07:002012-02-09T03:12:23.163+07:00Video 6 - Tambak Udang Atau Akuarium?<div style="text-align: justify;">DERNN4RFG5Y3<br />
Sebagai upaya menambah wawasn terkait dengan usaha budidaya udang, blog ini akan mencoba menyajikan video-video terkait dengan budidaya udang. Semoga bermanfaat.<br />
<div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div></div><br />
<center><object width="480" height="385"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/TJ9PpsHXtvo?fs=1&hl=en_US"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/TJ9PpsHXtvo?fs=1&hl=en_US" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true" width="480" height="385"></embed></object></center><br />
<div style="text-align: center;">Sumber: <a href="http://www.youtube.com/watch?v=TJ9PpsHXtvo&feature=related">http://www.youtube.com/watch?v=TJ9PpsHXtvo&feature=related</a></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-10730858781638997752010-08-05T00:16:00.002+07:002012-02-09T03:13:37.485+07:00Jangan Salah Mengambil Keputusan Pada Saat Fase Bulan Ke Tiga<div style="text-align: justify;">Pada pembahasan-pembahasan terdahulu telah dijelaskan bahwa budidaya udang adalah suatu usaha yang bersifat profit oriented (berorientasi pada keuntungan finansial). Pengetahuan yang memadai tentang teknis budidaya tetap akan dianggap gagal jika dalam implementasinya tidak dapat memberikan keuntungan secara financial.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Mengacu pada dasar pemikiran tersebut, maka pelaku budidaya udang terutama para teknisi tambak perlu sekali memiliki kemampuan pengambilan keputusan terkait dengan tingkat keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh jika pada saat tertentu ada suatu masalah yang terjadi selama proses budidaya udang berlangsung.<br />
<br />
Fase bulan ketiga merupakan fase kritis dalam suatu usaha budidaya udang dengan dasar pemikiran sebagai berikut:<br />
<div class="fullpost"><ol><li>Pada saat fase bulan ke tiga udang berumur sekitar 70 – 100 hari dengan berat rata-rata sekitar 10 gram – 15 gram pada kondisi normal. Pada saat tersebut dapat dikatakan harga udang masih belum optimal, sehingga jika dipanen pada saat itu total harga jualnya belum dapat memberikan tingkat keuntungan yang optimal pula.<br />
</li>
<li>Fase bulan ketiga merupakan saat mulai terjadinya peningkatan penggunaan pakan udang, sehingga fase ini dapat dikatakan sebagai titik kritis terjadinya peningkatan biaya produksi secara drastis. Sebagaimana telah diuraikan juga dalam pembahasan sebelumnya, pakan udang merupakan penyumbang terbesar bagi biaya produksi dalam suatu usaha budidaya udang.</li>
</ol>Mengacu pada kedua dasar pemikiran tersebut di atas, jika pada saat fase bulan ke tiga udang terkena suatu masalah, maka diperlukan suatu pengambilan keputusan yang tepat agar tidak menimbulkan tingkat kerugian yang sangat besar.<br />
<br />
Beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut:<br />
<ol><li>Tingkat permasalahan yang terjadi<br />
<br />
</li>
<li>Estimasi populasi udang pada saat itu dan pada fase berikutnya jika permasalahan yang terjadi dapat ditanggulangi.<br />
<br />
</li>
<li>Estimasi tingkat keuntungan secara financial melalui perhitungan total harga jual udang dikurangi total biaya produksi (termasuk biaya yang telah dikeluarkan untuk pembelian pakan udang).</li>
</ol>Berdasarkan ketiga faktor tersebut diatas, jika pada fase bulan ketiga udang terkena masalah maka tindakan yang diperlukan adalah pengambilan keputusan yang cepat dan tepat terkait dengan dilanjutkan atau tidaknya proses budidaya udang pada periode itu, agar tingkat kerugian yang diperoleh dapat ditekan seminimal mungkin.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/04/panen-normal.html">Panen Normal</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/03/panen-dini.html">Panen Dini</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/12/panen-kuras.html">Panen Kuras</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/11/pemanenan-udang.html">Pemanenan Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/10/keseragaman-udang-dan-alternatif.html">Keseragaman udang dan Alternatif Pengelolaannya</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/10/tingkat-keseragaman-udang.html">Tingkat Keseragaman Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/04/bagaimana-mencapai-nilai-fcr-food.html">Bagaimana Mencapai Nilai FCR (Food Conversion Ratio) Secara Optimal</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2009/04/jangan-terperangkap-target-fcr-food.html">Jangan Terperangkap Target FCR (Food Conversion Ratio)</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pengelolaan-pakan-udang-03.html">Pakan Buatan Untuk Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pakan-udang.html">Program Pakan Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/frekuensi-pakan.html">Frekuensi Pakan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pengelolaan-pakan-udang-02.html">Program Pengelolaan Pakan Udang 02 - Penentuan Jenis Pakan (Pakan Alami)</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/program-pengelolaan-pakan-udang-01.html">Program Pengelolaan Pakan Udang 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-10495251410602305642010-08-04T03:28:00.001+07:002012-02-09T03:16:06.311+07:00Tata Letak Kincir Air Pada Tambak Udang<div style="text-align: justify;">Selain pemahaman dasar terkait dengan peranan dan fungsi kincir air pada tambak udang, salah satu aspek lain yang yang cukup penting adalah terkait dengan tata letak kincir air pada tambak .<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Secara sederhana tata letak kincir air dapat diartikan sebagai pengaturan kincir air yang menyangkut jumlah dan posisi arah kincir. Pada saat kincir air dioperasikan, putaran-putaran roda kincir air diharapkan mampu menghasilkan pusaran arus air yang dapat mengurangi perbedaan karakteristik kualitas air di dalam suatu tambak baik secara vertikal maupun horizontal.<br />
