tag:blogger.com,1999:blog-56533442225362555242024-02-07T20:36:37.766+07:00Aku Sang KejoraSesungguhnya alam adalah guru terbaik dan terlengkap apabila kita mau belajar kepadanyaKejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.comBlogger427125tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-52369774853662600452011-05-04T00:08:00.003+07:002011-05-18T12:04:19.682+07:00Apakah Ikan Mandarin?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – SANGAT populer diantara penggemar ikan akuarium air laut, ikan mandarin barangkali merupakan ikan dengan warna paling kaya dibandingkan ikan-ikan akuarium lainnya. Dengan seluruh tubuh ditutupi percikan warna hijau, biru dan merah, ikan kecil ini membuat akuarium yang diisi karang laut tampak cerah.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dan, inilah persoalan utama: dikarenakan keindahan warnanya, mereka dipanen dari karang-karang di selatan Samudera Pasifik dalam jumlah yang mencemaskan. Mereka tahan hidup di dalam tangkapan dan memakan hampir apa saja, yang menjadi daya tarik tambahan mereka. Mereka boleh saja menarik bagi manusia, namun ikan mandarin kurang menarik bagi para pemangsa di laut, terutama karena lapisan berlendir yang menutupi tubuh mereka yang berbau dab terasa tidak enak untuk para penyerang dan memiliki efek antibiotik untuk mikroba.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Biasanya para kolektor menangkapi ikan-ikan berukuran besar </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">―</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> berukuran 1-2 inci (2,5-5 cm) </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">―</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> untumk dipelihara. Sayangnya, pada ikan mandarin, ukuran menjadi penentu. Ikan jantan yang berukuran lebih besar berkemungkinan lebih besar juga untuk lebih berhasil dalam mencari pasangan. Ikan yang berukuran lebih kecil harus berjuang untuk menarik perhatian ikan betina, bahkan bila pesaing yang berukuran besar tidak ada di sekitar situ. Dengan demikian, kegagalan dalam perkawinan dapat menyusutkan jumlah ikan madarain di alam bebas. Mudahnya ikan mandarin beradaptasi pada kehisupan akuarium merupakan daya tarik ikan ini. Meskipun demikian, mudahnya mereka beradaptasi tidak menjamin mereka bisa bartahan hidup bila mereka tidak diurus dengan baik. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1141 Copyright © 2003 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEk3tq5OhV0odQOPTDxU-IEAvmzCoW7EPqv_kcvq8T3ggj0_5UnYDH-Ncj1RRxisTaVp2i_nXAnrN-wXAmo3Jsvtm0rdK_vMiFpShGGo9F4HMDn1MNAnXI4JAocArJ-Gka7DijC0r5f8Y/s1600/031214_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEk3tq5OhV0odQOPTDxU-IEAvmzCoW7EPqv_kcvq8T3ggj0_5UnYDH-Ncj1RRxisTaVp2i_nXAnrN-wXAmo3Jsvtm0rdK_vMiFpShGGo9F4HMDn1MNAnXI4JAocArJ-Gka7DijC0r5f8Y/s400/031214_ASK+Geoweek.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-6215982033930388422011-05-03T00:03:00.005+07:002011-05-03T09:32:35.430+07:00Di Manakah Pertemuan Terpedo?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – DALAM waktu enam bulan dalam tahun 1942, setelah serangan Jepang terhadap armada laut Amerika di Perl Harbor, Hawaii. Angkatan Laut Jerman mengirim sebuah armada kecil kapal selam-kapal selam untuk menghentikan arus kapal barang Amerika yang melintas Samudera Atlantik. Sukses yang dicapai U-boat menimbulkan keheranan orang-orang Inggris.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Selama paruh pertama tahun tersebut, kapal selam-kapal selam Jerman mampu menenggelamkan hampir 400 kapal barang yang membawa pasukan untuk mendukung perang di Eropa. Kawasan di sepanjang laut Samudera Atlantik begian Amerika Serikat menjadi daerah serangan <i>Operation Paukenschlag</i> (Pukulan Genderang) Jerman dan dikenal dengan julukan Pertemuan Terpedo.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Keberhasilan Jerman dalam menyerang kapal-kapal pengangkut barang berasal dari Inggris selama dua tahun dan dari kegagalan angkatan perang Amerika menyadari bahaya ancaman U-boat. Di dalam tragedi komedi kesalahan-kesalahan yang menyebabkan ribuan pelaut mati tersebut, kota-kota di sepanjang tepi pantai menolak memadamkan lampu-lampu mereka sehingga menyebabkan kapal-kapal dagang itu menjadi sasaran empuk terpedo karena siluet yang nyata di balik nyala lampu kota.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Angkatan Laut Amerika dan kapal-kapal Penjaga Pantai awalnya berada dalam posisi terdesak, dan patroli udara yang seharusnya ,mengawasi kapal selam milik Jerman di tugaskan ke tempat lain. Selama tujuh bulan lamanya, Angkatan Laut Jerman menguasai dasar laut pantai timur Amerika sebelum menarik diri ke kawasan tengah Atlantik ketika serangan balik Amerika mulai membaik. (NYTNS)<span style="text-transform: uppercase;"></span></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1134 Copyright © 2003 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-CJWge8I0mWuGWLW1Bhs1m4PPAL6HUOLsJUaeIhpfTmsh74UdhOQeuwbO5_WsL1cB4Qaa6e_HgMypMEh7RctGfvATTR9zIm3Mj4Xjt-eZVS419_JC_i_Mb66cMn1gPRv7T4fRRkNr_v0/s1600/031019_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-CJWge8I0mWuGWLW1Bhs1m4PPAL6HUOLsJUaeIhpfTmsh74UdhOQeuwbO5_WsL1cB4Qaa6e_HgMypMEh7RctGfvATTR9zIm3Mj4Xjt-eZVS419_JC_i_Mb66cMn1gPRv7T4fRRkNr_v0/s400/031019_ASK+Geoweek.jpg" width="323" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-63106148799573914032011-05-02T00:07:00.003+07:002011-05-02T14:12:24.728+07:00Akankah “Biofuel” Menghabisi Hutan Hujan Tropis?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – MERAMBAH hutan hujan perawan untuk ditanami tumbuhan penghasil “biofuel” adalah tindakan salah kaprah yang bukannya melestarikan lingkungan hidup, tetapi malah merusak.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertumbuhan biofuel seluruh dunia mungkin dapat mempercepat efek perubahan iklim. Akan tetapi penanaman lahan bekas tebangan yang telah rusak dan mengubahnya untuk produksi “biofuel” dapat berguna bagi lingkungan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada periode 2000-2007 produksi etanol dunia tumbuh empat kali lipat dan biodiesel sepuluh kali lipat. Pada 2005 investasi “biofuel” dunia mencapai 38 miliar dollar AS dan diperkirakan akan melonjak mencapai angka 100 miliar dollar AS pada 2010.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketika lahan tanaman pangan dialihkan menjadi lahan tanaman produksi bahan bakar, akan berdampak ganda; jika produksi pertanian menurun, akibatnya terjadi kekurangan pangan dan harga pangan naik. Kelangkaan pangan ini seringkali lebih berdampak kepada orang miskin.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Studi oleh Stanford’s Wood Institute for the Environment menyimpulkan, ketika hutan hujan tropis ditebangi dan dibakar untuk membuka lahan pertanian, diperlukan ratusan tahun untuk melunasi “utang karbon” akibat pembukaan lahan tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Studi juga menyimpulkan, jika negara-negara yang berinvestasi pada produksi “biofuel” menggunakan lahan pertanian yang rusak atau lahan lain yang dapat ditanam daripada membuka lahan tebangan baru, “biofuel” dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Biofuel” memberikan tantangan bagi pemerintah dan industri untuk membuat kebijakan dan insentif yang mengatur penggunaan sumber daya lahan secara lebih bijak daripada perusahaan hutan hujan tropis.