<br />
Beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam merencanakan tata letak kincir air pada suatu petakan tambak, antara lain adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<div class="fullpost"><ol><li>Jumlah kincir air yang akan dipergunakan harus mempertimbangkan umur udang dan tingkat kepadatan populasi udang di dalam tambak. Pada saat usia benur (udang kecil) jumlah kincir yang digunakan biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan udang ukuran besar. Selain itu, pada petakan tambak dengan tingkat kepadatan udang yang tinggi memerlukan jumlah kincir air yang lebih banyak dibandingkan dengan petakan tambak yang tingkat kepadatan udangnya rendah. Pada kondisi tertentu jumlah kincir air dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan udang pada saat itu.<br />
<br />
</li>
<li>Kombinasi dari posisi arah kincir air dalam jumlah tertentu pada suatu petakan tambak juga harus mampu menghasilkan pusaran air yang mampu mengarahkan kotoran dasar tambak ke arah sentral pembuangan air. Terkait dengan hal ini, maka penentuan posisi arah kincir yang benar akan dapat membantu dalam proses pembersihan dasar tambak. Posisi arah kincir air sangat tergantung dari desain dan konstruksi petakan tambak yang dipergunakan, sehingga letak dan arah kincir yang diterapkan dapat berbeda antar petakan tambak satu sama lain.<br />
<br />
</li>
<li>Konstruksi tiang penyangga kincir air harus benar-benar kuat dan stabil, sehingga pada saat dioperasikan kincir air tidak menimbulkan masalah baru dalam proses budidaya udang.</li>
</ol>Konstruksi tiang penyangga kincir air harus benar-benar kuat dan stabil, sehingga pada saat dioperasikan kincir air tidak menimbulkan masalah baru dalam proses budidaya udang.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" alt="" style="border: 0pt none ; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 51, 0);"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/08/peran-dan-fungsi-kincir-air-pada-tambak.html">Peran dan Fungsi Kincir Air Pada Tambak Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/penggunaan-bahan-kimia-02-tahapan.html">Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com32tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-86261993205376541262010-08-03T00:02:00.001+07:002012-02-09T03:17:25.384+07:00Peran dan Fungsi Kincir Air Pada Tambak Udang<div style="text-align: justify;">Tambak udang sebagai suatu ekosistem perairan buatan dan bersifat tertutup sangat membutuhkan perlakuan teknis budidaya yang dapat menstimulasi proses-proses fisika, kimia dan biologi menuju keseimbangan ekosistem perairan tersebut. Keseimbangan ekosistem perairan tambak diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi udang seperti dalam ekosistem alaminya.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Salah satu sarana yang memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kondisi perairan tambak (terutama pada budidaya udang skala intensif) seperti tersebut di atas adalah kinci air. Pemahaman dasar terkait dengan peran dan fungsi kincir air dalam operasional tambak udang sangat diperlukan, agar kincir air tersebut dapat berperan secara optimal. Pemahaman yang kurang memadai tentang kincir air hanya akan memfungsikan kincir air tersebut sebagai aksesoris suatu petakan tambak. Dalam pelaksanaan di lapangan, banyak sekali dijumpai model-model kincir air yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya (pada pembahasan ini tidak akan diuraikan pengetahuan terkait model dan spesifikasi teknis dari kincir air).<br />
<br />
<div class="fullpost">Secara mendasar fungsi dari kincir air di dalam operasional tambak udang antara lain sebagai berikut:<br />
<ol><li>Sebagai penyuplai oksigen di dalam perairan tambak. Seperti telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa di dalam suatu ekosistem perairan tambak kebutuhan oksigen telah disuplay oleh phytoplankton, tapi kebutuhan oksigen tersebut tidak akan mencukupi bagi biota dan proses-proses yang terjadi di dalamnya. Oksigen di dalam perairan tambak diperlukan tidak hanya dalam proses respirasi (pernapasan) tapi juga dibutuhkan dalam proses-proses fisika, kimia dan biologi yang terjadi di dalam perairan tersebut.<br />
<br />
Keberadaan kincir air didalam tambak diharapkan dapat membantu dan mengantisipasi terjadinya kekurangan oksigen yang dapat terjadi pada saat tertentu di dalam perairan tersebut. <br />
<br />
</li>
<li>Membantu dalam proses pencampuran karakteristik antara perairan tambak lapisan atas, dan bawah. Sebagai suatu perairan yang statis dan memiliki ketinggian tertentu, maka suatu perairan tambak jika dalam kondisi diam akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara lapisan atas dan lapisan bawah. Perbedaan karakteristik perairan tersebut, jika tidak segera diantisipasi dapat membahayakan kehidupan udang yang ada didalamnya.<br />
<br />
Pengoperasian kincir diharapkan dapat membantu mengantisipasi terjadinya perbedaan yang cukup menyolok antar lapisan air tambak, sehingga kualitas air yang dihasilkan relative sama antar lapisan air tambak.<br />
<br />
</li>
<li>Membantu dalam proses pemupukan air. Kegiatan pemupukan air dilakukan sebagai upaya pembentukan kualitas air yang terkait dengan kecerahan air dan warna air tambak dengan cara menstimulasi pertumbuhan phytoplankton kea rah yang lebih stabil.<br />