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQo2-KNMytcJfgAAbZUEidIONxu_utQVMlAIDkfXImo9Km4Dw8NCKEj0CFgWVYP3W_AR_RVYnZfkz8dLN1fzFpf1-D5UCzVcxmqa2lIMGfneDLeb1PyroY1WLBYvVBs1QI6K68rpsAlcM/s1600/0906_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQo2-KNMytcJfgAAbZUEidIONxu_utQVMlAIDkfXImo9Km4Dw8NCKEj0CFgWVYP3W_AR_RVYnZfkz8dLN1fzFpf1-D5UCzVcxmqa2lIMGfneDLeb1PyroY1WLBYvVBs1QI6K68rpsAlcM/s400/0906_ASK+Geoweek.jpg" width="302" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-33218142782731310322011-05-01T00:05:00.003+07:002011-05-02T14:12:41.292+07:00Di Manakah Sigiriya?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – DI dataran tinggi di utara Sri Lanka terdapat batu granit setinggi 500 kaki (150 meter), lebih tinggi dari hutan disekitarnya. Batuan padat berwarna merah yang di sebut “Gunung Singa” itu mendominasi lanskap di sana.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Batu itu merupakan pusat perhatian di Sigiriya, ibu kota Raja Kassapa I pada abad ke-5. Raja membangun istana yang diperkuat di atas batu itu selain kota yang menglilingi dasar batu tersebut. Sigiriya terkenal karena taman-taman berteras dan saluran pengairan yang detail, termasuk kanal, penampungan air di bawah tanah dan air mancur.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tampilan lain Sigiriya yang menakjubkan adalah singa raksasa dari batu yang dibangun di dasar alah satu sudut batu itu. Sebuah tangga menuju ke puncak gunung berawal di antara cakar singa dan menuju ke mulutnya. Kini yang tersisa hanya kaki-kaki dan beberapa anak tangga pertama singa itu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kira-kira separuh perjalanan di sisi batu terdapat cermin dinding dari lapisan mengilat dan halus. Dinding itu ditutupi grafiti dari para pengunjung yang datang ke lokasi antara abad ke-6 dan abad ke-14. banyak tulisan itu berupa puisi dan termasuk tulisan tertua dalam bahasa Sinhalese.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hampir dua lusin lukisan dinding yang tersisa dari semula 500 lukisan yang menghiasi dinding batu raksasa itu. Lukisan-lukisan dinding itu dikenal sebagai “The Maidens of the Sky” memperlihatkan sosok-sosok feminim yang banyak orang mempercayai merupakan cerminan apsara (sosok dari surga).</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lukisan dinding itu dilukis dengan pewarna yang dicampur lempung basah dan membuat kawasan itu mendapat pengakuan internasional karena keindahannya yang unik dan keterampilan teknis para pelukisnya.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sigiriya menjadi biara pemeluk Buddha setelah Kassapa meninggal, tetapi akhirnya ditinggalkan. Tempat itu telah menjadi puing pada tahun 1895 ketika ditempatkan arkeolog Inggris, HCP Bell.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Banyak bagian di Sigiriya telah direstorasi dan tempat itu dikunjungi ratusan ribu orang setiap tahunnya. Sigiriya dijadikan Warisan Cagar Budaya oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1982.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnJan-zU9ZP5OxgE6FbL_G8Qudy8GiFByuvvfGzhVS5l8FbmhIQMvGPMURIan4XTfUZy6F2C2-ycu1_YFMCcYE2-Re8Y01lMFDjawVJAktutWymAlePtEAVzzGw5xIamux8eXLONVDHlw/s1600/0905_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnJan-zU9ZP5OxgE6FbL_G8Qudy8GiFByuvvfGzhVS5l8FbmhIQMvGPMURIan4XTfUZy6F2C2-ycu1_YFMCcYE2-Re8Y01lMFDjawVJAktutWymAlePtEAVzzGw5xIamux8eXLONVDHlw/s400/0905_ASK+Geoweek.jpg" width="317" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-73925062066483540682011-04-30T00:02:00.004+07:002011-04-30T00:02:00.420+07:00Di Manakah Letak Kekaisaran Austro-Hongaria?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – DUA monarki yang memrintah Kekaisaran Austro-Hongaria selama setengah abad mengatur salah satu pusat kekuatan sangat besar di Eropa pada abad ke-19. kekaisaran itu dibentuk tahun 1867 setelah Austria dikalahkan oleh Prussia dalam Perang Tujuh Minggu tahun sebelumnya.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mencari dukungan untuk posisi politik Austria yang rapuh setelah peran tersebut. Franz Joseph Kaisar Austria dan Raja Hongaria, berkompromi dengan kebangsawanan Magyar dari Hongaria.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kompromi itu menghasilkan Kekaisaran Austria-Hongaria yang menyatukan 50 juta orang di bawah pemerintah Franz Joseph, serta menyatukan kekuatan militer, kebijakan luar negeri dan sistem keuangan Austria dan Hongaria mempertahankan parlemen yang terpisah yang mengatur kelompok etnis dan kebangsaan lain dalam kekasisaran itu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Meliputi luasan 741.491 mil2 (675.000 km2) kekaisaran terdiri dari apa yang sekarang menjadi Austria, republik Ceko, Hongaria dan Slowakia, serta sebagian dari Bosnia dan Herzegovina, Kroasia, Italia, Montenegro, Polandia, Rumania, Serbia dan Slovenia.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Austro-Hongaria berselisih dengan Rusia dan Serbia semasa pecahnya Kekaisaran Ottoman pada awal 1900-an. Pada 28 Juni 1914, Archduke Francis Ferdinand, pewaris Kekaisaran Austro-Hongaria dibunuh oleh orang Serbia di Sarajevo, Bosnia.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setahun kemudian, didukung oleh Jerman Austro-Hongaria mengumumkan perang pada Serbia. Konflik itu meluas menjadi Perang Dunia I dengan memicu aliansi dan perjanjian tumpang tindih di antara berbagai kekuatan Eropa. Pada akhir perang, sebagian besar negara-negara anggota Austro-Hongaria menjadi negara-negara merdeka menyebabkan akhir dari kekaisaran itu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54HwbUFUYHo71FiIoxZ1C2C1O0ujXWytD7P6llUb2p1fiYY-LuHw8dDp63EzSIoVbRwoMCSuu819TSRd7JdeAAPjxTmbzgzsBQBqxbPIbkUPz2j3si0p7cBxXFtmKyHLJbq-eydHfXM4/s1600/0904_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54HwbUFUYHo71FiIoxZ1C2C1O0ujXWytD7P6llUb2p1fiYY-LuHw8dDp63EzSIoVbRwoMCSuu819TSRd7JdeAAPjxTmbzgzsBQBqxbPIbkUPz2j3si0p7cBxXFtmKyHLJbq-eydHfXM4/s400/0904_ASK+Geoweek.jpg" width="313" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-20927980749438826332011-04-29T01:00:00.006+07:002011-04-29T01:00:04.727+07:00Apa yang Ditemukan Para Pekerja di Buenos Aires?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – SUNGAI Plata adalah sebuah muara di pantai utara Argentina yang terbentuk oleh delta Sungai Uruguay dan Sungai Parana. Pelabuhan alam yang dibentuk Plata membantu pelabuhan di dekat situ. Buenos Aires, menjadi pelabuhan tersibuk pada abad ke-18. “Kota Pelabuhan” merupakan penghubung penting antara Dunia Baru dan Eropa, dimana kapal besar dan kecil mengangkut barang dagangan melintasi Atlantik. Pada pertengahan 1700-an, kadang-kadang salah satu kapal-kapal kayu besar milik Spanyol (galeon) merapat di Plata.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam dekade-dekade berikut, ketika pelabuhan tua itu mengalami sedikmentasi serta Buenos Aires tumbuh dan meluas, sebuah kapal kayu besar takm dikenal terkubur sedimen sedalam 21 kaki (7 meter). Bangkai kapal itu digali pada tahun 2008 oleh pekerja konstruksi yang sedang mengerjakan fondasi kompleks apartemen mewah di kota Puerto Madero.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan diawasi para arkeolog yang bekerja bersama perusahaan konstruksi, meriam, kayu, tali, dan toples keramik berisi minyak zaitun ditemukan dari lokasi penggalian. Pekerjaan konstruksi di kompleks itu ditunda sampai pengangkatan sisa-sisa kapal selesai.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setelah melalui restorasi, kapal kayu bertingkat itu akan dipamerkan di museum. Artefak berusia 250 tahun itu tidak membawa harta karun, kecuali timbunan sejarah yang menarik dipelajari.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIO6wUJw8_-mGjDnDGjRvZkX6tKeJD9IxGFqjAz042nZJkXBQfTpcFio_ENV3gj_9w8ZV6WMm_p_dLrAiyz8wyjBktPud58c5ED91K5IpYBxP3LNgeyGRwxWtqt1nWsWREUOsh_ih9efY/s1600/0903_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIO6wUJw8_-mGjDnDGjRvZkX6tKeJD9IxGFqjAz042nZJkXBQfTpcFio_ENV3gj_9w8ZV6WMm_p_dLrAiyz8wyjBktPud58c5ED91K5IpYBxP3LNgeyGRwxWtqt1nWsWREUOsh_ih9efY/s400/0903_ASK+Geoweek.jpg" width="317" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-50439032771963146742011-04-28T00:45:00.004+07:002011-04-28T08:33:28.262+07:00Di Manakah Pegunungan Pyrenees?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – SEBAGIAN besar wilayah barat Benua Eropa, yaitu Semenanjung Iberian, terpisah dari Perancis ileh rangkaian pegunungan yang dinamakan Pyrenees. Nama Pyrenees cukup populer karena kerap muncul dalam rute balap sepeda tour de France.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pegunungan Pyrenees terbujur dari Teluk Biscay kearah tenggara sejauh 425 km menuju Laut Mediterania. Wilayah timur dan barat pegunungan tersebut. Menandai batas-batas politik dan budaya yang penting.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di Pyrenees bagian barat terdapat Basque, yang terletak di timur laut Spanyol dan barat daya Perancis. Basque merupakan komunitas etnis yang mendiami kawasan itu sejak masa pra-Romawi. Di bawah konstitusi Spanyol tahun 1978, Basque, yang terus menyuarakan kemerdekaan itu, emiliki pemerintahan otonomi.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Adapun Pyrenees bagian timur tedapat Catalonia, sudut historis spanyol yang pernah menjadi koloni Yunani dan Carthaginian. Di bagian tengah pegunungan Pyrenees terletak Andorra yang luasnya 460 kilometer persegi, yang merupakan salah satu Negara termungil di dunia. Selain di kenal sebagai daerah tujuan wisata, Andorra juga merupakan tempat berlindung para pembayar pajak. Warga Andorra umumnya memiliki umur panjang dengan tingkat harapan hidup tertinggi kedua du dunia, yaitu 82 tahun. </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgED4Cm3DTZ7pP_xMsi84piWSZ9Di2JJAgopn_1uEzyNXUQeUZwXJEBrRDODixDzAZ6rCoIPwkw6kxQKr2Fq-2Qa2XC_JofZyKye3az6XkNj6ARMPPCuD_5hC7E6XqrxkVnQYCg50JIQOQ/s1600/0907_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgED4Cm3DTZ7pP_xMsi84piWSZ9Di2JJAgopn_1uEzyNXUQeUZwXJEBrRDODixDzAZ6rCoIPwkw6kxQKr2Fq-2Qa2XC_JofZyKye3az6XkNj6ARMPPCuD_5hC7E6XqrxkVnQYCg50JIQOQ/s400/0907_ASK+Geoweek.jpg" width="316" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-77952807917808581952011-04-27T00:52:00.005+07:002011-04-27T08:38:19.458+07:00Di Manakah Letak Kekaisaran Ottoman?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – KEKAISARAN Ottoman (1301-1922) mengontrol daerah sangat luas yang terbentang di tiga benua dan merupakan salah satu kekaisaran tertua dalam sejarah.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Berawal dari beberapa negara bagian kecil di Turki. Kekaisaran Ottoman lahir di Asia Kecil dan secara bertahap menyerap Kekaisaran Bizantium. Dalam waktu satu abad, masyarakat Turki Ottoman beradaptasi dari pejuang nomad menjadi penguasa dari kekaisaran yang sangat besar.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada masa puncaknya abad ke-16, Kekaisaran Ottoman termasuk juga Bulgaria, Mesir, yunani, Hongaria, Jordania, Lebanon, Macedonia, Palestina, Romania, Suriah, Turki, sebagian Jazirah Arab, dan sebagian besar kawasan pantai utara Afrika.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ottoman mempertahankan kekuasannya dengan menggunakan sistem militer berbasis perbudakan, pendidikan yang dijalankan negara dan kehakiman, serta kecenderungan mengembangkan aliansi di antara konstituensi politik dan keagamaan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kebanyakan keberhasilan mereka berlangsung tujuh abad dan berada di satu keluarga penguasa. Puncak kejayaan kekaisaran Islam ini adalah pada masa Sulaiman yang Cemerlang (1520-1566). Kesusastraan, seni dan arsitektur berkembang pesat, dan Sulaiman tuntas memperbaiki sistem hukum Turki. Kematiannya menandai dimulainya kemunduran panjang kekaisaran ini.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada tahun 1571 orang-orang Ottoman kehilangan sebagian besar kekuatan lautnya karena Spanyol dan Austria dalam pertempuran Lepanto. Perang Russia-Turki dan Yunani pada awal tahun 1800-an semakin memperlemah kekaisaran itu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Turki yang modern muncul pada tahun 1922 ketika kekuatan nasionalis menggulingkan sultan.Gerakan nasional memperoleh kekuatan setelah Perang Dunia I ketika Perjanjian Sevres di tandatangani pada Oktober 1918, menghapuskan sisa Kekaisaran Ottoman.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkQ6JqeBrUIwVXoVuSYfVm3-GfzRZNGIrnfu9iGvo0BTAEdeTS9uUSjTEvtp7SMKcXUm57D8x0Qc5bW4oJrfHzs7_7XOYdBwy2JVXhZH8MER3MYN6MgGigeay6xWfDZUxptjjnIvBShtQ/s1600/Geoweek+09+01_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkQ6JqeBrUIwVXoVuSYfVm3-GfzRZNGIrnfu9iGvo0BTAEdeTS9uUSjTEvtp7SMKcXUm57D8x0Qc5bW4oJrfHzs7_7XOYdBwy2JVXhZH8MER3MYN6MgGigeay6xWfDZUxptjjnIvBShtQ/s400/Geoweek+09+01_ASK+Geoweek.jpg" width="316" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-38657574334414889722011-04-26T00:39:00.002+07:002011-04-26T11:04:51.077+07:00Di Manakah Teleskop Optis Terbesar di Dunia?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – TELESKOP Kembar di Keck Observatory di puncak gunung berapi Mauna Kea, Hawaii, selama hampir dua dekade memegang rekor sebagai teleskop optis terbesar dunia. Namun, pada awal tahun 2009 teleskop kembar itu dikalahkan oleh Gran Telescopic Canarias atau GTC.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GTC berada di lokasi 7.874 kaki (2.400 meter) di atas permukaan laut di puncak Kepulauan Canary berharga 180 juta dollar AS dan dimiliki bersama oleh Spanyol, Meksiko dan University of Florida, Amerika Serikat. cermin tersegmentasi GTC yang lebarnya 34 kaki (10,4 meter) itu hanya sedikit lebih lebar daripada teleskop Keck yang lebarnya 33 kaki (10 meter).</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cermin GTC tersusun dari 36 cermin kecil bersegi enam. Tiap cermin secara individual dikontrol dan dapat diatur sesuai kebutuhan dengan ketepatan berskala nanometer untuk menadikan satu kesatuan seperti selembar gelas.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sensor dan penggerak yang dikontrol komputer pada tiap potong cermin dapat diatur posisinya ribuan kali perdetik. Penyesuaian yang cermat imi memungkinkan para astronom mengoreksi efek buram dari atmosfer demi mendapatkan pengamatan yang jernih atas obyek yang jaraknya bertahun cahaya dari Bumi.