<br />
Pengoperasian kincir diharapkan dapat membantu proses penyebaran pupuk secara merata di dalam perairan tambak sekaligus menstimulasi pertumbuhan plankton melalui oksigen yang dihasilkannya.<br />
<br />
</li>
<li>Membantu dalam mengarahkan kotoran dasar tambak ke arah sentral pembuangan, sehingga memudahkan dalam proses pembersihan dasar tambak. Fungsi kincir air terkait hal ini sangat erat hubungannya dengan tata letak kincir di dalam tambak.<br />
<br />
</li>
<li>Pada saat pengoperasian kincir air, putaran-putaran air yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kestabilan kualitas air di dalam tambak (telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya).</li>
</ol>Pembahasan terkait peran dan fungsi kincir air seperti penjelasan tersebut di atas diharapkan dapat memberikan pemahaman dasar tentang kincir air agar pengoperasiannya dapat berfungsi secara optimal dan bukan hanya menjadi aksesoris tambak udang belaka ....<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" alt="" style="border: 0pt none ; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 51, 0);"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-03-indikator.html">Kecerahan Perairan Tambak – 03 – Indikator Pada Udang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kecerahan-perairan-tambak-02-tingkat.html">Kecerahan Perairan Tambak – 02 –Tingkat Kecerahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Kecerahan Perairan Tambak - 01- Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-03-kriteria-warna-air.html">Warna Air Tambak – 03 – Kriteria Warna Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/warna-air-tambak-02-aspek-analisis.html">Warna Air Tambak – 02 – Aspek Analisis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Warna Air Tambak - 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-03-dasar.html">Kondisi Dasar Tambak – 03 - Dasar Pertimbangan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/08/kondisi-dasar-tambak-02-metode.html">Kondisi Dasar Tambak – 02 - Metode Pengamatan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Kondisi Dasar Tambak - 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/07/penggunaan-bahan-kimia-02-tahapan.html">Penggunaan Bahan Kimia – 02 - Tahapan Implementasi</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Penggunaan Bahan Kimia – 01 - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-72427198608280663072010-07-25T00:36:00.002+07:002012-02-09T03:19:26.629+07:00Mengenal Perairan Tambak Udang Melalui Pendekatan Ekosistem 02 – Komponen dan Interaksi<div style="text-align: justify;">Berdasarkan proses pembentukannya suatu ekosistem secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu : (i) ekosistem alami dan , (ii) ekosistem buatan.Berdasarkan hal ini, maka suatu perairan tambak udang dapat dikategorikan sebagai suatu ekosistem buatan yang diharapkan dapat memberikan “keamanan dan kenyamanan” bagi udang selama proses budidaya berlangsung.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Sebagai suatu ekosistem buatan, maka komponen-komponen pembentuk dan interaksi yang terjadi di dalam suatu ekosistem perairan tambak udang sangat dipengaruhi oleh perlakuan teknis yang diberikan/diterapkan pada perairan tersebut.<br />
<br />
Seperti halnya pada ekosistem alami, di dalam suatu ekosistem perairan tambak udang yang sudah terbentuk, organisme dalam komunitas tersebut berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.<br />
<br />
Ditinjau berdasarkan komponen pembentuknya, ekosistem perairan tambak juga tersusun atas komponen-komponen penyusun yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain (pada pembahasan ini komponen-komponen penyusun ekosistem akan diuraikan secara aplicated agar mudah dipahami dalam implementasinya di lapangan). Komponen-komponen penyusun tersebut adalah sebagai berikut:<br />
<div class="fullpost"><ol><li>Petakan dan perairan tambak yang menjadi media dan substrat bagi tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat hidup bagi biota yang ada di dalamnya. Petakan tambak memiliki peran sebagai substrat tembat habitat hidup udang dan biota perairan lainnya,. Selain itu petakan tambak berperan sebagai media penampung air dan berinteraksi dengan memberi dan menerima nutrien ke dan dari air, bersama - sama mendukung proses kimia dan biologi dalam satu kesatuan unit ekosistem tambak.<br />
<br />
Perairan tambak bersifat lebih dinamis dibanding petakan tambak karena di dalam perairan tersebut terjadi reaksi reaksi fisik, kimia dan biokimia yang kompleks.. Reaksi-reaksi fisika dan kimia tersebut dapat dikatakan sebagai komponen abiotik ekosistem perairan tambak.<br />
<br />
Sebagai suatu ekosistem perairan tertutup maka karakteristik petakan tambak dan perairan tambak memiliki aspek yang sangat strategis agar dapat dikondisikan seperti ekosistem perairan alami melalui penerapan teknis budidaya.<br />
<br />
</li>
<li>Phytoplankton dalam suatu perairan tambak merupakan komponen autotrofik karena dapat membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan kimia (kemoautotrof). Jenis plankton ini memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kestabilan ekosistem perairan tambak. Indikator kualitas perairan tambak (kecerahan, warna, dasar tambak) sangat dipengaruhi oleh kestabilan phytoplankton (pada kondisi tertentu juga dipengaruhi oleh jenis zooplankton) di dalam perairan.<br />
<br />
</li>
<li>Udang dan jenis biota perairan tambak dapat dikatakan sebagai komponen heterotrofik sekaligus fagotrofik (konsumen makro) karena memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya.<br />