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cermin-cermin GTC yang bentuknya mirip sarang lebah ini bobotnya ratusan ton. Satu cermin tunggal dengan dimensi yang sama dapat mudah berubah bentuk dan menjadi tak berguna untuk keperluan observasi. </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3aXcak3KDrSJ-Ttaej5fYhHOvy1V_EPJ1yLcUwNckReKP0Cwfajjba5N-4N9BTNojyUL8kFsKj1Mwqu_S0zHiBf2GDwj1Y-fH6DBM74hcaRNonMS_Cf7T6oUys9-KHfJ_bfaXhg4Uc40/s1600/100110_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3aXcak3KDrSJ-Ttaej5fYhHOvy1V_EPJ1yLcUwNckReKP0Cwfajjba5N-4N9BTNojyUL8kFsKj1Mwqu_S0zHiBf2GDwj1Y-fH6DBM74hcaRNonMS_Cf7T6oUys9-KHfJ_bfaXhg4Uc40/s400/100110_ASK+Geoweek.jpg" width="313" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-24838325631745304432011-04-25T00:49:00.004+07:002011-04-25T16:38:00.207+07:00Di Mana Tiupan Angin Terkencang di Dunia?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – PUNCAK Gunung Washington, yang berada pada ketinggian 1.916 meter, selama ini dianggap sebagai tempat yang memiliki cuaca terburuk di dunia. salah satu alasannya, pada 12 April 1934, terekam tiupan angin terkencang dengan kecepatan sekitar 372 kilometer per jam di puncak gunung itu.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Namun, ketika para ahli meteorologi meneliti data cuaca ekstrem dari selruh dunia pada awal tahun 2010, mereka menemukan tempat yang tiupan anginnya melebihi rekor Gunung Washington yang telah bertahan selama 60 tahun. Rekor baru itu terjadi pada tahun 1996 ketika topan Olivia menyerang Pulau Barrow, Australia, dengan kecepatan 40 kilometer per jam.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Toh, Gunung Washington tetap memegang rekor cuaca terburuk di dunia karena cuacanya yang ekstrem. Hal itu, antara lain, terlihat saat hujan salju selama 24 jam pada tahun 1964 yang meninggalkan lapisan salju setebal 124,5 cm. rata-rata temperatur di titik itu adalah minus 3 derajat Celsius dan rata-rata salju turun setiap tahunnya setebal 648,5 cm.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rkstremnya cuaca di Gunung Washington diakibatkan posisi puncak gunung yang menjadi titik persimpangan badai yang datang dari barat menuju timur Amerika dan Kanada. Apalagi, jajaran gunung di New England ikut berperan “menyalurkan” badai yang bergerak menuju puncak Gunung Washington. Alhasil, ada sekitar 100 hari dalam setahun di mana angin bertiup dengan kekuatan topan di tempat itu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2010 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv0uKI85w_U37iOB4nlwCQY686q0ZtNRf1EaU4WM4zW6AsDU27BMhftisBujKTUxjlm6P6qeG1C_pTXksl9PzD5SRuMe4xQapO7ksbFFocN6cZeLu0_8sYX6URmyxzjbQz3Gz3Tch4_Mc/s1600/100321_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv0uKI85w_U37iOB4nlwCQY686q0ZtNRf1EaU4WM4zW6AsDU27BMhftisBujKTUxjlm6P6qeG1C_pTXksl9PzD5SRuMe4xQapO7ksbFFocN6cZeLu0_8sYX6URmyxzjbQz3Gz3Tch4_Mc/s400/100321_ASK+Geoweek.jpg" width="315" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-54738866989384290472011-04-24T00:41:00.004+07:002011-04-25T16:37:45.924+07:00Bagaimana Kepiting Membunuh Burung?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – BURUNG red knot, sejenis burung kedidi, yang biak di Kanada dan melalui musim dingin dengan terbang ke Amerika Selatan, emlakukan migrasi terpanjang dibandingkan dengan semua jenis burung. Mereka menempuh perjalanan sejauh 10.000 mil (16.000 km), termasuk berhenti di Teluk Delware.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketika berhenti di Teluk Delware burung-burung itu menikmati santapan sedap, yaitu horseshoes-crab (Limulus polyphemus). Burung red knot bisa tiap tahun bersamaan dengan saat Limulus memijah, lalu memakani telur itu sebelum melanjutkan terbang ke selatan. Telur itu menyediakan nutrisi yang sangat penting mempertahankan bobot tubuh, faktor penting untuk memastikan keberhasilan migrasi jarak jauh itu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Selain menjadi pakan red knot. Limulus juga merupakan umpan populer untuk penangkapan ikan komersial. Pada akhir 1990-an ekor menjadi dua juta ekor per tahun, populasi red knot anjlok drastis.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pembatasan untuk pemanenan kepiting tersebut yang diberlakukan pada 1997, kemudian dicabut. Upaya oleh badan perlindungan alam pusat dan negara bagian Amerika Serikat untuk melindungi red knot dan Limulus polyphemus kini terus dilakukan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sampai ada upaya perlindungan lebih jauh terhadap wilayah tempat mereka mencari makan di Teluk Delware, red knot akan terus terancam keberadaannya </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRHDL-c_MZBEyZUbPDQyl8MOmrvz6-VAep57SVL1Oea7LjnAyeued6Cia-HOVg90si74l3T-jbkYWEZJ0vy3ZwD8m0PGSv1awsCcfQqXc-YH2nVPYUzY6znjQI8_ZJ4aNdH_jJamPqYxo/s1600/090830_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRHDL-c_MZBEyZUbPDQyl8MOmrvz6-VAep57SVL1Oea7LjnAyeued6Cia-HOVg90si74l3T-jbkYWEZJ0vy3ZwD8m0PGSv1awsCcfQqXc-YH2nVPYUzY6znjQI8_ZJ4aNdH_jJamPqYxo/s400/090830_ASK+Geoweek.jpg" width="328" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-82622230742306333662011-04-23T00:38:00.004+07:002011-04-25T16:37:30.010+07:00Di Mana Anda Bisa Memanggang Mamoth?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – MEMANGGANG daging sapi, ayam, atau babi adalah hal biasa yang dilakukan masyarakat saat ini. Hamburger, hotdog dan sosis menjadi makanan berbahan daging giling saat ini. Namun, situasinya berbeda 32.000 tahun lalu.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Orang-orang Eropa prasejarah juga suka memanggang daging, tetapi mereka membuat daging panggang dalam ukuran sangat besar dengan memanggang mamoth, hewan sepupu gajah yang berasal dari masa prasejarah dan berukuran raksasa serta berbulu.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> erkeolog di Ceko menggali dapur besar di mana daging mamoth dimasak dengan cara dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan pemanas. Dapur itu menunjukkan tempat pembakaran yang dikelilingi liang-liang untuk merebus, dan mungkin ditutupi oleh struktur yang mirip dengan kemah suku India.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dapur itu termasuk juga alat-alat dari batu, kerang berhias, batu pemanas, pisau pemotong daging dan barang-barang lain. Pecahan keramik, beberapa dengan sidik jari masih terlihat pada peralatan itu, dan manik-manik hiasan juga digali, sehingga membuat para ahli spekulasi bahwa dapur itu mungkin juga untuk keperluan ritual.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Selain sisa-sisa mamoth, lokasi pemanggangan dari zaman prasejarah itu juga menyimpan sisa-sisa rubah Arktik, kuda, kelinci, rusa dan serigala.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisumdaFy1Y8tIdNhLLg2gKWCQmHznOwkGioIiBOv75kC2IepOb3Ba5a2IesL2Ys1GLlcRA8mgkQJltezqL4EHGvYtYrajSHU4AzaJFcYlrJB6nCBBtZRpGOsSQ8YsOdOuQK9c7wUbk2eY/s1600/090823_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisumdaFy1Y8tIdNhLLg2gKWCQmHznOwkGioIiBOv75kC2IepOb3Ba5a2IesL2Ys1GLlcRA8mgkQJltezqL4EHGvYtYrajSHU4AzaJFcYlrJB6nCBBtZRpGOsSQ8YsOdOuQK9c7wUbk2eY/s400/090823_ASK+Geoweek.jpg" width="312" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-68185951052494437212011-04-22T00:35:00.008+07:002011-04-22T00:35:00.418+07:00Di Manakah “Pulau Dino”?