<br />
</li>
<li>Selain ketiga komponen tersebut di atas, di dalam ekosistem perairan tambak juga terdapat komponen pengurai (decomposer) yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Di dalam perairan tambak terdapat dua alternatif dampak dari proses dekomposisi tersebut yaitu merugikan atau menguntungkan bagi udang dan organisme/biota yang hidup didalam perairan tersebut.<br />
<br />
Proses dekomposisi akan menguntungkan jika ekosistem perairan dalam kondisi seimbang dan stabil karena proses interaksi antar komponen penyusun ekosistem tersebut akan saling mendukung. Sedangkan jikan ekosistem perairan dalam kondisi tidak seimbang dan tidak stabil, maka proses dekomposisi tersebut dapat membahayakan bagi udang dan biota/organism lain yang hidup di dalam perairan tersebut.</li>
</ol>Mengacu pada pemahaman tentang ekosistem perairan tambak seperti tersebut di atas, maka diharapkan dalam pengelolaan tambak udang terutama dalam penerapan teknis budidaya sebaiknya melalui pendekatan ekosistem, yaitu mengarahkan dan menjaga perairan tambak dalam suatu kondisi keseimbangan dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan tingkat kenyaman udang.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/05/mengenal-perairan-tambak-udang-melalui.html">Mengenal Perairan Tambak Udang Melalui Pendekatan Ekosistem 01 – Pemahaman</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-01.html">Konsep Pengelolaan Kualitas Air Tambak - 01 </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 05 - Penggunaan Bahan Kimia dan "Obat-Obatan"</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 05 - Kondisi Dasar Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Warna Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Kecerahan Perairan Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-60025901387140531262010-05-30T15:05:00.001+07:002012-02-09T03:20:09.624+07:00Mengenal Perairan Tambak Udang Melalui Pendekatan Ekosistem 01 – Pemahaman<div style="text-align: justify;">Seperti telah dijelaskan pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kegiatan budidaya udang di tambak merupakan suatu kegiatan yang meliputi pembesaran sekaligus pemeliharaan udang dalam suatu wadah yang berupa petak-petak tambak, dengan cara menyediakan suatu kondisi lingkungan tertentu yang sesuai bagi udang yang dipelihara dalam jangka waktu tertentu hingga kondisi udang dianggap layak secara finansial untuk dimanfaatkan.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Mengacu pada pengertian tersebut di atas, maka salah satu teknologi budidaya udang yang digunakan adalah melalui pendekatan keseimbangan ekosistem perairan di dalam petakan tambak yang sesuai dengan lingkungan alami udang itu sendiri. Prinsip dasar dari pendekatan ini adalah jika salah satu unsur penyusun ekosistem perairan tambak ada yang terganggu maka akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem tersebut yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi udang. <br />
<div class="fullpost"><br />
Pendekatan terkait perairan tambak udang sebagai suatu ekosistem merupakan suatu aspek yang perlu dipahami oleh para pelaku usaha tambak udang agar sistem pengelolaan yang dilakukannya lebih mengarah pada bagaimana menjaga keseimbangan ekosistem tersebut yang pada akhirnya akan bermuara pada prinsip sustainability (kelestarian).<br />
<br />
Pada pembahasan ini akan lebih menekankan pada pemahaman tentang ekosistem secara umum dan ekosistem perairan tambak udang serta keterkaitan antara komponen-komponen penyusun yang ada di dalamnya.<br />
<br />
<b>A. Pengertian Ekosistem</b><br />
<br />
Secara definisi ekosistem dapat diartikan sebagai keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme tidak hidup di suatu lingkungan yang saling berinteraksi. Ekosistem merupakan salah satu bagian ékologi, pengertian ekologi itu sendiri adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya).<br />
<br />
Sedangkan secara lebih mendalam ekosistem dapat diartikan sebagai suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa di,katakan juga sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.<br />
<br />
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.<br />
<br />
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.<br />
<br />
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut.<br />
<br />
<b>B. Komponen Pembentuk Ekosistem</b><br />
<br />
Mengacu pada pengertian seperti tersebut di atas, maka suatu ekosistem tersusun atas komponen-komponen penyusun yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Semua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur Komponen-komponen penyusun yang terdapat dalam suatu ekosistem secara umum adalah sebagai berikut:<br />
<ol><li>Komponen Abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.<br />
<br />
</li>
<li>Komponen autotrof terdiri dari organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof) dan bahan kimia (kemoautotrof). Komponen autotrof berperan sebagai produsen, komponen yang tergolong autotrof adalah tumbuhan klorofil.<br />
<br />
</li>
<li>Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil.<br />
<br />
</li>
<li>Pengurai adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Organism yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula detritivor yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik.<br />
<br />
Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu: (i) secara aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan, (ii) secara anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan, dan (iii) Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.</li>
</ol><b>C. Saling Ketergantungan Antar Komponen</b><br />
<br />
Kebergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:<br />
<ol><li>Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya akan menyebabkan sebagian energi akan hilang.<br />
<br />
</li>
<li>Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.</li>
</ol>Pemahaman dasar terkait dengan ekosistem seperti penjelasan tersebut di atas merupakan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai dasar pemikiran dalam pengelolaan usaha budidaya udang secara teknis.<br />
<br />
<i>Catatan: sebagai upaya lebih memahami tentang ekosistem secara mendalam disarankan untuk mencari sumber referensi lain sehingga pemahaman yang didapat akan lebih lengkap. Pada tulisan ini sumber referensi yang digunakan adalah Wikipedia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai salah satu referensi yang resmi).</i><br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-01.html">Konsep Pengelolaan Kualitas Air Tambak - 01 </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/beware-of-rainy-season.html">Waspada Terhadap Musim Hujan </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_2150.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 05 - Penggunaan Bahan Kimia dan "Obat-Obatan"</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_8097.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Inokulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_3297.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Pemupukan Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak_19.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Sirkulasi Air</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/metode-pengelolaan-kualitas-air-tambak.html">Metode Pengelolaan Kualitas Air Tambak 01 - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-05.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 05 - Kondisi Dasar Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-04.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 04 - Kondisi Fisik Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-03.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 03 - Warna Air Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/pengelolaan-kualitas-air-tambak-02.html">Pengelolaan Kualitas Air Tambak 02 - Kecerahan Perairan Tambak</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/identifikasi-permasalahan-kualitas-air.html">Identifikasi Permasalahan Kualitas Air Tambak</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-71854438368970640842010-05-11T02:58:00.001+07:002012-02-09T03:21:46.019+07:00Berita Budidaya Bulan Ini - 07<div style="text-align: justify;">Meski terlambat, berita ini penting untuk disimak karena terkait dengan rencana standarisasi budidaya udang secara global.<br />
<br />
<span style="font-size: 125%;"><b>ShAD: Langkah Penting Menuju Standar Global Budidaya Udang</b></span><br />
<i>www.wwf.or.id, press release, 9 March 2010</i><br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Forum Dialog Budidaya Udang (Shrimp Aquaculture Dialogue--ShAD) telah digelar di Jakarta untuk mengumpulkan masukan publik atas rancangan dokumen standar budidaya udang yang baru saja selesai disusun.<br />
<br />
Pertemuan ini merupakan bagian tahap pengumpulan komentar masyarakat (public comment) periode pertama yang secara resmi dimulai 1 Maret 2010. Masukan itu dibutuhkan untuk memastikan bahwa standar akhir yang disetujui mampu mengatasi dampak negatif budidaya udang terhadap lingkungan dan sosial.<br />
<br />
“Keterlibatan Indonesia dalam forum Shrimp Aquaculture Dialogue ini sangat penting guna mewujudkan pencapaian target produksi yang telah ditetapkan melalui praktik-praktik budidaya berbasis lingkungan., ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Made L. Nurdjana saat membuka pertemuan tersebut.<br />
<div class="fullpost"><br />
Sebagai salah satu negara penghasil udang budidaya terbesar di dunia, Indonesia sangat berkepentingan terhadap standarisasi ini. Dengan kebijakan produksi maksimum yang ditargetkan pemerintah saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target peningkatan sebesar 74,75%, dari 400.000 ton menjadi 699.000 ton untuk periode 2010-2014. Pemenuhan target ini akan dilakukan dengan penggalakan budidaya intensif untuk menghindari kerusakan lingkungan akibat kegiatan konversi hutan bakau untuk pertambakan.<br />
<br />
Menurut Koordinator Program Akuakultur WWF-Indonesia Cut Desyana, Shrimp Aquaculture Dialogue adalah langkah penting bagi industri global budidaya udang, "Negara-negara pengimpor udang Indonesia di Eropa dan Amerika sangat membutuhkan produk yang memenuhi kriteria lingkungan dan sosial. Shrimp Aquaculture Dialogue diharapkan menghasilkan standar lingkungan dan sosial yang ditunggu para pihak, baik pemerintah maupun pengusaha udang.”<br />
<br />
Ditambahkannya, melalui standar ini, dampak penting budidaya udang dapat lebih terukur, sehingga udang Indonesia tidak hanya berkualitas baik namun juga memiliki dampak minimal terhadap lingkungan, keanekaragamanhayati, dan masyarakat sekitar.<br />
<br />
Direktur Program Kelautan WWF-Indonesia Wawan Ridwan menegaskan komitmen WWF mengawal proses penyusunan standar ini, “WWF sangat serius mendorong proses menuju standarisasi ini mengingat pentingnya melindungi sumber daya alam kita yang sangat kaya sekaligus memenuhi kebutuhan meningkatkan pendapatan produksi perikanan budidaya. Oleh karena itu, merumuskan dan mengikuti standar adalah hal utama yang harus dilakukan agar seluruh produk Indonesia memiliki nilai ekonomi tertinggi di pasar dunia,” ujarnya.<br />
<br />