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – DEPOSIT dinosaurus paling kaya di Eropa ditemukan di lokasi yang kelihatannya paling tidak mungkin. Ratusan fosil dinosaurus, termasuk jenis yang tidak ditemukan di tempat lain, digali dari batuan di Isle of Wight, sebuah pulau di England, Inggris. Jumlahnya begitu banyak sehingga pulau berbentuk intan itu dijuluki “Pulau Dino”.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada masa Cretaceous dan Jurassic, sekitar 130 juta tahun lalu, Isle of Wight merupakan merupakan bagian dari kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan daratan dengan apa yang sekarang adalah Belgia. Pulau itu merupakan bagian dari kompleks sungai di bagian pinggir hutan konifer yang amat luas. Kompleks itu berada lebih ke selatan di wilayah yang sekarang merupakan Afrika Utara.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rawa dan hutan tua pulau itu, yang rawan banjir dan kebakaran, berkombinasi dengan lingkungan alam subtropis menghasilkan kondisi dan endapan yang cocok untuk mengawetkan tulang. Laut tropis kemudian menutup kawasan tersebut, menambahkan endapan lumpur laut yang akhirnya memadat untuk membentuk lapisan lempung dan batuan kapur penuh berisi fosil.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Isle of Wight pertama kali diketahui sebagai sumber fosil dinosaurus pada masa Victoria ketika Charles Darwin mempelajari deposit yang terbentuk di sana. Ilmuwan modern masih menggali fosil di pulau itu. Dalam beberapa tehun terakhir, sisa-sisa empat jenis dinosaurus baru enam mamalia dari era dinosaurus dan lukisan hewan lain berhasil diidentifikasi.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di antara spesies dinosaurus yang ditemukan di isle of Weight terdapat “Velociraptor” yang menjadi terkenal karena film Jurrasic Park.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh6r_yl9YX0kwzaWGJ4BlROrjiSiVTuaohF291xy4M3fACdfZgm8P2vnwVnKKbu93SrUsTg8PrCLAyv_RSu9G97xi8pUPzjlMNR29Wsxkl6JoliCuigOkfRMn1UssCETavuBASYTgumw0/s1600/090802_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh6r_yl9YX0kwzaWGJ4BlROrjiSiVTuaohF291xy4M3fACdfZgm8P2vnwVnKKbu93SrUsTg8PrCLAyv_RSu9G97xi8pUPzjlMNR29Wsxkl6JoliCuigOkfRMn1UssCETavuBASYTgumw0/s400/090802_ASK+Geoweek.jpg" width="317" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-11733948108271786422011-04-21T00:31:00.004+07:002011-04-21T08:11:21.048+07:00Di Manakah Kubah Batu Berada?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – PENANDA kota paling nyata di bagian kota tua Jerusalem adalah kuba masjid berlapis emas milik umat Muslim, Kubah Batu. Kubah ini san kubah keperakan yang lebih kecil dari Masjid Al Aqsa menempati Haram esh Sharif, tempat yang dulu merupakan lokasi kenisah orang Yahudi, Sulaiman, dan Herodes.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kubah Batu mendapatkan namanya dari batu di mana bangunan itu didirikan. Batu yang dipandang suci oleh kaum Muslim itu diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ dan Mi’raj. Menurut tradisi orang Yahudi, batu itu juga tempat Ibrahim akan mengurbankan anaknya, Ismail.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bangunan itu aslinya dibangun pada abad ke tujuh oleh Khalifah Abdul al-Malik. Kubah itu direnovasi oleh Raja Hussein dari Jordania pada awal 1990-an. Saat renovasi oleh itulah kubah dilapisi dengan 5.000 lembar tembaga berlapis emas.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jerusalem</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> tua adalah tempat suci untuk tiga agama monoteis. Di sisi bawah Kubah batu terdapat Tembok Ratapan, reruntuhan barat Kenisah Kedua milik penganut Yudaisme. Tembok itu menjadi tempat orang Yahudi dari seluruh dunia berdoa.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di dekatnya ada Gereja Makam Suci yang menurut kepercayaan sebagian orang Kristiani berdiri di atas makan Yesus yang kemudian bangkit kembali. </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinFLzWn5aA29egmlLDaasAglkJgYqWJeK-7eNie4e4UGPduB_hKsp7H7q7YAIgGfe9W2WkMWc0VSREoCiDPuHsIMJJ28NeD7nHYigFExkNTv-rypqYPcCTmkizJHZZYh9ci68tv87qtdI/s1600/090419_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinFLzWn5aA29egmlLDaasAglkJgYqWJeK-7eNie4e4UGPduB_hKsp7H7q7YAIgGfe9W2WkMWc0VSREoCiDPuHsIMJJ28NeD7nHYigFExkNTv-rypqYPcCTmkizJHZZYh9ci68tv87qtdI/s400/090419_ASK+Geoweek.jpg" width="313" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-69523750488610267212011-04-20T00:28:00.004+07:002011-04-20T09:09:33.354+07:00Ada Apa di Bawah Danau Baikal?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – DENGAN kedalaman lebh dari 1 mil (1,6 km), Danau Baikal di Siberia menjadi danau paling dalam di Bumi. Danau ini terbentuk sekitar 25 juta tahun lalu akibat tabrakan tektonik lempeng-lempeng Asia dan India. Tabrakan itu menyebabkan retakan besar ─ lebar 30 mil (50 km) dan dalam 6,2 mil (10 km) ─ di kerak Bumi. Danau Baikal berada di tengah-tengah retakan itu.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ahli geologi mengikuti model zona-zona retakan yang telah diterima luas, berasumsi bahwa dasar retakan itu membentuk tonjolan besar di kulit Bumi. Tetapi, penelitian terbaru peneliti Denmark dari Universitas Copenhagen menawarkan pandangan lain; sasuatu yang berbeda terjadi di dasar Baikal.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan menggunakan berton-ton bahan peledak, para peneliti melacak gelombang suara dari ledakan di sekitar Danau Baikal untuk menentukan struktur retakan kerak Bumi dan mantel di bawahnya. Bukannya menemukan tonjolan seperti yang diindikasikan oleh model tradisonal, peneliti menemukan bahwa dasar retakan adalah rata.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penipisan kerak Bumi di bagian retakan kelihatannya dipicu oleh intrusi magma dari mantel yang kemudian mengisi retakan, menyebabkan bagian dasar danau rata. Data dari zona-zona retakan lain di Afrika dan Asia, yang diperiksa ulang karena adanya data baru diatas, mengindikasikan fenomena yang sama terjadi di lokasi-lokasi tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Model struktur zona-retakan ini membawa implikasi dalam memahami dinamika lempeng tektonik dan dalam pencarian minyak dan gas. Kebanyakan daerah yang kaya minyak, seperti daerah Graben Tengah di Laut Utara, ditemukan di sekitar zona-zona retakan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2009 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaHlyqh2mTmjyPHIV3whKxap1eEFQkmSpy-xZaZlUgF7CH9SsfazCucn3zqbgzCkxXqVaix5-AHA_oPjI6BL7QmSJ7yHeBTVL3S_U1JiDuYhd8spafOGPZSfmmy4O9HanItYsT-UK0vuA/s1600/090412_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaHlyqh2mTmjyPHIV3whKxap1eEFQkmSpy-xZaZlUgF7CH9SsfazCucn3zqbgzCkxXqVaix5-AHA_oPjI6BL7QmSJ7yHeBTVL3S_U1JiDuYhd8spafOGPZSfmmy4O9HanItYsT-UK0vuA/s400/090412_ASK+Geoweek.jpg" width="316" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-71933206351231582322011-04-19T00:17:00.003+07:002011-04-19T00:17:00.668+07:00Apa yang Istimewa dari “Mangabey” Dataran Tinggi?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – MAKHLUK ini adalah jenis monyet pertama yang ditemukan di Afrika dalam 20 tahun. Selain itu, mangabey dataran tinggi ini diharapkan akan memenangi tempat paling atas dalam daftar makhluk yang terancam punah di dunia.