Standar budidaya udang ini akan menjadi standar global pertama yang diciptakan melalui proses yang terbuka, transparan dan sesuai dengan panduan internasional penyusunan standar yang dikembangkan oleh International Social and Environmental Accreditation and Labeling Alliance-ISEAL. WWF yang mengkoordinasi keseluruhan Dialog Akuakultur, adalah satu-satunya anggota ISEAL yang bekerja untuk menciptakan standar-standar budidaya udang tersebut.<br />
<br />
Masukan yang diterima selama 60 hari periode public comment akan digunakan oleh Komite Pengarah Global (Global Steering Committee) ShAD sebagai bahan revisi rancangan standar sebelum dipublikasikan kembali di periode public comment terakhir. Hasil final standar budidaya udang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini.<br />
<br />
Source: <a href="http://www.wwf.or.id/berita_fakta/pressrelease/?18400/Langkah-penting-menuju-standar-global-budidaya-udang-briPertemuan-Shrimp-Aquaculture-Dialogue-ShAD-digelar-di-Jakarta-i"><b>www.wwf.or.id</b></a></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-66219747858830327242010-05-09T00:44:00.002+07:002012-02-09T03:22:55.876+07:00Penyusunan Proposal Usaha Budidaya Udang 03 – Proposal Biaya<div style="text-align: justify;">Proposal biaya adalah dokumen proposal yang berisikan tentang uraian kebutuhan biaya yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan dokumen proposal teknis. Tidak seperti proposal teknis, proposal biaya secara substansi lebih sederhana karena hanya berisi kebutuhan biaya dan lebih banyak pada rumusan dan penghitungan alokasi biaya.<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Seperti telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, suatu proposal biaya harus mengacu pada asas kewajaran yang berarti penyusunannya harus berdasarkan harga-harga yang wajar yang berlaku di daerah tertentu dan pada saat tertentu.<br />
<br />
Secara umum dokumen proposal biaya terdiri dari:<br />
<div class="fullpost"><ol><li>Surat penawaran harga dari kegiatan yang diusulkan yang menyebutkan total biaya yang diajukan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan.<br />
<br />
</li>
<li>Rangkuman/rekapitulasi dari total biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan yang diusulkan.<br />
<br />
</li>
<li>Rincian alokasi biaya berdasarkan tahapan dan jenis kegiatan yang dilakukan.<br />
</li>
</ol>Sedangkan secara substansi proposal biaya menggambarkan alokasi biaya yang digunakan untuk:<br />
<ol><li>Remunerasi (upah/honor/gaji) dan tunjangan operasional (mobilisasi/demobilisasi, transportasi, komunikasi, dsb) dari personil yang dilibatkan dalam kegiatan yang diusulkan tersebut berdasarkan alokasi waktu keterlibatan personil.<br />
<br />
</li>
<li>Biaya pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat pengadaan barang, koordinasi, administrasi, pelaporan dan kegiatan lainnya seperti yang tercantum dalam proposal teknis.<br />
</li>
</ol>Suatu proposal biaya disajikan dalam bentuk tabulasi (kecuali item no.1) yang didalamnya memuat alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan selama periode waktu yang telah ditentukan. Beberapa item yang perlu dicantumkan dalam menyusun tabulasi alokasi biaya adalah sebagai berikut;<br />
<ol><li>Uraian alokasi biaya. Pada item ini cantumkan substansi alokasi biaya yang digunakan (remunerasi, tunjangan personil, pengadaan barang, administrasi, dsb) yang masing-masing diuraikan menurut sub-item yang diperlukan.<br />
<br />
</li>
<li>Satuan. Item ini menjelaskan satuan dari item alokasi anggaran, misalnya untuk alokasi remunersi (honor/gaji) satuannya adalah orang hari (OH) atau orang bulan (OB.<br />
<br />
</li>
<li>Kuantitas. Item ini menjelaskan jumlah yang dibutukan untuk setiap item kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan.<br />
<br />
</li>
<li>Harga satuan. Item ini menjelaskan besaran harga untuk setiap satuan (item no.2) yang diperoleh berdasarkan harga yang berlaku di suatu lokasi dan pada periode waktu tertentu.<br />
<br />
</li>
<li>Total harga. Item ini diperoleh melalui perkalian antara kuantitas (item no 3) dengan harga satuan (item no.4).</li>
</ol>Prinsip dasar yang perlu dipahami dalam menyusun suatu proposal biaya adalah: lakukan survey harga terlebih dahulu di lokasi kegiatan yang diusulkan. Hal ini perlu dilakukan karena antara suatu daerah dengan daerah lainnya pasti memiliki perbedaan dalam hal harga. Selain itu, suatu proposal biaya perlu disusun secara cermat terutama dalam proses penghitungan secara matematik. Jangan sampai proposal biaya yang telah disusun tersebut hanya menyebabkan pihak pelaksana kegiatan mengalami kerugian, sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/05/penyusunan-proposal-usaha-budidaya_07.html">Penyusunan Proposal Usaha Budidaya Udang 02 – Proposal Teknis</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/05/penyusunan-proposal-usaha-budidaya.html">Penyusunan Proposal Usaha Budidaya Udang 01 – Pemahaman Dasar</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-6.html">Shrimp Culture Area Development - (6)- Socio-Community Approach (English Version)</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-5.html">APengembangan Kawasan Budidaya Udang - (5) - Pendekatan Sarana Budidaya</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-4.html">APengembangan Kawasan Tambak Udang - (4) - Pendekatan Teknologi Budidaya</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-3.html">PPengembangan Kawasan Tambak Udang - (3)- Pendekatan Mikro Wilayah </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-2.html">Pengembangan Kawasan Tambak Udang - (2) - Pendekatan Makro Wilayah - Perairan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development.html">Pengembangan Kawasan Tambak Udang (1) - Pendekatan Makro Wilayah - Lahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/arrangement-of-partnership-on-shrimp.html">Penyusunan Program Pengembangan Usaha Budidaya Udang dengan Sistem Kemitraan - Kerangka Pikir</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/partnership-system-concept-on-shrimp_19.html">Konsep Pola Kemitraan Pada Usaha Budidaya Udang - (2) - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/partnership-system-concept-on-shrimp.html">Pola Kemitraan Pada Usaha Budidaya Udang - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/konsep-pengembangan-tambak-udang-bagian.html">Konsep Pengembangan Tambak Udang - Bagian 02</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/konsep-pengembangan-tambank-udang-01.html">Konsep Pengembangan Tambak Udang - 01</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-47380495137860644.post-277722337049252222010-05-07T00:43:00.001+07:002012-02-09T03:24:01.074+07:00Penyusunan Proposal Usaha Budidaya Udang 02 – Proposal Teknis<div style="text-align: justify;">Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa secara garis besar suatu proposal kegiatan terdiri dari dua jenis yaitu: (i) Proposal teknis, dan (ii) Proposal biaya. Secara substansi, suatu proposal teknis pada dasarnya berisikan pemahaman tentang bagaimana cara melaksanakan kegiatan yang diusulkan dalam proposal tersebut mulai dari tahap persiapan sampai tahap penyelesaian pekerjaan (dalam kegiatan tertentu bahkan sampai pada tahap pasca penyelesaian pekerjaan).<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify; width: 500px;"><div style="clear: left; float: left; margin-right: 5px; margin-top: 0px;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-5559712044484346";
google_ad_host = "pub-1556223355139109";
/* infoudang336x280, dibuat 10/09/30 */
google_ad_slot = "3438729693";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div></div>Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa suatu proposal teknis dapat mencerminkan kemampuan/keahlian/profesionalisme dari pihak yang mengajukan usulan kegiatan tersebut.<br />
<br />
Sebagai upaya menghasilkan suatu proposal teknis yang sistematik, fokus dan logis maka perlu dirancang terlebih dahulu outline penulisan dari proposal teknis tersebut. Outline penulisan yang digunakan untuk keperluan tender/lelang suatu kegiatan biasanya sudah ditentukan oleh panitia tender dengan mengacu pada dokumen rencana kerja dan persyaratan. Secara umum outline yang biasa digunakan meliputi:<br />
<div class="fullpost"><ol><li>Pendahuluan, yang memuat latar belakang, tujuan, lingkup pekerjaan, output yang diharapkan, periode waktu pelaksanaan dan lokasi kegiatan.<br />
<br />
</li>
<li>Pemahaman terhadap usulan kegiatan.<br />
<br />
</li>
<li>Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.<br />
<br />
</li>
<li>Organisasi team personil pelaksana kegiatan.<br />
<br />
</li>
<li>Rencana kerja dan jadwal kegiatan.<br />
<br />
</li>
<li>Profil dari pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut (bersifat optional).<br />
</li>
</ol>Secara lebih rinci penjelasan tentang outline proposal teknis tersebut di atas akan diuraikan dalam pembahasan di bawah ini.<br />
<br />
<b>A. Pendahuluan</b><br />
<ol><li><i>Latar Belakang</i>. Pada bagian ini, uraikan secara jelas beberapa hal yang menjadi latar belakang munculnya kegiatan yang diusulkan (regulasi, kebijakan, rencana pembangunan baik nasional maupun daerah setempat, dsb).<br />
<br />
</li>
<li><i>Tujuan</i>. Pada bagian ini uraikan tentang tujuan dari kegiatan yang diusulkan secara rinci sehingga dapat terlihat adanya manfaat yang nyata dari kegiatan tersebut.<br />
<br />
</li>
<li><i>Lingkup Pekerjaan</i>. Pada bagian ini, uraikan secara rinci lingkup kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.<br />
<br />
</li>
<li><i>Output</i>. Pada bagian ini, uraikan secara rinci tentang hasil yang diharapkan setelah kegiatan yang diusulkan selesai dilakukan. Selain itu, pada bagian ini akan lebih bagus jika ditambahkan outcome (output jangka panjang) agar dapat terlihat manfaat dari kegiatan yang diusulkan juga mempunyai dampak jangka panjang.<br />
<br />
</li>
<li><i>Periode waktu pelaksanaan pekerjaan</i>. Bagian ini menjelaskan lamanya dan batasan waktu untuk melakukan pekerjaan tersebut.<br />
<br />
</li>
<li><i>Lokasi Kegiatan</i>. Bagian ini menjelaskan lokasi / tempat pelaksanaan dari kegiatan yang diusulkan tersebut.</li>
</ol><b>B. Pemahaman Terhadap Usulan Kegiatan</b><br />
<br />
Meskipun bagian ini bersifat optional, tapi dalam penyusunan proposal teknis bagian ini perlu dicantumkan sebagai suatu strategi dan justifikasi bahwa kita memahami benar apa yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Pemahaman terhadap usulan kegiatan, pada umumnya meliputi: (i) pemahaman terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan baik nasional maupun daerah, (ii) pemahaman terhadap lingkup kegiatan secara general (secara spesifik sebaiknya dibahas dalam bagian pendekatan dan metodologi), dan (iii) pemahaman terhadap lokasi kegiatan terkait dengan geografis, potensi dan hambatan sumberdaya lokal, serta data dan informasi wilayah yang terkait dengan kegiatan yang diusulkan.<br />
<br />
<b>C. Pendekatan dan metodologi</b><br />
<br />
Pendekatan dan metodologi dapat dikatakan sebagai “ruh” dari suatu proposal teknis, karena di dalamnya “mewakili” kemampuan kita dalam menjalankan usulan kegiatan tersebut secara efektif, efisien, dapat diterima dan memuaskan semua pihak yang terkait.<br />
<br />