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Monyet jantan yang diamati di hutan gunung Tanzania panjangnya sekitar 3 kaki (kurang lebih satu meter). Mereka hidup jauh tinggi di puncak-puncak pohon yang tingginya sekitar 50-60 meter sehingga mereka punya cukup waktu untuk bersembunyi saat manusia mendekat. Hal ini pula barangkali yang menjelaskan mengapa monyet ini begitu terlambat ditemukan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dua tim peneliti menemukan koloni-koloni mangabey dataran tinggi yang terpisah sekitar 300 kilometer. Kedua tim melaporkan, primata ini memiliki bulu pipi memanjang dan jambul tinggi di kepala. Hal yang paling membuat para peneliti tersebut yakin sudah menemukan spesies baru adalah suara panggilan mereka yang unik, suara yang digambarkan sebagai “jeritan tuter”. Spesies mangabey lain mengeluarkan suara panggilan yang disebut sebagai “kokok-simpai”.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena makhluk baru ini ditemukan belakangan, para ahli perlindungan alam meyakini jumlah primata ini tidak banyak. Kenyatannya, menurut para peneliti mungkin jumlah mangabey dataran tinggi tinggal kurang dari 1.000 ekor. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1336 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghf7K8uM7UdZncX7djB7mQTXAwUZdtmdYPAef06lyVhTwb3qXFnyYv0ZyRj6M3xrhh0JRzORBouDMy7Lo9YDquVrmYPqJng74LkxwMByn9gJgeYSx-NF6Gcp8sRqWnJ8a0KoZ8zZAxwbU/s1600/050918_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghf7K8uM7UdZncX7djB7mQTXAwUZdtmdYPAef06lyVhTwb3qXFnyYv0ZyRj6M3xrhh0JRzORBouDMy7Lo9YDquVrmYPqJng74LkxwMByn9gJgeYSx-NF6Gcp8sRqWnJ8a0KoZ8zZAxwbU/s400/050918_ASK+Geoweek.jpg" width="323" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-3308932749829473652011-04-18T00:08:00.003+07:002011-04-18T09:47:20.737+07:00Apakah Lingkaran Batu Gambia?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – DALAM beberapa hal, lingkaran batu Gambia memiliki kemiripan dengan Stonehenge dan sejumlah tinggalan neolitik di Eropa. Lingkaran batu ini berada di Gambia dan negara yang bertetangga dengannya, Senegal, Afrika. Terdapat berbagai spekulasi mengenai arti dan penggunaan batu-batu tersebut, tetapi kebanyakan ahli sepakat bahwa mereka menandai kehadiran sebuah kebidayaan yang cukup canggih dan luas pengaruhnya.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lingkaran tersebut masing-masing adakalanya terdiri dari selusin hingga 20 batu. Batu-batu itu diukir dari bentuk alamiah batuan lunak yang banyak terdapat di kawasan tersebut, jenis yang cenderung mengeras akibat pengaruh cuaca.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tiap batu tingginya beragam, antara 1,8 hingga 8 kaki (60-245 sentimeter) dan diameternya 1-3,2 kaki (30-100 sentimeter). Beberapa berbentuk silinder, sementara yang lain runcing. Beberapa memiliki cekungan berbentuk mangkuk di bagian atasnya.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lingkaran batu di Eropa memiliki tujuan yang berhubungan dengan astronomi, tetapi lingkaran batu Afrika ini tampaknya berhubungan dengan praktik penguburan dan mungkin menandai lokasi di mana anak atau anggota keluarga disatukan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan beberapa batu berusia 850 tahun, monumen kuno ini muncul sebagai daya tarik baru untuk kedua bangsa yang dapat menjadikan monumen itu sebagai tujuan wisata. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1329 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgihO4k3legzTWNK5TINyIUV9ltjH0B5pjWP-qUPtonMYO5Aar3C4c_Us93atGwValk4_Ok7eZdssYJ1c5brpr4oK8SseOM2qkVLC5fvf-5u-iO1faovnsKofCu83pkSHB7YnALW-sTiao/s1600/050731_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgihO4k3legzTWNK5TINyIUV9ltjH0B5pjWP-qUPtonMYO5Aar3C4c_Us93atGwValk4_Ok7eZdssYJ1c5brpr4oK8SseOM2qkVLC5fvf-5u-iO1faovnsKofCu83pkSHB7YnALW-sTiao/s400/050731_ASK+Geoweek.jpg" width="316" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-43847978536534783652011-04-17T00:03:00.004+07:002011-04-18T09:47:41.952+07:00Apa yang Dapat Dijelaskan Fisika Mengenai Piramida?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – PIRAMIDA Matahari yang besar di luar Mexico City telah menarik perhatian arkeolog sejak ditemukannya dan merupakan piramida ketiga terbesar, Dibangun pada abad kedua Masehi, piramida ini mendominasi kota tua Teotihuactu, sebuah metropolis yang menampung hingga 100.000 orang pada masa kejayaannya.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketika para arkeolog telah menemukan dan memasuki ruang-ruang di dalam piramida-piramida besar di Mesir, saudara piramida Mesir yang terdapat di Dunia Barat ini dipenuhi dengan sampah dan debu letusan gunung berapi. Sampai saat ini tidak satupun ruang rahasia telah ditemukan di Piramida Matahari.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Situasi itu kemungkinan akan berubah, untungnya, berkat sepasang fisikawan yang berhasil merancang detektor partikel yang canggih di sebuah terowongan yang sempit sejarak 213 kaki (65 meter) di bawah puncak Piramida. Kedua fisikawan itu menggunakan muon, partikel yang secara alamiah terdapat di sana, yang menghantam Bumi pada jaumlah 12.000 per meter persegi (10,76 kaki persegi) setiap menit untuk melihat struktur bangunan yang tersembunyi.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada saat muon menghantam batuan di bagian atas, detektor akan memberi gambaran peta piramida. Bila mereka melalui ruang terbuka ─ seperti misalnya sebuah ruangan ─ yang garis tengahnya lebih besar dari 31,5 inci (80 sentimeter), ruang itu akan tampak dalam peta. Proses pemantauannya memang lambat dan mungkin dapat memakan waktu tahunan. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1321 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSr1cFEvufgAKASQdrq6Jma4TOVOWFy52vekI8ztwqwdLhV9M_YfiINb-eP-TbtqkRSRW8F1EqslfFLxrHwzJJjM9G-PXbXL3v7CIf4ejDzIZxaVe85Bue5bfsPfg6PY6rsCdrmSN7eX4/s1600/050619_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSr1cFEvufgAKASQdrq6Jma4TOVOWFy52vekI8ztwqwdLhV9M_YfiINb-eP-TbtqkRSRW8F1EqslfFLxrHwzJJjM9G-PXbXL3v7CIf4ejDzIZxaVe85Bue5bfsPfg6PY6rsCdrmSN7eX4/s400/050619_ASK+Geoweek.jpg" width="320" /> </a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-47742830328017265272011-04-16T00:55:00.004+07:002011-04-18T09:48:15.772+07:00Apakah Timbuktu Hanya Legenda?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – BAGI kebanyakan orang, Timbuktu hanyalah sebuah metafora untuk menyatakan tentang sebuah tempat yang teramat sangat jauh. Namun, selagi ia memang sering dipakai sebagai ungkapan, timbuktu sesungguhnya sebuah kota yang memiliki warisan agung dan menjadi saksi tumbuhnya peradaban di Afrika.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Timbuktu</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> terletak di jantung Mali di Afrika Barat, di sebelah barat daya Aljazair. Kota ini, diawali sekitar 900 tahun lalu sebagai tempat karavan beristirahat di dekat Sungai Niger. Sejumlah usaha pengolahan garam yang terletak di dekatnya memungkinkan terjadinya pertukaran garam dengan emas maupun budak. Timbuh pesat pada masa kerajaan Mali, dan kemudian di masa kerajaan Songhay, kota ini telah dikenal sebagai pusat kegiatan intelektual dan akademik di kawasan tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada abad ke-16, menyusul invasi oleh Maroko, kota ini menjadi sebuah pusat spiritual Islam. Namun, pada abad itu juga jalur perdagangan baru Portugis yang menyusur sepanjang pantai Afrika mengambil alih jalur darat yang melewati kota tersebut. Sejak itu populasi Timbuktu surut, dan sekarang kurang dari 30.000 penduduk, hanya sepertiga dari jumlah pada masa kejayaannya.