Beberapa aspek yang perlu ditampilkan pada bagian ini, antara lain adalah sebagai berikut:<br />
<ol><li>Pendekatan (Approaches). Bagian ini lebih menekankan pada “apa” yang dapat dijadikan dasar pemikiran dalam pelaksanaan kegiatan yang diusulkan tersebut. Pendekatan yang dikemukakan dapat berupa pendekatan regulasi yang menjadi “payung” legalitas baik nasional maupun daerah, pendekatan wilayah (aksesibilitas, akseptabilitas, potensi dan kendala, dsb) maupun pendekatan teoritis yang dijadikan dasar dalam penyusunan metodologi.<br />
<br />
</li>
<li>Kerangka Pikir/Alur Pikir. Bagian ini merupakan kerangka/alur pelaksanaan kegiatan yang menghubungkan antara tujuan, pendekatan, proses, output dan outcome dari kegaiatan yang diusulkan tersebut. Kerangka pikir/alur pikir dalam suatu proposal teknis selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan metodologi yang akan diterapkan dan penyajiannya biasanya dalam bentuk tabulasi atau diagram alur.<br />
<br />
</li>
<li>Metodologi. Penyusunan suatu metodologi sebaiknya dilakukan setelah kerangka pikir/alur pikir telah selesai dibuat, sehingga metodologi tersebut dapat lebih sistematik, fokus dan logis sesuai dengan tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan yang diusulkan.</li>
</ol>Sebagai suatu “ruh” dari proposal teknis, maka sebaiknya bagian pendekatan dan metodologi ini disusun oleh pihak yang benar-benar menguasai bidangnya terkait dengan kegiatan yang diusulkan tersebut.<br />
<br />
<b>Organisasi team personil pelaksana kegiatan</b><br />
<br />
Bagian ini menguraikan tentang kebutuhan personil sebagai pelaksana kegiatan yang disusun berdasarkan tugas dan keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan yang diusulkan. Selain itu akan lebih bagus jika kita dapat menggambarkan struktur organisasi team personil tersebut sehingga dapat terlihat alur koordinasi dan alur tanggung jawab dari tim tersebut.<br />
<br />
<b>Rencana kerja dan jadwal kegiatan</b><br />
<br />
Rencana kerja merupakan penjabaran dari metodologi berdasarkan tahapan-tahapan pekerjaan mulai dari persiapan, pelaksanaan pekerjaan hingga selesainya pekerjaan (pada usulan kegiatan tertentu diminta juga adanya tahapan pelaporan). Pada bagian ini juga perlu diuraikan keterlibatan personil di dalam setiap tahapan pekerjaan tersebut.<br />
<br />
Jadwal kegiatan merupakan uraian yang terkait dengan tahapan kegiatan berdasarkan alokasi waktu sesuai dengan batasan waktu tertentu yang telah ditentukan. Jadwal ini biasanya disajikan melalui tabulasi dalam bentuk barchart.<br />
<br />
<b>Profil dari pihak yang akan melaksanakan kegiatan</b><br />
<br />
Meskipun bersifat optional, di dalam proposal teknis perlu juga menampilkan profil dari pihak yang akan melaksanakan kegiatan yang diusulkan tersebut. Hal ini dilakukan agar pihak klien mengetahui pengalaman dan kemampuan calon pihak pelaksana kegiatan tersebut.<br />
<br />
Susunan outline tersebut di atas tidaklah bersifat mutlak karena tergantung dari “selera” dari masing-masing pihak yang terkait.<br />
<br />
Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml"><img alt="" src="http://www.feedburner.com/fb/images/pub/feed-icon16x16.png" style="border: 0pt none; vertical-align: middle;" /></a> <a href="http://feeds.feedburner.com/InformasiBudidayaUdang" rel="alternate" type="application/rss+xml">Subscribe in a reader</a><br />
<span style="color: #993300; font-weight: bold;"><br />
Artikel Terkait :</span><br />
<ol><li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2010/05/penyusunan-proposal-usaha-budidaya.html">Penyusunan Proposal Usaha Budidaya Udang 01 – Pemahaman Dasar</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-6.html">Shrimp Culture Area Development - (6)- Socio-Community Approach (English Version)</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-5.html">APengembangan Kawasan Budidaya Udang - (5) - Pendekatan Sarana Budidaya</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-4.html">APengembangan Kawasan Tambak Udang - (4) - Pendekatan Teknologi Budidaya</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-3.html">PPengembangan Kawasan Tambak Udang - (3)- Pendekatan Mikro Wilayah </a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development-2.html">Pengembangan Kawasan Tambak Udang - (2) - Pendekatan Makro Wilayah - Perairan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/shrimp-culture-area-development.html">Pengembangan Kawasan Tambak Udang (1) - Pendekatan Makro Wilayah - Lahan</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/arrangement-of-partnership-on-shrimp.html">Penyusunan Program Pengembangan Usaha Budidaya Udang dengan Sistem Kemitraan - Kerangka Pikir</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/partnership-system-concept-on-shrimp_19.html">Konsep Pola Kemitraan Pada Usaha Budidaya Udang - (2) - Dasar Pemikiran</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/partnership-system-concept-on-shrimp.html">Pola Kemitraan Pada Usaha Budidaya Udang - Latar Belakang</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/konsep-pengembangan-tambak-udang-bagian.html">Konsep Pengembangan Tambak Udang - Bagian 02</a><br />
</li>
<li><a href="http://marindro-ina.blogspot.com/2008/02/konsep-pengembangan-tambank-udang-01.html">Konsep Pengembangan Tambak Udang - 01</a></li>
</ol></div></div><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-5559712044484346";
/* adv_feed 336x280, created 4/29/08 */
google_ad_slot = "9049450657";
google_ad_width = 336;
google_ad_height = 280;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>marindrohttp://www.blogger.com/profile/10378109985835832547noreply@blogger.com1