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sekarang kota ini menghadapi ancaman dasyat, yaitu berupa gangguan terus-menerus dari Gurun Sahara yang menelan padang rumput di sekitar dan memanggang kawasan itu. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1320 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCZGRYrz1L3rU2242oXe-yWL_BHjoq8WNZVSu_LBzwrJBzcBDUaRGUOquYSgAxwjFIpGjuW0-tIML5CN4clzy0qSwFqGWHQ9k1gkPv2trVk7DnqiMGuQwcXZ8ZSoUe4YFZDM5Wp9dref8/s1600/050522_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCZGRYrz1L3rU2242oXe-yWL_BHjoq8WNZVSu_LBzwrJBzcBDUaRGUOquYSgAxwjFIpGjuW0-tIML5CN4clzy0qSwFqGWHQ9k1gkPv2trVk7DnqiMGuQwcXZ8ZSoUe4YFZDM5Wp9dref8/s400/050522_ASK+Geoweek.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-90551686617812903592011-04-15T00:43:00.005+07:002011-04-15T10:48:12.227+07:00Apakah Burung Hantu Menggunakan Peralatan?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – SATU spesies tertentu burung hantu kelihatannya menggunakan peralatan. Begitu kesimpulan sekelompok peneliti dari Alamaba dan Florida, Amerika Serikat. burung hantu penggali liang, <i>Athena cunicularia</i>, adalah salah satu burung hantu terkecil di dunia dan tempat hidupnya membentang dari Amerika Utara hingga Amerika Selatan. Burung ini adalah juga predator utama kumbang tahi.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jenis-jenis kumbang tahi bisa ditemui di semua permukaan Bumi, kecuali Antartika, dan kumbang-kumbang ini kegunaan utamanya adalah mengubah kotoran hewan menjadi tanah organik di alam bebas. Seekor kumbang tahi dewasa dapat mengubur kotoran hewan sebanyak 250 kali bobot tubuhnya dalam satu malam.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ahli biologi menemukan bukti bahwa <i>A cunicularia</i> mengumpulkan kotoran hewan menyusui dan menyebar kotoran itu disekitar liang mereka. Intinya, burung-burung hantu itu menggunakan umpan untuk menarik kumbang mendekat ke liang mereka pada malam hari ketika kedua jenis makhluk berbeda itu sama-sama mencari makan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketika para ahli biologi itu membandingkan sarang burung hantu yang disekitarnya bertebaran kotoran hewan dengan sarang yang tidak ada kotoran mamaliannya, para ahli menemukan bahwa burung hantu yang pertama mengkonsumsi 10 kali lebih banyak kumbang dibandingkan dengan burung hantu yang tidak menggunakan kotoran hewan di dekat sarangnya.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ilmuwan itu mengklaim bahwa dengan “memancing” kumbang memakai kotoran hewan, burung-burung hantu itu telah menunjukkan penggunaan peralatan yang secara langsung berguna untuk kelanjutan hidup mereka. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1311 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1p3V78HgdBbhO7QrFZjDvh1LFq6gLrioGHNYiOHIys4KEC8ZvsLTwnmYX-Nr-MSoPLGwcDZiFxNF-DoFj66QGAES3cTY8LyF-N_oSxUeIjUgPfiKZOX-sHBmn1-miZmsJZQDAf9jrGvc/s1600/050327_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1p3V78HgdBbhO7QrFZjDvh1LFq6gLrioGHNYiOHIys4KEC8ZvsLTwnmYX-Nr-MSoPLGwcDZiFxNF-DoFj66QGAES3cTY8LyF-N_oSxUeIjUgPfiKZOX-sHBmn1-miZmsJZQDAf9jrGvc/s400/050327_ASK+Geoweek.jpg" width="323" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-3595584321179378122011-04-14T00:25:00.001+07:002011-04-14T00:25:00.287+07:00Siapakah Perempuan-perempuan Laut Udo?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – SULIT membayangkan sebuah evolusi budaya yang paling tidak umum daripada evolusi yang menyebabkan perempuan-perempuan Udo, sebuah pulau di Korea Selatan, membalikkan struktur sosial. Di pulau itu, perempuan-perempuan Asia mengambil pekerjaan di tempat yang paling rendah di daerah itu, dan dengan melakukannya, mereka menjadi kepala keluarga dan matriarkh keluarga mereka.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Laki-laki menganggap menyelam di lepas pantai untuk mencari makan merendahkan mereka sehingga memilih pekerjaan lain. Tetapi, di kawasan di mana sebagian besar makanan berasal dari laut, kemampuan para perempuan tersebut menyelam memberi mereka kekuasaan.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka belajar menyelam sejak usia delapan tahun dan akhirnya berenang lepas pantai hingga perairan yang mencapai kedalaman 40 kaki (12 meter). Menahan napas hingga selama dua menit, para perempuan itu mencari abalon dan kerang-kerangan lain dari dasar laut sebelum mereka segera muncul ke permukaan untuk menghirup udara segar.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kebanyakan para perempuan itu kini berusia 50 tahun atau lebih tua. Mereka mengakui bahwa kemampuan menyelam berkurang bersama dengan bertambahnya umur. Turisme ke daerah ini dan pekerjaan bukan menyelam di sana menyebabkan para perempuan penyelam itu tidak lagi menjalani pekerjaan itu tidak lagi menjalani pekerjaan tradisional tersebut, yang mungkin akan membuat sekitar 5.000-an penyelam Udo menjadi kelompok yang berangsur hilang.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1345 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUQCyohyq6IOT6qPlSRx-JrlLrjlP-eSGbAFwrBy_80L7FnfQWGjWmvmheYbznLCIa1yH5TOyQBMx_APWctUs5ibn0dbObPAoHjKqDAiFI8upqUqsWKgHyCdyc1KNLfwWXg4f2vlutpz4/s1600/051127_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUQCyohyq6IOT6qPlSRx-JrlLrjlP-eSGbAFwrBy_80L7FnfQWGjWmvmheYbznLCIa1yH5TOyQBMx_APWctUs5ibn0dbObPAoHjKqDAiFI8upqUqsWKgHyCdyc1KNLfwWXg4f2vlutpz4/s400/051127_ASK+Geoweek.jpg" width="322" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-65000054060369882682011-04-13T00:48:00.004+07:002011-04-13T00:48:00.061+07:00Dimana Anda Dapat Menemukan Laba-laba Pembunuh?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – LABA-laba pembunuh dari Madagaskar tampak seperti monster di buku komik atau film fiksi ilmiah, yaitu robot laba-laba pembunuh yang dibayangkan meneror sebuah kampung. Untunglah, meskipun mereka nyata, laba-laba hanya memburu sesama laba-laba, tidak seseram namanya.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Baru-baru ini para peneliti menemukan sembilan jenis laba-laba pembunuh baru yang hidup di negara pulau itu. Jenis laba-laba pembunuh lainnya juga ditemukan di Afrika Selatan dan Australia, tetapi tidak satu pun serupa dengan yang ditemukan di Madagaskar.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Para</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> pembunuh fantastis ini memiliki leher panjang, rahang besar dan jaring beracun yang membuatnya bisa menyerang mangsanya dari jarak jauh. Laba-laba pembuhun itu satu dari sekian banyak jenis laba-laba yang berburu tanpa jaring-jaring.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sosok mereka bisa membuat orang yang takut pada laba-laba menghentikan langkah. Tetapi, santai saja, laba-laba pembunuh ini hanya 1/8 dari satu inci (2 mm) panjangnya dan mereka tidak berbahaya bagi manusia.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penemuan laba-laba pembunuh Madagaskar itu menambah jumlah jenis laba-laba pembunuh yang sudah diketahui hingga menjadi 21 jenis. Catatan fosil menunjukan, bagaimana laba-laba pembunuh itu dulu pernah tersebar luas ke seluruh dunia. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2006 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6M93l9RQ4LiemfC_NDl848_6aLLNeu0SB71NYr2yD2y80U715pPvbyexX2c0bhGkIuVjmQh-jKZ21wcaL3N5W_DviGwU1Jm_HNH27AbVy07Yg3hPYCWcaEjVWRPscs2HOfW3w6Fncg0/s1600/061203_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid6M93l9RQ4LiemfC_NDl848_6aLLNeu0SB71NYr2yD2y80U715pPvbyexX2c0bhGkIuVjmQh-jKZ21wcaL3N5W_DviGwU1Jm_HNH27AbVy07Yg3hPYCWcaEjVWRPscs2HOfW3w6Fncg0/s400/061203_ASK+Geoweek.jpg" width="318" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-24811675142782604912011-04-12T00:46:00.003+07:002011-04-12T09:24:23.847+07:00Apakah Biri-biri Australia Memiliki Bulu Emas?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – UNTUK mereka yang sedikit pengetahuan mengenai biri-biri, biri-biri jenis Saxon Merino yang dibiakkan di Australia kelihatan seperti biri-biri biasa. Tetapi mereka yang terlatih, mengetahui bedanya. Jenis biri-biri khusus ini hanya dipelihara di kawasan selatan Australia yang mendapat jumlah curah hujan cukup banyak, seperti kawasan Tasmania dan kawasan yang lebih basah dan dingin, seperti Victoria dan New South Wales.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di sana mereka berkembang dan menghasilkan wol berkualitas tinggi yang amat lembut berwarna putih cerah, dan berdiameter tiap helai bulunya seperlimabelas helai rambut manusia. Hewan ini kecil, dan seperti domba. Memiliki tanduk berulir yang melengkung. Tiap ekor biri-biri Merino menghasilkan 8,8-11 pon (4-5 kilogram) bulu pada tiap kali musim cukur.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Wol Merino dicari oleh setiap perancang busana, terutama di dunia untuk membuat pakaian dan jas yang paling mahal. Wol ini begitu berharga sehingga satu bal wol Saxon Marino harus disimpan dalam lemari besi terkunci karena harganya dapat mencapai 500.000 dolar AS. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">GW1330 Copyright © 2005 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDwuHJhZlTDoELxRJw5ffGew-HgtJDVfqmAa62e-Vn9gZZKYB_BwzJVyHPNSknh9P-1e6CTrjoiGiKpMEqY9ykO2FPmqiLaeZP8F-HT0JdWbwezWe_hUEdUeHTLYtjQt7sWty6rVHyPn0/s1600/050807_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDwuHJhZlTDoELxRJw5ffGew-HgtJDVfqmAa62e-Vn9gZZKYB_BwzJVyHPNSknh9P-1e6CTrjoiGiKpMEqY9ykO2FPmqiLaeZP8F-HT0JdWbwezWe_hUEdUeHTLYtjQt7sWty6rVHyPn0/s400/050807_ASK+Geoweek.jpg" width="323" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-65102741037738463682011-04-11T00:03:00.006+07:002011-04-11T09:30:47.971+07:00Apakah Beruang Kutub Menuju Punah?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – BERUANG kutub merupakan salah satu penyintas terakhir dan predator terbesar di Bumi. Perenang yang kuat serta pemburu tunggal dan cerdik, makhluk yang menakjubkan ini beradaptasi baik dengan kahidupan Arktik. Meskipun demikian, dengan begitu banyak sifat mengagumkan beruang kutub mungkin sedang menuju kepunahan.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Selama 30 tahun terakhir, efek pemanasan global telah menyebabkan penurunan jumlah laut es di kutub pada musim panas antara 15 persen sampai 20 persen. Beruang kutub menggunakan es di Arktik sebagai tempat berkembang biak, membesarkan anak-anak mereka dan berburu pakan utama mereka, anjing laut. Mencairnya es di kutub menghasilkan pembentukan es lebih, kemudian pada musim gugur dan pencairan es lebih awal pada musim semi. Hal ini memperpendek waktu beruang untuk mencari makan dan berbiak.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Beruang kutub mengakumulasi sebagian besar lemak tubuhnya setiap musim semi dengan memakan anjing laut yang jumlahnya menurun sejalan dengan menurunnya jumlah es kutub. Akibatnya, beruang kutub makan lebih sedikit dan menjadi 10 persen lebih kurus dibandingkan dengan 20 tahun lalu. Kemampuan anak-anak beruang kutub melalui tahun pertama hidup mereka turun dari 65 persen pada tahun 1980-an menjadi hanya 43 persen saat ini.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kecenderungan ini, ditambah faktor-faktor lain, mendorong Fish and Wildlife Service Amerika Serikat meminta agar beruang kutub dimasukkan dalam kategori “terancam kepunahan” di bawah Undang-Undang Spesies yang Terancam Punah AS. Jika beruang kutub mendapat status resmi “terancam”, mereka dapat menjadi ikon penting dalam mengatasi pemanasan global. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2007 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS-yBZJyb1B0NeKWbrxSIHEsw3C5yAt9ZQl6D97l-XqjbYPjcMJcxqWOc9g41Pu0yOvoqG3Puy1RKHuOBUcyQOMq7AdkrQluIYM3x0KdD28V6Qp1rgHfXFw24Hwa0723gH-rQecW1nxAU/s1600/070318_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS-yBZJyb1B0NeKWbrxSIHEsw3C5yAt9ZQl6D97l-XqjbYPjcMJcxqWOc9g41Pu0yOvoqG3Puy1RKHuOBUcyQOMq7AdkrQluIYM3x0KdD28V6Qp1rgHfXFw24Hwa0723gH-rQecW1nxAU/s400/070318_ASK+Geoweek.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5653344222536255524.post-8742598184562477432011-04-10T00:53:00.006+07:002011-04-11T09:31:09.556+07:00Di Manakah Terdapat Tawon Terbesar?<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Geoweek, Kompas</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> – TAWON dan tabuhan memiliki reputasi sebagai serangga yang agresif. Tabuhan muka gundul dan jaket kuning dikenal sebagai “penggertak” tawon di Amerika Utara, tetapi tidak di Jepang.</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jepang menjadi tempaty tinggal tawon terbesar, tabuhan raksasa. Serangga yang menakutkan ini panjangnya sekitar lima sentimeter (2 inci), bentangan sayapnya 7,6 sentimeter (3 inci) dan memiliki sengan sepanjang 6,4 milimeter (seperempat inci). Untungnya manusia bukan korban favorit mereka.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tabuhan raksasa berukuran lima kali lebih besar daripada lebah madu, yang diimpor oleh petani Jepang untuk keprluan pertanian. Tabuhan raksasa gemar memburu dan membunuh lebah madu. Seekor tabuhan raksasa dapat membunuh 400 lebah madu dalam semenit.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Satu “geng” tabuhan raksasa akan membabat habis satu sarang yang berisi 30.000 lebah madu. Menggunakan rahang mereka yang masif, tabuhan raksasa ini juga menyerang tawon dan tabuhan lainnya, bahkan serangga yang ukurannya lebih besar, seperti belalang sembah.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketika tabuhan raksasa bertemu manusia, akibatnya dapat menyakitkan, terutama untuk manusia, karena tabuhan raksasa menyuntikkan racun melalui alat sangatnya yang dapat melarutkan jaringan tubuh manusia. Disengat tabuhan katanya seperti disuntik dengan jarum panas. (NYTNS)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Copyright © 2006 The New York Times Syndicate</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXgaEAectCkErKtgtAmYycRYacmgG8iSwaQTlknXG4t9nq0f6_FAHwtve55UNVi90IRyl8gMBi9_bVvFVwyQf3SkTdo70E_FzrOqijztnpsXBkYmU4zVZDG6ijTvWdIUEWYRJ8AkXdKEQ/s1600/070225_ASK+Geoweek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXgaEAectCkErKtgtAmYycRYacmgG8iSwaQTlknXG4t9nq0f6_FAHwtve55UNVi90IRyl8gMBi9_bVvFVwyQf3SkTdo70E_FzrOqijztnpsXBkYmU4zVZDG6ijTvWdIUEWYRJ8AkXdKEQ/s400/070225_ASK+Geoweek.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber artikel dan gambar : Harian Kompas</span></div>Kejorahttp://www.blogger.com/profile/11518286584090057618noreply@blogger.com0